BAB
10
EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu
1. Menjelaskan perngertian evaluasi
keperawatan keluarga
2. Menjelaskan tujuan evaluasi
keperawatan keluarga
3. Menjelaskan proses evaluasi keperawatan
keluarga
4. Menjelaskan tipe evaluasi
keperawatan keluarga
5. Menjelaskan penilaian evaluasi
keperawatan keluarga
6.
A. Pengertian Evaluasi Keperawatan
Keluarga
Evaluasi adalah aktivitas yang
direncanakan, berkelanjutan, dan terarah ketika klien dan professional
kesehatan menentukan kemajuan klien menuju pencapaian tujuan atau hasil
keefektifan rencana asuhan keperawatan dengan tindakan intelektual dalam melengkapi proses keperawatan yang menandakan keberhasilan untuk diagnosa
keperawatan, rencana intervensi dan implementasinya. Tahap evalausi
memungkinkan perawat dalam memonitor apa yang terjadi selama pengkajian,
analisis, perencanaan dan implementasi intervensi (Nursalam, 2008).
B. Tujuan Evaluasi Keperawatan
Keluarga
Tujuan evaluasi terdiri
dari tujuan umum dan tujuan khusus.
1.
Tujuan Umum
a. Menjamin
asuhan keperawatan secara optimal
b. Meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan
c. Meneruskan
rencana asuhan keperawatan
2. Tujuan
khusus
a.
Mengakhiri rencana
tindakan keperawatan
b.
Menyatakan apakah
tujuan keperawatan telah tercapai atau belum
c.
Meneruskan rencana
tindakan keperawatan
d.
Memodifikasi rencana
tindakan keperawatan
e.
Dapat menentukan
penyebab apabila tujuan asuhan keperawatan belum tercapai
C. Proses Evaluasi Keperawatan
Keluarga
Proses evaluasi keperawatan keluarga memiliki lima
komponen yaitu:
a. Mengumpulkan
data yang berhubungan dengan hasil yang diharapkan (indicator NOC). Dengan
menggunakan hasil yang diharapkan dan dinayatakan dengan jelas, tepat dan dapat
diukur sebagai panduan perawat mengumpulkan data sehingga dapat ditarik
kesimpulan apakah tujuan bisa tercapai.
b. Membandingkan
data dengan hasil
Apabila dua bagian
pertama proses evaluasi telah dilaksanakan secara efektif, relative mudah dalam
menentukan apakah hasil yang diharapkan telah tercapai. Perawat atau klien
berperan aktif dalam membandingkan respon aktual klien dengan hasil yang
diharapkan. Dalam menentukan apakah tujuan telah tercapai, perawat dapat
menarik salah satu dari tiga kemungkinan kesimpulan.
1) Tujuan
tercapai yaitu respon klien sama seperti apa yang diharapkan
2) Tujuan
tercapai sebagian yaitu tujuan jangka pendek tercapai, dalam tujuan jangka
panjang tidak tercapai dan hasil yang diharapkan hanya tercapai sebagian
3) Tujuan
tidak tercapai yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang tidak
tercapai
c. Menghubungkan
tindakan keperawatan dengan hasil
Aspek ke empat evaluasi
adalah menentukan apakah tindakan keperawatan memiliki kaitan dengan
hasil.Jangan mengasumsikan tindakan keperawatan sebagai penyebab atau
satu-satunya faktor dalam mencapai, sebagian mencapai atau tidak mencapai
tujuan.
d. Menarik
kesimpulan tentang status
Ketika tujuan tercapai
perawat dapat menarik salah satu kesimpulan berikut tentang status masalah
klien.
1) Masalah
actual yang dinyatakan dalam diagnosa keperawatan sudah diselesaikan: masalah
potensial dicegah dan faktor resiko tidak ada lagi. Perawat mendokumentasikan
bahwa tujuan telah tercapai dan mengehentikan asuhan untuk masalah tersebut.
2) Masalah
potensial yang dinyatakan dalam diagnosis keperawatan dapat dicegah akan tetapi
faktor resiko masih ada. Kasus ini perawat mempertahankan masalah renacana
asuhan.
3) Masalah
aktual tetap ada walaupun beberapa tujuan tercapai.
e. Melanjutkan,
memodifikasi dan mengakhiri rencana asuhan keperawatan.
Setelah menarik
kesimpulan tentang masalah klien, perawat memodifikasi rencana asuhan sesuai
indikasi. Pemeriksaan perawat lebih lanjut adalah:
1) Pengkajian
Data dasar yang tidak
lengkap atau tidak benar mempengaruhi semua langkah proses keperawatan
berikutnya dan rencana asuhan. Data yang tidak lengkap, perawat harus mengkaji
kembali klien dan mencatat data baru. Pada beberapa kasus, data yang baru dapat
mengindikasikan pentingnya menegakkan diagnosa keperawatan baru, tujuan baru,
dan program keperawatan baru.
2) Diagnosis
Jika data dasar tidak
lengkap, pernyataan diagnosis yang baru mungkin diperlukan. Jika data lengkap,
perawat harus menganlisis apakah masalah diidentifikasi dengan benar dan apakah
diagnosis keperawatan relevan dengan data dasar tersebut. Perawat merevisi dan
menambah diagnosis baru sesuai kebutuhan
3) Perencanaan:
hasil yang diharapkan
Apabila diagnosis
keperawatan tidak akurat, tampak jelas pernyataan tujuan perlu direvisi. Tujuan
yang tidak realistis memerlukan koreksi. Perawat harus menentukan apakah
prioritas berubah atau apakah klien tetap setuju denagn prioritas tersebut.
4) Perencanaan:
program keperawatan
Perawat menginvestigasi
apakah intervensi keperawatan berhubungan dengan tercapainya tujuan dan apakah
telah dipilih intervensi keperawatan yang baik. Apabila diagnosa dan tujuan
tepat intervensi keperawatan yang dipilih mungkin bukan merupakan intervensi
yang terbaik dalam mencapai tujuan.
5) Implementasi
Setelah membuat modifikasi yang
diperlukan pada rencana asuhan, perawat mengimplemenatsikan rencana yang telah
dimodifikasi dan memulai siklus proses keperawatan kembali
D. Tipe Evaluasi Keperawatan
Keluarga
Terdapat tiga tipe evaluasi yaitu:
1. Struktur
Terdiri
dari fasilitas fisik, perlengkapan, layanan dan kualitifikasi pegawai.
2. Proses
Tindakan keperawatan
dalam setiap komponen proses keperawatan yang mencakup:
a. Adekuasi:
jumlah dan kualitas.
b. Kesesuaian:
relevan dengan setiap komponen dan situasi klien.
c. Efektifitas:
kemampuan untuk memfasilitasi criteria hasil klien.
d. Efesiensi:
konservasi waktu, energi dan sumber daya klien, tim kesehatan dan lembaga.
3. Hasil
Perubahan
perilaku klien yang mencakup:
1. Respon
fisiologis, suhu, penyembuhan luka, respon neurologis
2. Respon
psikologis, afek yang sesuai, perilaku verbal dan non verbal
3. Keterampilan
psikomotor, perawatan bayi, penggantian balutan, irigasi kolostomi, berjalan
dengan kruk.
4. Pengetahuan
mengenai penyakit termasuk obat-obatan, terapi, diet, pencegahan.
5. Kemampuan
untuk mengatasi berduka, melaksanakn aktivitas sehari-hari, olahraga.
E. Penilaian Evaluasi Keperawatan
Keluarga
Sesuai dengan rencana tindakan yang
telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak
/ belum berhasil pelu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan
mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk
itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan
keluarga. Tahapan evaluasi
dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah
evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi
sumatif adalah evaluasi akhir. Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP
secara operasional.
S
: Adalah hal – hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subyektif setelah
dilakukan intervensi keperawatan missal : keluarga menyatakan nyerinya
berkurang.
O
: Adalah hal – hal yang ditemui perawat
secara obyektif setelah dilakukan intervensi keperawatan, missal ; BB naik 1 kg
dalam 1 bulan.
A
: Adalah analisa dari hasil yang telah dicapai
dengan mengacu pada tujuan yang terkait dengan diagnosa.
P :
Adalah perencanaan yang kan datang setelah melihat respon dari keluarga pada
tahapan evaluasi.
RANGKUMAN
1. Evaluasi
keperawatan keluarga proses professional kesehatan menentukan kemajuan klien
menuju pencapaian tujuan atau hasil keefektifan rencana asuhan keperawatan
dengan tindakan keperawatan yang menandakan keberhasilan untuk diagnosa
keperawatan, rencana intervensi dan implementasinya.
2. Tujuan
evaluasi keperawatan keluarga antara lain: menjamin dan meningkatkan kualitas
asuhan keperawatan secara optimal, menyatakan apakah tujuan keperawatan telah
tercapai atau belum, meneruskan dan memodifikasi rencana tindakan keperawatan
keluarga.
3. Proses
evaluasi keperawatan keluarga memiliki lima komponen yaitu:
a. Mengumpulkan
data yang berhubungan dengan hasil yang diharapkan
b. Membandingkan
data dengan hasil
c. Menghubungkan
tindakan keperawatan dengan hasil
d. Menarik
kesimpulan tentang status
e. Melanjutkan,
memodifikasi dan mengakhiri rencana asuhan keperawatan.
4. Terdapat tiga tipe evaluasi yaitu: a. Struktur
(fasilitas fisik, perlengkapan, layanan dan kualitifikasi perawat), b. Proses (tindakan
keperawatan dalam setiap komponen proses keperawatan ), c. Hasil (respon
fisiologis, respon psikologis, keterampilan psikomotor, pengetahuan)
5. Tahapan
evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif
adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi
sumatif adalah evaluasi akhir. Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP
secara operasional.
LATIHAN
1. Tujuan
khusus evaluasi keperawatan keluarga sebagai berikut, kecuali:
a. Meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan
b. Mengakhiri
rencana tindakan keperawatan
c. Meneruskan
rencana tindakan keperawatan
d. Memodifikasi
rencana tindakan keperawatan
2.
Perawat atau klien
berperan aktif dalam membandingkan respon aktual klien dengan hasil yang
diharapkan, merupakan tahapan dalam
evaluasi keperawatan keluarga….
a.
Tujuan evaluasi
keperawatan keluarga
b.
Proses
evaluasi keperawatan keluarga
c.
Tipe evaluasi
keperawatan keluarga
d.
Akhir
evaluasi keperawatan keluarga
3. Hasil
evaluasi keperawatan keluarga diharapkan
terjadi perubahan perilaku klien yang mencakup:
1. Respon
fisiologis suhu, penyembuhan luka, respon neurologis
2. Respon
psikologis, afek yang sesuai, perilaku verbal dan non verbal
3. Keterampilan
psikomotor, perawatan bayi, penggantian balutan, irigasi kolostomi, berjalan
dengan kruk.
4. Pengetahuan
mengenai penyakit termasuk obat-obatan, terapi, diet, pencegahan.
4. Evaluasi
sebagai proses dipusatkan pada pencapaian tujuan dengan memperhatikan
keberhasilan dari tindakan keperawatan dalam setiap komponen proses keperawatan
yang mencakup:….
1. Adekuasi
2. Kesesuaian
3. Efektifitas
4. Efesiensi
5.
Jelaskan
pendapat saudara tentang evaluasi keperawatan keluarga, diskusikan dengan teman
anda ?
alangkah baiknya jika sobat membuatsalah satu contoh
BalasHapusLaporan Pendahuluan Keperawatan Keluarga