BAB
6
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu
1. Menjelaskan pengkajian keperawatan keluarga
2. Menjelaskan dan mengidentifikasi
data umum keluarga
3. Menjelaskan pengkajian riwayat dan
tahap perkembangan keluarga
4. Menjelaskan dan mengidentifikasi pengkajian
mengenai data lingkungan dalam keluarga
5. Menjelaskan dan menyebutkan struktur
keluarga dan fungsi keluarga
6. Menjelaskan pengkajian stress dan
koping keluarga
7. Menjelaskan dan melakukan pemeriksaan
fisik tiap anggota keluarga
8. Menjelaskan pengkajian tentang harapan
keluarga
A.
Pengkajian
Keperawatan Keluarga
Pengkajian adalah tahap awal dari proses
keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data
dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien. Tujuan dari pengkajian adalah untuk
mengumpulkan, mengorganisir dan mencatat data yang telah menjelaskan respon manusia
yang mempengaruhi pola-pola kesehatan klien (Handayaningsih, 2007).
Pengkajian berupa data subyektif dan data
obyektif. Data subjektif adalah data yang
didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan
kejadian, data subjektif diperoleh dari riwayat keperawatan termasuk persepsi
klien, perasaan, dan ide tentang status kesehatannya. Data objektif adalah data
yang dapat diobservasi dan diukur oleh perawat, data ini diperoleh melalui
kepekaan perawat (senses) selama
melakukan pemeriksaan fisik melalui 2S (sight,
smell) dan HT (hearing, touch/taste)
(Nursalam, 2008).
Pengkajian keluarga adalah suatu tahapan
dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus – menerus terhadap
anggota keluarga yang dibinanya. Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat
menggunakan metode : wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, Pemeriksaan
fisik dari anggota keluarga ( dari ujung rambut sampai ujung kaki ), Data sekunder, contoh : hasil
laboratoroum,hasil X-Ray, pap smear dll. Wawancara adalah mengadakan tanya
jawab pada pihak yang terkait yaitu pasien, keluarga pasien maupun petugas
pelayanan kesehatan yang ada. Metode ini dilakukan langsung pada saat proses
pengkajian keluarga. Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati perubahan perilaku klien dan keluarga selama proses berlangsungnya
pengkajian.
Pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe yaitu pemeriksaan yang
dilakukan dari ujung rambut hingga ujung kaki, mulai dari keadaan umum pasien,
kesadaran, tanda-tanda vital, pemeriksaan kulit sampai ekstermitas. Pemeriksaan
fisik bermanfaat dalam hal mendapatkan data yang lebih akurat melalui cara
langsung melihat, mendengar atau meraba bagian yang sakit,klien lebih yakin dan
percaya bahwa dia diperiksa dengan baik segera mendapatkan tindaklanjut jika
ditemukan ada permasalahan. Kegiatan pemeriksaan fisik antara lain:
1. Inspeksi
yaitu melakukan pemeriksaan fisik klien dengan cara melihat bagian-bagian tubuh
yang diperiksa guna menentukan apakah ada kelainan atau tidak.
2. Palpasi
yaitu pemeriksaan fisik dengan perabaan bagian tubuh tertentu, misalnya:
perabaan tubuh yang diduga ada tumor, radang, abses, pembengkakan, palpasi
untuk menetukan usia kehamilan, dan lain-lain.
3. Auskultasi
yaitu pemeriksaan fisik dengan cara mendengarkan bagian tubuh tertentu.
Auskultasi biasa menggunakan stetoskope
untuk memdengarkan denyut jantung, suara paru-paru dan bising usus.
4.
Perkusi yaitu
pemeriksaan fisik dengan cara mengetuk bagian-bagian tubuh tertentu dengan
tangan atau alat bantu lain misalnya: untuk mengetahui reflek patella dengan
hammer.
Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data
kualitatif dengan berpedoman pada buku panduan sehingga membantu perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan yang benar dan tepat (Handayaningsih, 2007).
Hal – hal yang perlu dikaji dalam
keluarga adalah :data umum keluarga, riwayat dan tahap perkembangan keluarga,
data lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping
keluarga, pemeriksaan fisik anggota.
B.
Data
Umum Keluarga
Pengkajan terhadap data umum keluarga
meliputi :
1. Nama kepala keluarga (KK)
Identifikasi
siapa nama KK sebagai penanggungjawab penuh terhadap keberlangsungan keluarga
2. Alamat dan telepon.
Identifikasi
alamat dan nomor telepon yang bisa dihubungi sehingga memudahkan dalam
pemberian asuhan keperawatan
1. Pekerjaan kepala keluarga
Identifikasi
pekerjaan kepala keluarga dan anggota keluarga yang lainnya berkaitan dengan
status kesehatan keluarga
2. Pendidikan kepala keluarga
Identifikasi
latarbelakang pendidikan kepala keluarga dan anggota keluarga lainnya sebagai
dasar dalam menentukan asuhan keperawatan.
3. Komposisi keluarga
Komposisi
keluarga menyatakan anggota keluarga yang diidentifikasi sebagai bagian dari
keluarga mereka. Komposisi boleh jadi tidak hanya penghuni rumah tangga, tetapi
juga keluarga besar lain atau anggota keluarga fiktif yang menjadi bagian
keluarga tersebut, tapi tidak tinggal dalam rumah tangga yang sama.
No.
|
Nama
|
JK
|
Hubungan
|
Umur
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
Ketr
|
Cara
pengisian: anggota keluarga yang sudah dewasa (orangtua) dicatat pertama,
diikuti anak-anak dengan susunan kelahiran mulai yang paling tua. Termasuk
anggota keluarga yang lain yang masih terhitung keluarga langsung ataupun tidak
langsung. Jika ada anggota besar atau teman-teman yang bertindak sebagai
anggota keluarga, meskipun tidak tinggal dalamm rumah tersebut, perlu
dimasukkan dalam bagian akhir dari daftar tersebut. Hubungan setiap anggota
keluarga tersebut, dan juga tempat dan tanggal lahir, pekerjaan dan pendidikan
juga perlu diidentifikasikan.
4. Genogram
Genogram keluarga
merupakan sebuah diagram yang menggabarkan konstelasi keluarga atau pohon
keluarga dan genogram merupakan alat pengkajian informative yang digunakan
untuk mengetahui keluarga dan riwayat serta sumber-sumber keluarga. Diagram ini
menggambarkan hubungan vertical (lintas generasi) dan horizontal ( dalam
generasi yang sama).
Cara membuat genogram:
Wright dan Leahay (1984) menjelaskan metode dasar termasuk mencatat data
tentang genogram keluarga, yaitu anggota keluarga yang ditempatkan dalam barisan
horizontal menggambarkan garis generasi. Misalnya, perkawinan dan hubungan
hokum adat digambarkan dengan garis horizontal. Anak-anak digambarkan garis
vertical, disusun berdasarkan urutan dari kanan ke kiri dimulai dari anak
tertua. Laki-laki digambarkan dengan kotak, sedangkjan wanita dengan lingkaran.
Garis horizontal terputus-putus menunjukkan berpisah atau bercerai. Anggota
rumah tanggal/keluarga diidentifikasikan dengan melingkari semua anggota rumah
tangga dengan garis terputus-putus.
Berdasarkan konvensi
yang digunakan dalam mendiagramkan pohon keluarga atau bagan genealogis dan
genetika, genogram keluarga memuat informasi tentang tiga generasi keluarga (
keluarga inti dan keluarga asal masing-masing orang tua). Tidak hanya keluarga
inti dan keluarga besar yang dimasukkan ke dalam genogram tetapi juga anggota keluarga
di luar keluarga yang telah tinggal dan mempunyai peranan penting (misalnya:
kelahiran, perkawinan, dan perceraian); status sehat/sakit, kelas sosial,
etnis, agama, pekerjaan dan tempat tinggal.
5. Tipe keluarga.
Menjelaskan
mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah – masalah yang
terjadi dengan tipe keluarga tersebut.
6. Suku bangsa.
Mengkaji
asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa
tersebut terkait dengan kesehatan.
7. Agama.
Mengkaji
agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
8. Status ekonomi social keluarga
Status
social ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga
maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status social ekonomi keluarga
ditentukan pula oleh kebutuhan – kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang – barang yang dimiliki oleh keluarga.
9. Aktifitas rekreasi keluarga
Rekreasi
keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama – sama untuk
mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan
radio juga merupakan aktifitas rekreasi.
C. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
10. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap
perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti. Contoh
:keluarga Tn.A mempunyai 2 orang anak, anak pertama berumur 7 tahun dan anak
kedua berumur 4 tahun, maka keluarga Tn. A berada pada tahapan perkembangan
keluarga dengan usia anak sekolah
11. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Menjelaskan
mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi keluarga serta kendala mengapa
tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi
12. Riwayat keluarga inti.
Menjelaskan
mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga, perhatian
terhadap pencegahan penyakit ( status imunisasi ), sumber pelayanan kesehatan
yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman – pengalaman terhadap pelayanan
kesehatan.
13. Riwayat keluarga sebelumnya.
Dijelaskan
mengenai riwayat keluarga sebelumnya pada keluarga dari pihak suami dan istri.
D.
Pengkajian lingkungan.
1. Karakteristik
rumah
Karakteristik
rumah diidentifikasikan dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah
ruangan,jumlah jendela,pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga,
jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang
digunakan serta denah rumah.
2. Karakteristik
tetangga dan komunitas RW.
Menjelaskan
mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang meliputi
kebiasaan, lingkungan fisik, aturan / kesepakatan penduduk setempat, budaya
setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3. Mobilitas
geografis keluarga.
Mobilitas
geografi keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
4. Perkumpulan
keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Menjelaskan
mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga
yang ada dan sejauhmana interaksi keluarga dengan masyarakat.
5. System
pendukung keluarga.
Yang
termasuk pada system pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang
sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas
mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota
keluarga dan fasilitas social atau dukungan dari masyarakat setempat.
E.
Struktur keluarga.
1. Pola
komunikasi keluarga.
Menjelaskan
mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
2. Struktur
kekuatan keluarga.
Kemampuan
anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah
perilaku.
3. Struktur
peran.
Menjelaskan
peran dari masing – masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
4. Nilai
atau peran keluarga.
Menjelaskan
mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yangberhubungan dengan
kesehatan.
F. Fungsi keluarga
1. Fungsi
efektif.
Hal
yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
2. Fungsi
sosialisasi.
Hal
yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauhmana
anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
3. Fungsi
perawatan kesehatan.
Menjelaskan
sejauhmana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat
anggota keluarga yang sakit. Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenai sehat –
sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan
perawatan kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melaksanakan tindakan, melakukan
perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat
dilingkungan setempat.
Hal
– hal yang dikaji sejauhmana keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan
keluarga yaitu :
a. Untuk
mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan. Yang perlu dikaji
adalah sejauhmana keluarga mengetahui mengenai fakta – fakta dari masalah
kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab dan yang
mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b. Untuk
mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
yang tepat. Hal yang perlu dikaji adalah :
1.
Sejauh mana kemampuan
keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah.
2.
Apakah masalah
kesehatan dirasakan oleh keluarga.
3.
Apakah keluarga merasa
menyerah terhadap masalah yang dialami.
4.
Apakah keluarga merasa
takut akan akibat dari tindakan penyakit.
5.
Apakah keluarga
mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
6.
Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan.
7.
Apakah keluarga kurang
percaya terhadap tenaga kesehatan.
8.
Apakah keluarga
mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.
c. Untuk
mengetahui sejauhmana keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Yang perlu
dikaji adalah :
1. Sejauhmana
keluarga mengetahui keadaan penyakitnya ( sifat, penyebaran, komplikasi,
prognosa dan cara perawatannya).
2. Sejauhmana
keluarga mengetahui tentang sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
3. Sejauhmana
keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.
4. Sejauhmana
keluarga mengetahui sumber – sumber yang ada dalam keluarga ( anggota keluarga
yang bertanggungjawab, sumber keuangan /
financial, fasilitas fisik, psikososial )
5. Bagaimana
sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Untuk
mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang
sehat. Hal yang perlu dikaji :
1. Sejauhmana
keluarga mengetahui sumber – sumber keluarga yang dimiliki.
2. Sejauhmana
keluarga melihat keuntungan / manfaat pemeliharaan lingkungan.
3. Sejauhmana
keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit.
4. Sejauhmana
sikap / pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi.
5. Sejauhmana
kekompakan antar anggota keluarga.
e. Untuk
mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan /
pelayanan kesehatan di masyarakat. Hal yang perlu dikaji :
1. Sejauhmana
keluaraga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan.
2. Sejauhmana
keluarga memahami keuntungan – keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas
kesehatan.
3. Sejauhmana
tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan.
4. Apakah
keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan.
5. Apakah
fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.
4. Fungsi
reproduksi.
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi
reproduksi keluarga adalah :
a.
Berapa jumlah anak.
b.
Bagaimana keluarga
merencanakan jumlah anggota keluarga.
c.
Metode apa yang
digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga.
14. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi
ekonomi keluarga adalah :
a.
Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan
dan papan.
b.
Sejauhmana keluarga
memanfaatkan sumber yang ada dimasyarakat dalam upaya peningkatan status
kesehatan keluarga.
G. Stres dan koping keluarga
1. Stressor
jangka pendek dan jangka panjang.
a. Stressor
jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu kurang lebih 6 bulan.
b. Stressor
jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2. Kemampuan
keluarga berespon terhadap situasi / stressor.
Hal
yang perlu dikaji sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi / stressor.
a. Strategi
koping yang digunakan.
Strategi
koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
b. Strategi
adaptasi disfungsional.
Dijelaskan
mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.
H. Pemeriksaan Fisik.
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik sama dengan pemeriksaan fisik di klinik.
Pemeriksaan
fisik dilakukan terhadap seluruh bagian tubuh dari ujung rambut sampai ujung
kaki (head to toe examination),
dan dilakukan dengan cara : Inspeksi, Auskultasi, Palpasi dan Perkusi.
a.
Keadaan
umum : ( amati perubahan fisik, perilaku dan sikap pasien
b.
Kesadaran : Compos mentis ( CM ), apatis,
somnolent, stupor, koma. Glasgow Coma Scale (
GCS ):
E
( Eye ) : ……………..
M
( Motorik ) : ……………..
V
( Verbal ) : ……………..
c.
TTV : TD : ….. mmHg,
R : … x/menit, N : …. x/menit, S : …. 0 C.
d.
Kulit :Inspeksi : kemerahan,
benjolan, nyeri, gatal – gatal, kering, perubahan warna, perubahan pada rambut
dan kuku.
e.
Kepala : rambut : kuantitas, penyebaran, tekstur, kulit kepala : benjolan atau lesi, tulang tengkorak : ukuran dan kontur
f.
Muka
/ wajah : simetri dan ekspresi wajah
g.
Mata :
Inspeksi :
posisi dan kesejajaran mata, kelopak mata, apparatus lakrimalis : berlebihan /
tidak, sclera dan konjungtiva, kornea, iris dan lensa. Pupil : ( ukuran, bentuk dan simetris, reaksi terhadap
cahaya ), pemakaian kaca mata / lensa kontak, fungsi penglihatan.
h.
Telinga : Bentuk,
ukuran, lubang telinga : serumen / otitis, katajaman pendengaran : uji weber ( kehilangan pendengaran
sensorineural )
i.
Hidung :
Inspeksi : mukosa
: warna / pembengkakan, septum nasal
: defiasi, perforasi,
Perkusi : nyeri tekan pada sinus
j.
Mulut dan Tenggorokan :
Bibir : warna, mukosa bibir
Rongga mulut : gigi ( karang gigi, karies, gigi tanggal, perdarahan gusi, gigi
palsu, radang gusi)
Lidah : kebersihan,
warna, fungsi pengecapan
k.
Leher
: Inspeksi / Palpasi :
posisi trakea, kelenjar tyroid, peningkatan vena jugularis
l.
Dada (
anterior/posterior ) :
Inspeksi :
bentuk ( normal / tong-barrel chest ), frequensi, irama, kedalaman dan upaya
bernafas, deformitas, gerakan pernafasan,
Palpasi : nyeri tekan, ekspansi dada, taktil fremitus,
Perkusi : Pekak ( cairan / jaringan padat ),
Auskultasi : bunyi
nafas : vesikuler, bronkovesikuler, penurunan bunyi nafas, krakres, mengi,
ronki
m.
Payudara
Inspeksi : ukuran, kontur, penampilan kulit, putting : ukuran, bentuk dan arah
putting, perhatikan kemerahan, ulkus atau raba putting,
Palpasi :
konsistensi, nyeri tekan
n.
Jantung :
Inspeksi:Pulsasi denyut
jantung
Palpasi : Arteri radialis : frequensi denyut
jantung, irama, Arteri. Karotis : amplitudo,
kontur, getaran ( thrill ), pulsasi.
Perkusi: Pekak
Auskultasi : murmur
jantung, bunyi jantung, Tekanan Darah
o.
Abdoment :
Inspeksi: kulit abdomen, umbilicus, kontur, simetri,
gelombang peristaltic,
Auskultasi : bising usus, desiran,
Perkusi : proporsi
dan pola tympani serta pekak,
Palpasi :
kekakuan / nyeri tekan, massa.
p.
Genetalia
Laki
– laki ;
Inspeksi :
Perkembangan penis dan kulit serta rambut, prepusium, gland penis, meatus
uretral, Skrotum : (kontur dari skrotum, kulit skrotum)
Palpasi : adanya
lesi atau korpus penis, testis : (benjolan, nyeri tekan).
Perempuan :
Inspeksi : rambut
pubis, mukosa vaginal,
Palpasi : nyeri / pembesaran kel. Bartholin’s
q.
Ekstremitas : jelaskan fungsi normal, kelainan atau
masalah pada ekstremitas .
I.
Harapan keluarga.
Pada akhir
pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang
ada.
RANGKUMAN
1. Pengkajian keluarga adalah suatu tahapan dimana
seorang perawat mengambil informasi secara terus – menerus terhadap anggota
keluarga yang dibinanya. Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat
menggunakan metode :Wawancara keluarga, Observasi fasilitas rumah, Pemeriksaan
fisik dari anggota keluarga ( dari ujung rambut sampai ujung kaki ), Data sekunder, contoh : hasil
laboratoroum,hasil X-Ray, pap smear.
2. Pengkajan terhadap data umum keluarga meliputi :nama
kepala keluarga, Alamat dan telepon, Pekerjaan kepala keluarga, Pendidikan
kepala keluarga, Komposisi keluarga, Genogram , Tipe keluarga, Suku bangsa,
Agama, Status ekonomi social keluarga, Aktifitas rekreasi keluarga.
3. Pengkajian riwayat dan tahap perkembangan
keluargameliputi: tahap perkembangan keluarga saat ini, tahap perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi riwayat keluarga inti dan riwayat keluarga sebelumnya.
5. Pengkajian lingkungan meliputi: karakteristik rumah,
karakteristik tetangga dan komunitas RW,
mbilitas geografis keluarga, perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat, system pendukung keluarga.
6.
Pengkajian struktur keluarga meliputi: pola
komunikasi keluarga, struktur kekuatan keluarga, struktur peran, nilai atau
peran keluarga.
7.
Pengkajian mengenai fungsi keluarga: fungsi efektif, fungsi sosialisasi,
Fungsi perawatan kesehatanyaitu kemampuan keluarga mampu mengenal masalah
kesehatan, mengambil keputusan untuk melaksanakan tindakan, melakukan perawatan
terhadap anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat
dilingkungan setempat, fungsi reproduksi dan fungsi ekonomi.
8.
Pengkajian mengenai stres dan koping keluarga meliputi: Stressor jangka
pendek dan jangka panjang, Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi /
stressor (strategi koping yang digunakan dan strategi adaptasi disfungsional).
9.
Pengkajian
keluarga disertakan pemeriksaan fisik masing-masing anggota keluarga, dilakukan
lengkap head to toe. Pengkajian pemeriksaan fisik dilakukan secara lengkap dari mulai
kepala sampai dengan ujung kaki, dimulai dari pengkajian keadaan umum,
kesadaran, pengukuran tanda-tanda vital, pemeriksaan kulit, kepala, mata,
telinga, hidung, mulut, leher, dada, payudara, jantung, abdomen, genetalia dan
ekstremitas.
LATIHAN SOAL
1.
Lakukan
pengkajian pada keluarga anda atau dengan menggunakan konsep pengkajian
keluarga secara lengkap yang telah dikemukakan pada bahasan diatas?
2.
Hasil
pengkajian yang telah anda lakukan, diskusikan dengan teman kelompok lain?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar