BAB
9
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu
1. Menjelaskan pengertian implementasi
keperawatan keluarga
2. Menjelaskan dan menyebutkan tahap implementasi
keperawatan keluarga
3. Menjelaskan cakupan implementasi
keperawatan keluarga
4. Menjelaskan dan menyebukan jenis
tindakan keperawatan keluarga
5. Menjelaskan hambatan implementasi keperawatan
keluarga
A. Pengertian
Implementasi Keperawatan Keluarga.
Implementasi/pelaksanaan
merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan
berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan
dalam rencana tindakan keperawatan (Hidayat, 2008). Tujuan dari intervensi keperawatan
keluarga adalah membantu klien dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping (Nursalam, 2008).
B.
Tahap
Implementasi Keperawatan Keluarga
Tahap implementasi asuhan keperawatan yaitu dimulai setelah penyusunan
rencana intervensi disusun, kemudian dilaksanakan dan terakhir dilakukan
pendokumentasian.
1. Mengkaji
kembali klien
Sebelum
mengimplementasikan intervensi, perawat harus mengkaji kembali klien untuk
memastikan intervensi tersebut masih diperlukan atau tidak. Contohnya diagnosa
gangguan pola tidur yang berhubungan dengan ansietas dan lingkungan yang tidak
dikenalinya.
2. Menentukan
kebutuhan perawat terhadap bantuan
Saat
mengimplementasikan beberapa intervensi keperawatan, perawat harus memerlukan
bantuan dan salah satu alasannya adalah:
a. Perawat
tidak bisa mengimplementasikan keperawatan secara aman sendirian.
b. Bantuan
seorang perawat akan mengurangi stress pada pasien.
3. Mengimplementasikan
intervensi keperawatan
Banyak tindakan keperawatan
yang penting untuk memastikan privasi klien, contohnya dengan menutup pintu,
menutup tirai atau jendela, menyelimuti klien. Ketika mengimplementasikan
intervensi, perawat harus mengikuti:
a. Perawat
harus menyadari rasioanal, ilmiah dan kemungkinan efek samping atau komplikasi
semua dari tindakan intervensi.
b. Dengan
memahami program yang akan diimplementasikan dan menanyakan hal-hal yang tidak
dipahami. Perawat harus bisa bertanggung jawab dengan rencana asuhan medis
secara cerdas.
c. Mengadaptasikan
tindakan dengan klien secara individual. Status kesehatan, kepercayaan, usia,
nilai, dan lingkungan klien merupakan faktor yang akan mempengaruhi
keberhasilan tindakan keperawtan.
d. Mendorong
klien untuk berpartisipasi aktif dalam mengimplementasikan intervensi keperawatan.
4. Melakukan
superfisi terhadap asuhan yang didelegasikan.
Jika
asuhan sudah didelegasikan untuk personal keperawatan kesehatan, perawat yang
bertanggungjawab pada asuhan secara keseluruhan harus memastikan bahwa tindakan
tersebut diimplementasikan sesuai rencana asuhan. Dokumentasikan tindakan
tersebut pada catatan klien dan melaporkan secara verbal atau mengisi formulir
tertulis.
5. Mendokumentasikan
tindakan keperawatan
Setelah
melaksanakan tindakan keperawatan, perawat harus menyelesaikan fase
implementasi untuk mencatat intervensi dan respon klien dalam catatan kemajuan
keperawatan. Perawat mencatat tindakan yang rutin atau yang dilakukan berulang
pada catatan klien di akhir shif dan tindakan keperawatan dikomunikasikan
secara verbal dan tertulis.
6. Menelaah
dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
Modifikasi
rencana asuhan yang telah ada mencakup beberapa langkah:
a. Pertama,
data dalam kolom pengkajian direvisi sehingga mencerminkan status kesehatan
terbaru klien.
b. Kedua,
diagnosa keperawatan direvisi. Diagnose keperawatan yang tidak relevan
dihapuskan, dan diagnose keperawatan yang baru ditambah dan diberi tanggal.
c. Ketiga,
metode implementasi spesifik direvisi untuk menghubungkan dengan diagnose
keperawatan yang baru dan tujuan klien yang baru.Akhirnya perawat mengevaluasi
respon klien terhadap tindakan keperawata. Jika respon klien tidak konsisten
dengan hasil yang diharapkan, diperlukan revisi lebih lanjut terhadap rencana
asuhan.
C.
Tindakan
Keperawatan keluarga
Tindakan
keperawatan terhadap keluarga mencakup hal – hal dibawah ini :
1. Menstimuli
kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan
dengan cara :
a. Memberikan
informasi.
b. Mengidentifikasi
kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.
c. Mendorong
sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
2. Menstimuli
keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara :
a. Mengidentifikasi
konsekuensi tidak melakukan tindakan.
b. Mengidentifikasi
sumber – sumber yang dimiliki keluarga.
c. Mendiskusikan
tentang konsekuensi tiap tindakan.
3. Memberikan
kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara :
a. Mendemontrasikan
cara perawatan.
b. Menggunakan
alat dan fasilitas yang ada dirumah.
c. Mengawasi
keluarga melakukan perawatan.
4. Membantu
keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat,
dengan cara :
a. Menemukan
sumber – sumber yang dapat digunakan keluarga.
b. Melakukan
perubahan lingkungan keluaraga seoptimal mungkin.
5. Memotifasi
keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatanyang ada, dengan cara.
a. Mengenakan
fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga.
b. Membantu
keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Tindakan keperawatan merupakan
seperangkat tindakan/perlakuan yang diberikan kepada keluarga, dimana tindakan
bisa bersifat independen, dependen maupun interdependen dalam rangka mengatasi
permasalahan keluarga. Tindakan keperawatan keluarga dapat
berupa pendidikan kesehatan terapi keluarga, perawatan dengan tindakan
keperawatan.
1.
Pendidikan
Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah
gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip
belajar untuk mencapai suatu keadaan individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan
melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok
dan meminta pertolongan (Azwar dalam Marliana,
2008).
Tujuan
pendidikan kesehatan antara lain:
a.
Tercapainya
perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan
memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif
dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
b.
Terbentuknya
perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai
dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian.
c. Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk
merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan terhadap sasaran
dalam keberhasilan pendidikan kesehatan
1.
Tingkat Pendidikan.
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi
baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan
semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima
informasi yang didapatnya.
2.
Tingkat Sosial
Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam
menerima informasi baru.
3.
Adat istiadat
Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal
yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai dan
menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
4.
Kepercayaan
masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang -
orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat
dengan pemberi
informasi.
5.
Ketersediaan waktu
dimasyarakat
Metode pendidikan kesehatan menurut
Notoadmodjo (2003) pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan
atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau
individu, dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut masyarakat,
kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang
lebih baik. Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap
perilakunya yang dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran.
Suatu metode pembelajaran dalam
pendidikan kesehatan dipilih berdasarkan tujuan pendidikan kesehatan, kemampuan
perawat sebagai tenaga pengajar, kemampuan individu / keluarga / kelompok dan
masyarakat, besarnya kelompok, waktu pelaksanaan pendidikan kesehatan serta
ketersediaan fasilitas pendukung. Berikut ini diuraikan bentuk metode
pendidikan kesehatan yang membahas pengertian, penggunaan, keunggulan dan
kekurangan.
1. Metode
Ceramah
Ceramah
ialah pidato yang disampaikan oleh seorang pembicara di depan sekelompok
pengunjung. Ceramah pada hakikatnya adalah proses transfer informasi dari
pengajar kepada sasaran belajar. Dalam proses transfer informasi ada tiga
elemen penting yaitu pengajar, materi dan sasaran belajar.
Keunggulan
metode ceramah
a. Dapat
digunakan pada orang dewasa
b. Penggunaan
waktu yang efisien
c. Dapat
dipakai pada kelompok besar
d. Tidak
terlalu banyak menggunakan alat bantu pengajaran
e. Dapat
dipakai untuk memberi pengantar pada pelajaran atau suatu kegiatan
Kekurangan metode
ceramah
a. Menghambat
respon dari yang belajar sehingga pembicara sulit menilai reaksinya
b. Tidak
semua pengajar dapat menjadi pembicara yang baik, pembicara harus menguasai
pokok pembicaraannya
c. Dapat
menjadi kurang menarik, sulit untuk dipakai pada anak-anak
d. Membatasi
daya ingat dan biasanya hanya satu indra yang dipakai
Langkah – langkah
metode ceramah
a.
Rumuskan tujuan khusus yang hendak
dipelajari oleh pembelajar.
b.
Setelah menetapkan tujuan,
hendaklah diselidiki apakah .metode ceramah benar-benar merupakan metode yang
tepat pada kondisinya.
c.
Susunlah bahan / materi ceramah
yang benar-benar perlu diceramahkan.
d.
Pengertian yang dapat dijelaskan
dengan alat atau dengan uraian yang tertentu harus ditetapkan sebelumnya.
e.
Tangkaplah perhatian peserta dan
arahkan pada pokok yang akan diceramahkan.
f.
Kemudian
usahakan menanam pengertian yang jelas
2. Metode
Diskusi Kelompok
Diskusi
kelompok adalah percakapan yang direncanakan atau dipersiapkan di antara tiga
orang atau lebih tentang topik tertentu dengan seorang pemimpin, percakapan yang responsif yang dijalin oleh
pertanyaan-pertanyaan problematik dan diarahkan untuk mernecahkan masalah.
Peserta diskusi dituntut untuk selalu aktif berpartisipasi. Peserta dilatih
berpikir kritis, siap mengemukakan pendapat dengan tepat, berpikir secara
obyektif dan menghargai pendapat orang lain. Metode diskusi kelompok digunakan bila
sasaran pendidikan kesehatan, diharapkan :
a. Dapat
saling mengemukakan pendapat
b. Dapat
mengenal dan mengolah masalah kesehatan yang dihadapi
c. Mengharapkan
suasana informal
d. Memperluas
pandangan atau wawasan
e. Membantu
mengembangkan kepemimpinan
Keunggulan metode diskusi
kelompok
a. Memberi
kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat
b. Merupakan
pendekatan yang demokratis, mendorong rasa kesatuan
c. Dapat
memperluas pandangan atau wawasan
d. Membantu
mengembangkan rasa kepemimpinan
Kekurangan metode
diskusi kelompok
a. Tidak
efektif dipakai untuk kelompok yang lebih besar
b. Keterbatasan
informasi yang didapat oleh peserta
c. Membutuhkan
pemimpin diskusi yang terampil
d. Kemungkinan
di dominasi orang yang suka berbicara
e. Biasanya
sebagian besar orang menghendaki pendekatan formal
2. Terapi Keluarga
Terapi
keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi keluarga
sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga (Gurman, Kniskern &
Pinsof, 1986). Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan kepada
seluruh anggota keluarga sebagai unit penanganan (treatment unit). Tujuan
terapi keluarga adalah agar keluarga mampu melaksanakan fungsinya. Untuk itu
sasaran utama terapi jenis ini adalah keluarga yang mengalami disfungsi; tidak
bisa melaksanakan fungsi-fungsi yang dituntut oleh anggotanya. Terapi keluarga merupakan pendekatan
terapeutik yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya
keluarga dan menitik beratkan pada proses interpersonal. Tetapi keluarga
merupakan intervensi spesifik dengan tujuan membina komunikasi secara terbuka
dan teraksi keluarga secara sehat. Tujuan terapi keluarga adalah sebagai
berikut:
a. Menurunkan konflik kecemasan
keluarga
b. Meningkatkan kesadaran keluarga
terhadap kebutuhan masing-masing anggota keluarga.
c. Meningkatkan kemampuan penanganan
terhadap krisis.
d. Mengembangkan hubungan peran yang
sesuai
e. Membantu keluarga menghadapi tekanan
dari dalam maupun dari luar anggota keluarga.
f. Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga
sesuai dengan tingkat perkembangan anggota keluarga.
Penggunaan terapi keluarga untuk
mengerti perilaku manusia, khususnya disfungsi manusia. Berikut ini adalah
asumsi yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan pendekatan –pendekatan
dalam praktek perawatan kesehatan.
a. Keluarga merupakan unti sosial dasar
dalam fungsi manusia.
Keluarga adalah fenomena sosial yang multikultural dan multidimensi.
Keluarga adalah fenomena sosial yang multikultural dan multidimensi.
b. Keluarga mempengaruhi seluruhnya
sistem sosial baik pada perkembangan maupun kelangsungan perilaku seseorang. Sebagai
satu sistem sosial dasar keluarga mempunyai fungsi utama untuk mentransfer
nilai budaya dan tradisi melalui generasinya. Perkembangan dan peningkatan
sistem keluarga melalui organisasi yang kompleks berlangsung melalui tahap
–tahap perkembangan. Individu juga berkembang melalui tahap –tahap perkembangan
dan perjalanan ini umumnya terjadi dalam konteks keluarga.
c. Keluarga mengalami transisi dalam
peristiwa perkembangan seperti : melahirkan, meninggal, dan menikah. Kejadian
ini menimbulkan perubahan pada anggota dan komposisi dari sistem keluarga.
Keluarga memproses dan mengembangkan kekuatan dan sumber internal. Diantara
sumber –sumber tersebut adalah kemampuan untuk beradaptasi dan berubah dalam
respon terhadap kebutuhan internal dan eksternal.
Perubahan
dalam struktur dan proses keluarga menunjukkan perubahan dalam seluruh anggota
keluarganya. Perubahan dalam perilaku dan fungsi individu sebagai anggota
keluarga berpengaruh terhadap sistem keluarga dan seluruh anggota keluarga
lainnya. Keluarga sebagai sistem adalah lebih dari sejumlah fungsi dari tiap –tiap
individu dari anggotanya. Perubahan dalam struktur dan fungsi keluarga dapat
difasilitasi melalui terapi keluarga. Terapi keluarga didasarkan pada
teori system (Van Bertalanffy, 1968) yang terdiri dari 3 prinsip :
a. Kausalitas
sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan saling bergantung bukan ditentukan
dalam sebab satu arah–efek perhubungan.
b. Ekologi,
mengatakan bahwa system hanya dapat dimengerti sebagai pola integrasi, tidak
sebagai kumpulan dari bagian komponen. Dalam system keluarga, perubahan
perilaku salah satu anggota akan mempengaruhi yang lain.
c. Subjektivitas
yang artinya tidak ada pandangan yang objektif terhadap suatu masalah, tiap
anggota keluarga mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga.
Ketika
masalah muncul, terapi akan berusaha untuk mengidentifikasi masalah keluarga
atau komunikasi keluarga yang salah, untuk mendorong semua anggota keluarga
mengintrospeksi diri menyangkut masalah yang muncul. Tujuan umum terapi
keluarga adalah meningkatkan komunikasi karena keluarga bermasalah sering
percaya pada pemahaman tentang arti penting dari komunikasi (Patterson, 1982).
Terapis keluarga biasa dibutuhkan
ketika :
1. Krisis keluarga yang mempengaruhi
seluruh anggota keluarga.
2. Ketidak harmonisan seksual atau
perkawinan
3. Konflik keluarga dalam hal norma
atau keturunan
Ada beberapa teori yang mendasari
terapi keluarga, antara lain:
1).
Psychodynamik
Family Therapy.
Contoh: Seseorang yang mempunyai harga diri rendah akan menampilkan suatu
" False Self " yang ditampilkan pada saat yang sama dia juga takut kecewa dan sulit mempercayai
orang lain termasuk pasangan hidupnya. Hal ini menyebabkan kesulitan yang
serius dalam perkawinannya.
Tujuan dari terapi keluarga yang berorientasi psikodinamika yaitu untuk
menolong anggota keluarga mencapai suatu pengertian tentang dirinya dan caranya
beraksi satu sama lain di dalam keluarga. Disini anggota keluarga didorong
kearah asosiasi bebas dengan membiarkan pikiran mereka berjalan bebas tanpa
sensor alam sadar dan memverbalisasilan pikirannya. Terapist hendaknya dab
tudak secara aktif melakukan intervensi juga hindari memberi saran dan
memanipulasi keluarga.
2).
Behavioural
Family Therapy
Terapi perilaku dalam keluarga diawali dengan mempelajari pola perilaku
keluarganya untuk menentukan keadaan yang menimbulkan masalah perilaku itu.
Berdasarkan analisis ini, terapist membuat rencana untuk merubah keadaan
tersebut dengan cara intervensi langsung dalam keluarga.
Tujuan utamanya adalah meningkatkan perilaku yang positif yang diinginkan dan
menghilangkan perilaku negatif. Hal ini dilakukan dengan mengatur keluarga
sehingga perilaku yang diinginkan diperkuat dengan memberi " Reward
".
3).
Group Therapy
Approaches
Terapi kelompok dapat diterapkan didalam keluarga. Tujuannya adalah menolong
anggota keluarga mendapatkan insight melalui proses interaksi didalam kelompok.
Peranan terapis adalah sebagai fasilitator.
Terapi keluarga menggunakan teori komunikasi dengan proses
komunikasi yang terjadi didalam keluarga dan dijelaskan sebagai berikut :
a)
Komunikasi dan
kognisi
Terapist dari kelompok ini menaruh perhatian untuk menolong keluarga dan
menjelaskan arti komunikasi yang terjadi diantara mereka. Terapist menyuruh
anggota keluarga meneliti apa yang dimaksud oleh anggota keluarga yang lain
saat menyatakan sesuatu.
Terapis juga memperhatikan punktuasi dari proses komunikasi yang terjadi
pada keluarga dengan tujuan memperjelas kesalah pengertian, juga diperhatikan
bahwa non verbal yang digunakan.
b)
Komunikasi dan
kekuatan
Haley mengatakan bahwa bila seseorang mengkomunikasikan pesan pada orang
lain berati dia sedang membuat siasat untuk menentukan hubungan.
Contoh : orang tua bertanggung jawab terhadap anak anak dan dia punya hak
untuk membatasi perilaku anak jika anak sudah besar, dia punya hak sendiri
untuk mengambil keputusan. Cara ini sering ditemukan pada terapi struktural
dimana tujuan proses, terapi untuk merubah posisi dari batasan diatara sub
sistem yang berbeda dalam keluarga.
c)
Komunikasi dan
Perasaan.
Virginia safir adalah orang yang banyak memberi penekanan komunikasi dari
perasaan. Dikatakan bahwa pasangan perkawinan yang mempunyai kebutuhan
emosional diharapkan ditentukan dalam perkawinan jika kita menemukan kebutuhan
emosional hari setiap orang maka komunikasi perasaan ini sangat penting artinya
: Tujuan dari terapi adalah memperbaiki bila terdapat ketidakpuasan.
4).
Structural
Family Therapy.
Dikembangkan oleh Salvador Minuchin. Perlu dinilai 6 aspek dari fungsi
keluarga. Struktur keluarga yang terdiri dari susunan yang mengatur transaksi
diatara anggota keluarga. Fleksibilitas dari fungsi keluarga dan kemampuannya
untuk berubah.
" The Family Resonance " pada anggota keluarga dapat saling
terikat atau saling merenggang. Konteks kehidupan keluarga ini merupakan supra
sistem yang teridiri dari keluarga besar, tetangga lingkungan kerja, lingkungan
sekolah dari anggota keluarga supra sistem bisa merupakan sumber stress atau
sumber supprot dari lingkungan.bisa merupakan.
Terapi keluarga merupakan intervensi spesifik dengan
tujuan membina komunikasi secara terbuka dan interaksi keluarga secara sehat.
Agar tujuan tercapai, maka terapis harus memperhatikan hal-hal dibawah ini:
1).
Ruang Lingkup
Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah suatu tindakan berupa modifikasi keadaan sekarang
bukan sekedar eksplorasi dan interaksi masa lampau. Adapun sasarannya adalah
sistem keluarga. Tetapi bergabung dengan sistem tersebut dan menggunakan
dirinya untuk mengubah sistem tadi dengan mengubah posisi anggota keluarga, terapi
mengubah pengalaman dan subyektif.
Perubahan di dalam struktur akan memberi paling sedikit satu kemungkinan
untuk berubah berikutnya. Sistem keluarga diorganisir sekitar dukungan, aturan,
asuhan dan sosialisasi anggota keluarga tadi. Dalam hal ini terapist bergabung
dengan keluarga bukan untuk mendidik dan membuatnya sosial tetapi memperbaiki
dan memodifikasi fungsi keluarga itu sendiri sehingga dapat menjalankan fungsi
dengan baik.
Sistem keluarga mempunyai sifat–sifat pertahanan diri karena itu sekali
perubahan terjadi keluarga ini akan mempertahankan dan mengubah umpan balik
atau memberi nilai pengalaman pada anggota keluarganya.
2).
Indikasi
Pemberian Terapi Keluarga
Terapi keluarga akan sangat bermanfaat jika digunakan pada kasus yang
tepat. Indikasi terapi keluarga menurut walrond skinner adalah :
Gejala yang timbul merupakan ekspresi disfungsi dari sistem keluarga dan
gejala yang timbul lebih menyebabkan beberapa perubahan dalam hubungan anggota
keluargannya dapat merupakan masalah secara individual.
Kesulitan berpisah. Terapi keluarga yang berorientasi psikomaktika
menyatakan bahwa terapi keluarga akan berguna pada keluarga–keluarga dapat
fungsi yang didasari oleh paranoid Skizoid, hubungan yang " part object
" kurangnya " ego goundaries " dan terlalu banyak memakai denial
projeksi." Saverely Disorganized Family " dan keadaan sosial ekonomi
yang sangat buruk.
3).
Manfaat Pemberian
Terapi Keluarga
Secara garis besar manfaat terapi keluarga baik untuk pasien maupun
keluarga adalah :
Manfaat untuk pasien :
a)
Mempercepat
proses kesembuhan melalui dinamika kelompok / keluarga
b)
Memperbaiki
hubungan interpersonal pasien dengan tiap anggota keluarga atau memperbaiki
proses sosialisasi yang dibutuhkan dalam upaya rehabilitasinya.
c)
Jika dilakukan
pada program rawat jalan diharapkan dapat menurunkan angka kekambuhan.
Manfaat untuk keluarga :
a)
Memperbaiki
fungsi dan struktur keluarga sehingga peran masing–masing anggota keluarga
labih baik.
b)
Keluarga mampu
meningkatkan pengertiannya terhadap pasien sehingga lebih dapat menerima, lebih
toleran dan lebih dapat menghargai pasien sebagai manusia maupun terhadap
potensi–potensinya masih ada.
c)
Keluarga dapat
meningkatkan kemampuannya dalam membantu pasien dalam rehabilitasi.
4).
Teknik Terapi
Keluarga
Terapi keluarga dilakukan dengan menggunakan tehnik terapi Keluarga Berstruktur. Terapi
keluarnya berstruktur adalah suatu kerangka teori tehnik pendekatan individu
dalam konteks sosialnya.
Tujuan adalah mengubah organisasi keluarga. Terapi keluarga berstruktur
memepergunakan proses balik antara lingkungan dan orang yang terlibat perubahan
perubahan yang ditimbulkan oleh seseorang terhadap sekitarnya dan cara-cara
dimana umpan balik terhadap perubahan perubahan tadi mempengaruhi tindakan
selanjutnya.
Terapi keluarga
mempergunakan teknik–teknik dan mengubah konteks orang–orang
terdekat sedemikian rupa sehingga posisi mereka berubah dengan mengubah
hubungan antara seseorang dengan konteks yang akrab tempat dia berfungsi, kita
mengubah pengalaman subyektifnya.
Terapi keluarga salah satu terapi modalitas yang melihat masalah individu
dalam konteks lingkungan khususnya keluarga. Untuk dapat menjalankan terapi
keluarga dengan baik diperlukan pendidikan dan latihan dengan dilandasi
berbagai teoeri yaitu psikoterapi kelompok, konsep keluarga struktur dan fingsi
keluarga,dinamika keluarga, terapi perilaku dan teori komunikasi. Manfaat peran
keluarga dalam proses terapi pasien dapat diperbesar melalui terapi keluarga.
Dengan terapi keluarga diharapkan
selain bermanfaat untuk terapi dan rehabilitasi pasien juga dapat memperbaiki
kesehatan mental dari keluarga, termasuk tiap–tiap anggota keluarga dalam arti
memperbaiki peran dan fungsi atau hubungan interpersonal
Peran Perawat keluarga
a. Mendidik kembali dan
mengorientasikan kembali seluruh anggota keluarga
b. Memberikan dukungan kepada klien
serta sistem yang mendukung klien untuk mencapai tujuan dan usaha untuk berubah
c. Mengkoordinasi dan mengintegrasikan
sumber pelayanan kesehatan.
d. Memberi penyuluhan, perawatan di
rumah, psiko edukasi.
3. Terapi
Komplementer
Terapi
komplementer dan alternatif adalah terapi dalam ruang lingkup
luas meliputi system kesehatan, modalitas, dan praktek-praktek yang berhubungan
dengan teori-teori dan kepercayaan pada suatu daerah dan pada waktu/periode
tertentu. Terapi komplementer adalah terapi yang digunakan secara
bersama-sama dengan terapi lain dan bukan untuk menggantikan terapi medis.
Terapi komplementer dapat digunakan sebagai single therapy ketika
digunakan untuk meningkatkan kesehatan
Dalam hal pengobatan atau terapi alternative
yang digunakan secara tersendiri menggantikan pengobatan konvensional
(kedokteran), maka sebutannya adalah pengobatan alternative. Sedangkan bila
cara pengobatan itu dilakukan bersama atau sebagai tambahan terhadap pengobatan
konvensional, maka sebutannya menjadi pengobatan komplementer karena kedua cara
pengobatan tersebut melengkapi satu sama lainnya. Sebagai contoh, banyak rumah
sakit di china menggunakan akupuntur untuk mengurangi rasa nyeri selama
operasi, menggantikan anestesi (obat bius). Dalam hal ini akupuntur disebut
sebagai penngobatan komplementer.
Alasan yang
paling umum orang menggunakan terapi komplementer adalah untuk meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan/wellness. Wellness mencakup kesehatan
optimum seseorang, baik secara fisik, emosional, mental dan spiritual.
Fokus terapi komplementer adalah kesejahteraan yang berhubungan
dengan tubuh, pikiran dan spirit. Terapi komplementer bertujuan untuk
mengurangi stres, meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, menghindari atau
meminimalkan efek samping, gejala-gejala, dan atau mengontrol serta
menyembuhkanpenyakit.
Jenis–jenis
terapi komplementer:
a.
Akupunktur
Praktik akupunktur menurut teori
ini, Chi (atau Qi, atau ki, atau energi vital) dan darah bersirkulasi di
dalam tubuh melalui system saluran darah yang disebut meridian, dan
menghubungkan organ-organ internal dengan organ-organ eksternal atau jaringan.
Dengan merangsang titik-titik tertentu pada permukaan tubuh yang terletak di
jalur meridian dengan menggunakan jarum akupunktur atau moksibusi, maka aliran Chi
dan darah bias diatur, dan dengan demikian penyakit yang mengganggu bisa
disingkirkan. Titik yang dirangsang tersebut disebut titik-titik akupunktur
atau Acupoints.
Kedudukan
titik-titik akupunktur ada pada sejumlah jalur Meridian utama. Ada 12 pasang
jalur Meridian yang secara sistematis tersebar pada kedua belahan tubuh
(sebelah depan dan belakang), dan 2 jalur meridian tambahan di sepanjang bagian
tengan abdomen dan pnggung. Hingga saat ini telah diidentifikasi atau ditemukan
adanya lebih dari 300 titik akupunktur, masing-masing dengan fungsi
terapeutiknya sendiri. Sebagai contoh, titik Heju yang terletak diantara tulang
metacarpal pertama dan kedua, bisa mengurangi rasa nyeri di kepala dan mulut.
Sehingga titik Shenmen yang terletak di ujung medial dari pergelangan bisa
menimbulkan efek ketenangan.
b.
Masase
Hipocrates pernah menyatakan bahwa
“dokter harus berpengalaman dalam banyak hal termasuk dalam memijat”. Pijatan
dapat meluruskan sendi yang terlalu lemas dan melemaskan sendi yang terlalu
kuat. Minat memijat dianggap telah dipengaruhi oleh Metzeger di Belanda dan di
Inggris pada abad ke 19 ahli pijat wanita dipekerjakan untuk memberikan terapi
masase di bawah intruksi yang diresepkan oleh dokter. Tahun 1985 perawat
dipekerjakan sebagai pemijat medis. Standar praktek diperkenalkan tahun 1920
oleh “Perkumpulan Pemijat Terlatih” dan akhirnya menjadi “The Chartered
Society of Massage and Medical Gymnastics” yang dipelopori oleh “Chartered
Society of Physiotherapy”. Seni masase digunakan oleh ahli fisioterapi
sebagai metode analisis dan terapi namun lebih sering digunakan dalam terapi
kecantikan dan pengobatan.
Masase dalam pasien perlu pengkajian
secara holistik. Pasien dengan varises vena, kondisi dengan penyakit jantung,
hipertensi, kondisi asmatik akut harus diidentifikasi dengan jelas. Lingkungan
untuk pemijatan harus tenang, hangat, penerangan memadai, dan alat yang
digunakan mudah terjangkau.
Ahli terapi harus berfokus pada diri
mereka sendiri dalam perannya memberikan masase sebagai mekanisme penyembuhan.
Sentuhan harus menjadi medium komukasi dengan interupsi verbal jika perlu.
Masase perlu mengguanakan medium seperti minyak. Gerakan tangan harus tegas dan
menyeluruh. Penguabahan arah menuver masase harus terasa seperti pijatan lembut
dan halus.
Teknik dasar dalam masase :
ØMengurut
Mengurut adalah gerakan yang lembut,
meluncur, dan ritmik yang selalu mengikuti arah drainase vena menuju ke
jantung. Tekanan dapat ringan atau dalam tergantung tujuannya dan teknik ini
baik untuk meningkatkan drainase vena dan limfatik, meningkatkan sirkulasi, dan
fungsi otot. Teknik ini dapat digunakan untuk mengkaji kondisi kulit, tingkat
ketegangan atau relaksasi, dan adanya pembengkakan dibawah kulit.
Ø Meremas
Teknik meremas tangan harus tegas
karena untuk menggerakan kulit diatas otot, otot diatas otot atau jaringan
diatas jaringan. Tangan diletakan pada posisi datar dan digerakan dengan arah
sirkular baik satu atau berlawanan. Teknik ini digunakan untuk menghilangkan
tegangan.
Ø Memijat
Teknik ini menggunakan ujung luar
telapak tangan untuk membuat gerakan pendek, tajam, dan gerakan mencincang.
Menekan digunakan untuk melemaskan sekresi yang terhambat dari paru sepeti kistik
fibrosis. Tangan digerakan secara bergantian dengan cara cepat dan
berulang-ulang.
Manfaat dari masase adalah
meningkatkan sirkulasi, aktifitas refleks pada sistem saraf pusat, perifer, dan
otonom. Pijatan membantu vena balik dan menghilangkan sampah yang terakumulasi
dalam jaringan. Mengurut dan meremas menstimulasi sirkulais lokal dan
mobilisasi jaringan lunak. Manfaat secara psikologis yaitu berkaitan dengan
timbal balik sentuhan dan proses relaksasi yang berkaitan dengan masase.
Masase berguna untuk meningkatkan
kesejahteraan individu baik sebagai terapi terpisah atau pelengkap dalam
pengobatan ortodoks. Masase secara klinis dapat digunakan untuk mengurangi
stress dan meningkatkan perbaikan jaringan dan kerusakan otot. Terapi ini dapat
dimasukan dalam aktivitas rutin seperti memandikan ditempat tidur dan perawaatn
daerah tekanan. Masase dapat digunakan sebagai teknik tersendiri atau dapat
dikombinasikan dengan minyak sari yang memberi lingkup terapeutik.
c.
Akupresure
Pada dasarnya
Akupresure berarti teknik pijat yang dilakukan pada titik-titik tertentu
di tubuh, untuk menstimulasi titik-titik energy. Titik-titik tersebut adalah
titik-titik akupunktur.Tujuanya adalah agar seluruh tubuh memperoleh jumlah
‘chi’ yang cukup sehingga terjadi keseimbangan chi tubuh. ‘Chi’ adalah energy
yang mengalir melalui jaringan diberbagai Meridian tubuh dan cabang-cabangnya.
Akupunktur
sering dilakukan dalam perpaduan dengan moksibusi. Moksibusi adalah proses
dimana batang moksa yang terbuat dari daun moksa kering dibakar, dan dipegang
dalam jarak sekitar 2,5 cm diatas kulit pasien, diatas titik-titik akupunktur
tertentu. Tujuan dari prosedur ini adalah untuk menghangatkan Chi dan darah di
saluran Meridian.
d.
Brain Gym
Brain gym adalah program yang disusun
berdasarkan pola gerak. Latihan-latihannya menggali kembali pola gerak masa
pertumbuhan yang dilakukan anak-anak secara alamiah, sebagai bagian dari proses
tumbuh kembang mereka ketika masih bebas dari stress. Brain gym dikembangkan berdasarkan himpunan
hasil penelitian selama lebih dari 80 tahun, dari para terapis pendidikan,
optometris pertumbuhan dan para spesialis lain dalam bidang olah gerak,
pendidikan dan pertumbuhan anak-anak.
1)
Konsep dan
cara kerja brain gym.
Bayi dilairkan dengan berbagai
respons yang berifat refleks, sebagai stimulus yang akan membantu otaknya dalam
membentuk jalur neural yang vital. Jika bayi tumbuh menjadi anak atau orang
dewasa, akan tetapibayi
masih
memiliki berbagai refleks, ini pertanda bahwa tahap awal yang penting dalam
pertumbuhan otaknya belum terjadi, telah terhambat atau bahkan mengalami
kemunduran akibat pengalaman-pengalaman yang penuh stress secara fisik atau pikiran,
dan nantinya mengarah ke berbagai masalah yang lebih serius. Penelitian yang
baru mengenai kemampuan otak menunjukan bahwa hubungan sel-sel otak bisa diubah. Gerakan atau latihan tubuh
tertentu merangsang aspek-aspek tertentu dari fungsi otak. Dua puluh enam
teknik brain gym dirancang untuk mengaktifkan berbagai fungsi kognitif termasuk
komunikasi, komprehensif dan pengorganisasian informasi.
Manfaat brain gym:
a) Meningkatkan ketrampilan berbicara,
mendengarkan, membaca, menulis dan matematika.
b) Memperbaiki kemampuan konsentrasi
dan daya ingat.
c) Memperbaiki koordinasi tubu dan
gerakan, olahraga, menari dan bermain musik.
d) Membantu meningkatkan kemampuan
dalam menyusun perencanaan dan mencapai tujuan dalam berbagai aspek kehidupan.
e) Teknik melepas ketegangan dan stress
yang mujarab.
f)
Meningkatkan
rasa percaya diri.
4. Konseling atau
Bimbingan Keluarga
Bimbingan
merupakan suatu alat untuk membantu mengoptimalkan individu dan mendewasakan
anak. Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang
bersifat pribadi antara konselor dan konseling mampu
memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan
berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif
perilakunya. Bimbingan dan konseling adalah suatu proses pemberian bantuan
kepada seseorang dan atau sekelompok orang yang bertujuan agar masing-masing
individu mampu mengembangkan dirinya secara optimal, sehingga dapat mandiri dan
atau mengambil keputusan secara bertanggungjawab.
1.
Pengertian Konseling Keluarga
Family
Counseling (konseling keluarga) didefinisikan sebagai suatu proses interaktif
yang berupaya membantu keluarga memperoleh keseimbangan homeostasis, sehingga
setiap anggota keluarga dapat merasa nyaman (comfortable).
2.
Prinsip-prinsip Konseling Keluarga
a.
Bukan metode baru untuk mengatasi human problem.
b.
Setiap anggota adalah sejajar, tidak ada satu yang lebih penting dari
yang lain.
c.
Situasi saat ini merupakan penyebab dari masalah keluarga dan
prosesnyalah yang harus diubah.
d.
Tidak perlu memperhatikan diagnostik dari permasalahan keluarga, karena
hal ini hanya membuang waktu saja untuk ditelusuri.
e.
Selama intervensi berlangsung, konselor/terapist merupakan bagian
penting dalam dinamika keluarga, jadi melibatkan dirinya sendiri.
f.
Konselor/terapist memberanikan anggota keluarga untuk mengutarakan dan
berinteraksi dengan setiap anggota keluarga dan menjadi “intra family
involved”.
g.
Relasi antara konselor/terapist merupakan hal yang sementara. Relasi
yang permanen merupakan penyelesaian yang buruk.
h.
Supervisi dilakukan secara riil/nyata (conselor/therapist center)
(Perez,1979).
3.
Tujuan Konseling Keluarga
a.
Membantu anggota keluarga untuk belajar dan secara emosional menghargai
bahwa dinamika kelurga saling bertautan di antara anggota keluarga.
b.
Membantu anggota keluarga agar sadar akan kenyataan bila anggota
keluarga mengalami problem, maka ini mungkin merupakan dampak dari satu atau
lebih persepsi, harapan, dan interaksi dari anggota keluarga lainnya.
c.
Bertindak terus menerus dalam konseling/terapi sampai dengan
keseimbangan homeostasis dapat tercapai, yang akan menumbuhkan dan meningkatkan
keutuhan keluarga.
d.
Mengembangkan apresiasi keluarga terhadap dampak relasi parental
terhadap anggota keluarga.
4.
Pendekatan dalam Konseling Keluarga
Dalam
konseling keluarga banyak pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam membantu
permasalahan yang terjadi di dalam keluarga. Hal ini antara lain adalah
pendekatan psikodinamik, pendekatan eksistensial, pendekatan bowenian,
pendekatan struktural, pendekatan komunikasi dan pendekatan behavioral.
Pendekatan-pendekatan tersebut memiliki dasar pemikiran, tujuan serta teknik
yang berbeda di dalam penanganannya.
5. Pendekatan
psikodinamik lebih menekankan bagaimana individu memahami diridan memahami
emosi, sehingga anggota keluarga nantinya bisa menyelesaikan problem matika
sendiri tanpa bantuan lagi dari konselor.
6. Pendekatan
eksperensial atau humanistik didasari oleh masalah-masalah keluarga yang
berakar dari perasaan-perasaan negatif seperti tertekan, kekakuan dan
lain-lain. Pendekatan ini lebih menekankan pada keluarga agar mampu untuk
berusaha mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh individu.
7. Pendekatan
bowen didasarkan dimana anggota keluarga dapat memisahkan anatara fungsi
intelektual dan emosionalnya, dimana pendekatan ini menghindarkan triangulasi
atau orang ketiga dalam proses penanganannya.
8. Pendekatan
struktural lebih menekankan pada perubahan struktural di dalam keluarga dan
bagaimana keluarga dapat mengatur dirinya sendiri dengan pola transaksional di
antara anggota keluarga. Peran konselor dalam pendekatan ini harus mampu
memberikan instruksi-instruksi yang selayaknya dilakukan oleh anggota keluarga
sedang melakukan bimbingan.
9. Pendekatan
strategis atau komunikasi lebih menekankan pada problematika masa sekarang yang
bertujuan untuk mengubah segala perilaku-perilaku yang salah. Sedangkan pada
pendekatan behavioral, lebih menekankan pada perilaku-perilaku dimana perilaku
tersebut dipertahankan atau bahkan dihilangkan. Pada kasus yang telah diungkap
sebelumnya, bahwa penolakan orang tua terhadap hadirnya anak berkebutuhan
khusus serta sikap orangtua yang frustasi, stress hingga acuh pada anak yang
akhirnya membuat keseimbangan kehidupan keluarga tersebut terganggu. Tentunya
hal tersebut harus ditangani dengan segera. Jangan sampai masalah di dalam
keluarga dapat menghambat potensi serta aktivitas anggota keluarga yang lain.
Pendekatan-pendekatan bimbingan keluarga yang telah dijelaskan diatas merupakan
acuan bimbingan yang dapat membantu memecahkan persoalan tersebut.
10. Pendekatan
behavioral yang menekankan pada perilaku yang dipertahankan atau dirubah atau
dimodifikasi dapat digunakan untuk orang tua bagaimana harus bersikap dan
berperilaku terhadap anak berkebutuhan khusus yang hadir dalam keluarganya.
Pendekatan eksperiensial atau humanistik dapat digunakan untuk mengembangkan
ketertutupan emosional dan mengurangi kekakuan didalam keluarga serta
pendekatan-pendekatan lainnya.
11. Peran
konselor dalam membantu klien dalam konseling keluarga dan perkawinan
dikemukakan oleh Satir (Cottone, 1992) di antaranya sebagai berikut:
a.
Konselor berperan sebagai “facilitative a comfortable”, membantu klien
melihat secara jelas dan objektif dirinya dan tindakan-tindakannya sendiri.
b.
Konselor menggunakan perlakuan atau treatment melalui setting peran
interaksi.
c.
Berusaha menghilangkan pembelaan diri dan keluarga.
d.
Membelajarkan klien untuk berbuat secara dewasa dan untuk bertanggung
jawab dan melakukan self-control.
e.
Konselor menjadi penengah dari pertentangan atau kesenjangan komunikasi
dan menginterpretasi pesan-pesan yang disampaikan klien atau anggota keluarga.
f.
Konselor menolak perbuatan penilaian dan pembantu menjadi congruence
dalam respon-respon anggota keluarga
a. Hambatan Implementasi
keperawatan keluarga
Faktor penyulit dari keluarga yang dapat menghambat minat
keluarga untuk bekerjasama melakukan tindakan kesehatan:
1.
Keluarga kurang
memperoleh informasi yang jelas atau mendapatkan informasi tetapi keliru.
2.
Keluarga mendapatkan
informasi tidak lengkap, sehingga mereka melihat masalah hanya sebagian.
3.
Keluarga tidak dapat
mengkaitkan antara informasi yang diterima dengan situasi yang dihadapi.
4.
Keluarga tidak mau
menghadapi situasi.
5.
Anggota keluarga tidak
mau melawan tekanan dari keluarga atau sosial.
6. Keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingkah laku.
7. Keluarga gagal mengkaitkan tindakan dengan sasaran atau
tujuan upaya keperawatan.
8. Kurang percaya dengan tindakan yang diusulkan perawat.
Kesulitan dalam tahap pelaksanaan dapat pula diakibatkan
oleh faktor–faktor yang berasal dari petugas, antara lain:
a.
Petugas cenderung
menggunakan satu pola pendekatan atau petugas kaku dan kurang fleksibel.
b.
Petugas kurang
memberikan penghargaan atau perhatian terhadap faktor–faktor sosial budaya.
c.
Petugas kurang mampu
dalam mengambil tindakan atau menggunakan bermacam – macam tehnik dalam
mengatasi masalah yang rumit.
RANGKUMAN
1. Implementasi/pelaksanaan
keperawatan keluarga merupakan tahap proses keperawatan dengan melaksanakan
berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan
dalam rencana tindakan keperawatan
2. Tahap implementasi asuhan keperawatan keluarga
dimulai dengan mengkaji kembali
klien, menentukan kebutuhan perawat terhadap bantuan, mengimplementasikan
intervensi keperawatan, melakukan superfisi terhadap asuhan yang didelegasikan,
mendokumentasikan tindakan keperawatan, menelaah dan memodifikasi rencana
asuhan keperawatan.
3. Tindakan
keperawatan terhadap keluarga mencakup kegiatan yang dapat: a. Menstimuli
kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
b. Menstimuli
keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
c. Memberikan
kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit
d. Membantu
keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat
e. Memotifasi
keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatanyang ada
4. Tindakan keperawatan keluarga dapat
berupa pendidikan kesehatan terapi keluarga, perawatan dengan tindakan
keperawatan.
5. Terapi keluarga merupakan pendekatan
terapeutik yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya
keluarga dan menitik beratkan pada proses interpersonal. Tetapi keluarga
merupakan intervensi spesifik dengan tujuan membina komunikasi secara terbuka
dan teraksi keluarga secara sehat.
6. Peran perawat keluarga: mendidik dan
mengorientasikan kembali seluruh anggota keluarga, memberikan dukungan kepada
klien serta sistem yang mendukung klien untuk mencapai tujuan dan usaha untuk
berubah, m engkoordinasi dan mengintegrasikan sumber pelayanan kesehatan, memberi
penyuluhan, perawatan di rumah, psiko edukasi.
7. Faktor penyulit dari keluarga yang dapat menghambat minat
keluarga untuk bekerjasama melakukan tindakan kesehatan: keluarga
kurang memperoleh informasi yang jelas dan lengkap, keluarga tidak dapat
mengkaitkan antara informasi yang diterima dengan situasi yang dihadapi, keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingkah laku, kurang
percaya dengan tindakan yang diusulkan perawat.
8. Kesulitan dalam tahap pelaksanaan dapat diakibatkan oleh
faktor–faktor yang berasal dari perawat antara lain: cenderung
menggunakan satu pola pendekatan, kurang
memberikan penghargaan atau perhatian terhadap faktor–faktor sosial budaya, kurang
mampu dalam mengambil tindakan atau menggunakan bermacam – macam tehnik dalam
mengatasi masalah yang rumit.
LATIHAN
1.
Tahap
implementasi asuhan keperawatan keluarga yang tepat
adalah sebagai berikut:
a. Mengkaji
kembali klien
b. Mengimplementasikan
intervensi keperawatan
c. Melakukan
superfisi terhadap asuhan yang didelegasikan, mendokumentasikan tindakan
keperawatan
d. Menelaah
dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
2. Tindakan
keperawatan yang menstimuli keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang
tepat, dengan cara :
1. Mengidentifikasi
konsekuensi tidak melakukan tindakan.
2. Mengidentifikasi
sumber – sumber yang dimiliki keluarga.
3. Mendiskusikan
tentang konsekuensi tiap tindakan.
4. Melakukan
perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
3. Faktor penyulit petugas yang dapat menghambat minat
keluarga untuk bekerjasama melakukan tindakan kesehatan adalah:...
a. Keluarga
kurang memperoleh informasi yang jelas dan lengkap
b. Keluarga
tidak dapat mengkaitkan antara informasi yang diterima dengan situasi yang
dihadapi
c. Keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingkah laku
d. Perawat
cenderung menggunakan satu pola pendekatan atau petugas kaku .
4.
Terbentuknya
perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai
dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian
merupakan salah satu tujuan tindakan keperawatan….
a.
Pendidikan Kesehatan.
b.
Terapi Keluarga
c.
Perawatan Kesehatan
d.
Perawatan keluarga
5. Jelaskan
tindakan keperawatan keluarga yang dapat diterapkan pada keluarga yang
mengalami masalah kesehatan, berikan alasannya masing-masing tindakan
diskusikan dengan teman anda.
Fajar Pakong
BalasHapusPrediksi Togel
Rekomendasi situs poker
Kumpulan website judi
Bandar Slot game online
Situs slot game online terpercaya