BAB
3
MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN KELUARGA
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu
1. Menjelaskan pengertian model
keperawatan keluarga
2. Menjelaskan model konseptual
keperawatan keluarga
3. Menjelaskan model sistim perawatan
kesehatan Betty Newman
4. Menjelaskan model perawatan diri
Dorotey Orem
5. Menjelaskan teori pencapaian tujuan
Imogine King
6. Menjelaskan model adaptasi Calista
Roy
7. Menjelaskan ilmu tentang manusia
sebagai kesatuan Martha Rogers
8. Menjelaskan model lingkungan F.Nightiangale
10. Menguraikan model keperawatan
terpilih dan penerapannya dalam praktik keperawatan keluarga
11. Mengidentifikasi tiga model system
keperawatan keluarga dalam praktik keperawatan keluarga
A.
Pengertian
Model Konseptual
Model konseptual diperlukan untuk
memandu praktik dan penelitian keperawatan keluarga. Hal ini dianggap penting
terkaid dengan keperawatan keluarga karena berpikir secara timbal balik dan
sistematis dalam keperawatan keluarga membutuhkan peralihan paradigma dari
pendekatan individu sebagai klien menjadi keluarga sebagai klien. Sumber konsep
dan teori keperawatan keluarga berfungsi untuk membedakan , menjelaskan atau
memperkirakan fenomena yang ada dalam keperawatan. Pengertian teori dari
beberapa ahli :
1. Teori
adalah suatu sel interaksi kontruksi (konsep), definisi dan proposisi yang
menghasilkan suatu pandangan sistemik dan fenomena dan pengkhususan hubungan
antara variable dengan tujuan yang menjelaskan dan memprediksikan fenomena
(kerlinjger, 1979, hal 9)
2. Teori
adalah deskripsi atau penjelasan tentang fenomena dan hubungan antara
fenomena-fenomea tersebut (steven, 1979)
3. Konsep
adalah suatu yang dihasilkan dengan abtraksi atau pemisahan karakteristik
ide-ide, menempatkan pada kelas atau pola.
4. Model
konseptual adalah sala satu yang mencerminkan realita dengan menempatkan
kata-kata yang merupakan konsep ke dalam model dengan cara yang sama dengan
pembuat model pesawat mode pesawat memasang sayap,badan pesawat dan cockpit.
5. Model
konseptual adalah suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang
menerangka tentang serangkaina ide global tentang keterlibatan individu,
kelompok, situasi atau kejadian, terhadap suatu ilmu dan pengembangannya.
Antara model dan teori ada suatu
kesamaan dalam pengertian, namun sebenarnya berbeda dalam beberapa hal
diantaranya pada tingkat abstraknya.
1. Model konseptual memakai system dengan abstrak
yang tinggi dari model konsep global dan
dalil-dalil.
2. Model
konseptual tidak dapat diuji secara langsung karena konsepnya tidak terdefinisi
secara operasional, namun hubunganya dapat diobsevasi.
3. Teori
berfokus pada satu atau lebih konsep dan pernyatan yang konkret dan spesifik.
4. Teori
dapat didefinsikan secara operasioal dan dinyatakan secara jelas, serta
diformulasi suatu hypotesa sehingga dapat diuji melalui riset.
B. Model Konseptual Keperawatan Keuarga
Model keperawatan adalah jenis model
konseptual yang menerapkan kerangka kerja konseptual terhadap pemahaman
keperawatan dan bimbingan praktik keperawatan. Model
konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu lingkungan
atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan perubahan
yang adaptif dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Model konseptual
keperawatan mencerminkan upaya menolong orang tersebut, mempertahankan
keseimbangan melalui pengembangan mekanisme koping yang positif untuk mengatasi
stressor ini.
Model konseptual keperawatan
telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan
empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua
adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi juga
perupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga
dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat
terputus ketika seseorang meninggal. Konsep keempat adalah keperawatan sebagai
komponen penting dalam perannya sebagai faktor penentu pulihnya atau meningkatnya
keseimbangan kehidupan seseorang (klien)
Konseptualisasi keperawatan
umumnya memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial yang berinteraksi
dengan keluarga, masyarakat, dan kelompok lain termasuk lingkungan fisiknya.
Tetapi cara pandang dan fokus penekanan pada skema konseptual dari setiap
ilmuwan dapat berbeda satu sama lain, seperti penenkanan pada sistem adaptif
manusia, subsistem perilaku atau aspek komplementer.Teori keperawatan dan model
konseptual adalah sebagai berikut:
a.
Orientasi
system: system periaku dari Johnson. model konseptual system dari Neuman
b.
Orientasi
perkembangan.: model konseptual perawtan diri dari Orem
c.
Orientasi
interaksi dan system: model adaptasi dari Roy, model system terbuka dari King
d.
Orientasi
system dan perkembangan: model proses kehidupan dari Roger.
C.
Model
Sistem Perawatan Kesehatan dari Betty Neuman.
Pada publikasi Neuman taun
1970-an tentang model sistemnya, ia tidak membahas keluarga. Dalam komplikasi
akhir dari bab tentang model ini Neuman, disunting oleh Neuman (1982) model
terwsebut diperluas yang berhubungan dengan keluarga sehingga penerima asuhan
kepeerawatan termasuk keluarga. Dua bab dari naskah yang terakhir ini
menerapkan model dari Neuman untuk system keluarga (Reed, 1982) dan terapi
keluarga (Goldblum-Graff dan Greff, 1982). Dalam bab ini keluarga diuraikan
sebagai target yang tepat baik untuk pegkajian dan intervensi perimer, sekunder
dan tersier. Proses keperawatan digunakan sebagai penghubung antara teori
keluarga dan praaktik. Keperawatan (Faw Cett, 1984). Belakangan ini
Mischke-Berkey dkk (1989) dengan tekun mengadaptasi model dari Neuman untuk
digunakan dalam pengkajian dan intervensi keluarga. Model dari Neuma karena
konsep keluarga telah diidentifikasi dan diterapkan, tampak agak bermanfaat
untuk membimbing praktik keperawatan keluarga.
Konsep
yang dikemukakan oleh Betty Newman adalah konsep “Healt care system” yaitu
model konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada
penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara
fleksibel atau normal maupun resistan dnegan sasaran pelayana adalah komunitas.
Serta Betty Newman mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari
konsep holistic dan pendekatan system terbuka. Faktor yang perlu di perhatikan adalah:
fisiologi individu, psikologi individu,sosial cultural, perkembangan individu
1. Asumsi Teori Model Betty Neuman
Asumsi yang dikemukakan oleh Betty Neuman dalam memberikan
respon terhadap tekanan yaitu :
a. Manusia
Merupakan suatu sistem terbuka yang selalu
mencari keseimbangan dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari fisiologis,
psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
b. Lingkungan
Yaitu meliputi semua faktor internal
dan eksternal atau pengaruh-pengaruh dari sekitar klien atau sistem klien.
c.
Sehat
Suatu kondisi terbebasnya dari
gangguan pemenuhan kebutuhan sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai
dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stressor.
2. Pernyataan Teori Sistem Model Neuman
Teori
model Neuman menggambarkan partisipasi aktif perawat terhadap klien dengan
tingkatan yang menyangkut bermacam-macam pengaruh terhadap respon klien akibat
tekanan atau stress.
Klien dalam hubungannya timbal balik
dengan lingkungan sekitarnya selalu membuat keputusan yang menyangkut hal atau
sesuatu yang akan berakibat kepadanya. Ada 4 faktor yang merupakan konsep
mental klien yaitu: individu atau pasien itu sendiri, lingkungan sekitarnya, kesehatan,
pelayanan
3. Bentuk Logika Teori Model Neuman
Bentuk Neuman menggunakan logika
deduktif dan induktif dalam mengembangkan teori modelnya yang telah
dipertimbangkan terlebih dahulu. Betty Neuman menemukan teori modelnya dari
berbagai teori dan disiplin ilmu. Teori ini juga merupakan hasil dari
pengamatan dan pengalaman selama ia bekerja dipusat kesehatan mental
keperawatan.
4. Model Betty Neuman Dalam Lingkungan
Komunitas
Model konseptual dari Neuman
memberikan penekanan pada penurunan stress dengan cara memperkuat garis
pertahanan diri keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut
dengan terfokus pada empat intervensi yaitu :
a. Intervensi yang bersifat promosi
Dilakukan apabila gangguan yang
terjadi pada garis pertahanan yang bersifat fleksibel yang berupa: pendidikan
kesehatan dan mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang dapat
dilakukan klien dirumah atau komonitas yang bertujuan meningkatkan kesehatan.
b. Intervensi yang bersifat prevensi, dilakukan
apabila garis pertahanan normal terganggu :
1) Deteksi dini gangguan kesehatan
Misalnya deteksi tumbuh kembang balita, keluarga dll.
2) Memberikan zat kekebalan pada klien
yang bersifat individu misalnya : konseling pra nikah
c. Intervensi yang bersifat kuratif, dilakukan
apabila garis pertahanan terganggu.
d. Intervensi yang bersifat rehabilitative,
dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahanan resisten
yang terganggu.
Komunitas dilihat sebagai klien yang
dipengaruhi oleh dua aktor utama : komunitas yang merupakan klien dan
penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri dari 5 tahapan :pengkajian,
diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.
D. Model Perawatan Diri dari Orem.
Dorothea Orem
adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka di Amerika. Dorothe Orem
lahir di Baltimore, Maryland di tahun 1914. Ia memperoleh gelar sarjana keperawatan
pada tahun 1939 dan Master Keperawatan pada tahun 1945. Selama karir
profesionalnya, dia bekerja sebagai seorang staf keperawatan, perawat pribadi,
perawat pendidik dan administrasi, serta perawat konsultan. Ia menerima gelar
Doktor pada tahun 1976. Dorothea Orem adalah anggota subkomite kurikulum di
Universitas Katolik. Ia mengakui kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan
konseptualisasi keperawatan. Ia pertama kali mempubilkasikan ide-idenya dalam
“Keperawatan : Konsep praktik”, pada tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980 dan
yang terakhir di tahun 1995.
Dari beberapa
model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang
diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep
keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul
"Nursing Conceps of Practice Self Care". Model ini pada
awalnya berfokus pada individu, kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan
pada multi person's unit (keluarga, kelompok dan komunitas).
1. Pengertian Keperawatan Mandiri
(self care)
Self care merupakan suatu pelaksanaan kegiatan
yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan
guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai dengan
keadaan, baik sehat maupun sakit (Orem's, 1980).
Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai
kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan
kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.
2. Teori Sistem Keperawatan Orem
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan menolong
keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care
Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori
yaitu :
Teori self care berisi upaya tuntutan
pelayanan diri yang sesuai dengan kebutuhan. Perawatan diri sendiri merupakan suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang perawat yang berlangsung
secara berkelanjutan sesuai dengan
keadaan dan keberadaannya, keadaan kesehatan dan kesempurnaan.
Perawatan diri sendiri merupakan
aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara kesehatannya serta
mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli self care dengan
penerima self care dalam hubungan terapi. Orem mengemukakan tiga kategori /
persyaratan self care yaitu : persyaratan universal, persyaratan pengembangan
dan persyaratan kesehatan. Penekanan teori self care secara umum :
1) Pemeliharaan intake udara
2) Pemeliharaan intake air
3) Pemeliharaan intake makanan
4) Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
5) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
6) Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial
7) Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
8) Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial
sesuai dengan potensinya.
b. Self
Care Deficit (Defisit Perawatan Diri)
Defisit perawat diri terjadi bila tindakan perawatan diri tidak adekuat
dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri yang disadari. Teori defisit perawatan
diri Orem menjelaskan bukan hanya saat keperawatan dibutuhkan saja, melainkan
cara membantu orang lain dengan menerapkan lima metode bantuan, yakni melakukan
untuk, memandu, mengajarkan, mendukung dan menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan akan perawatan diri saat ini atau di
masa yang akan datang.
c. Nursing
system (Sistem
Keperawatan)
Teori yang membahas bagaimana
kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi oleh perawat,
pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan / direncanakan berdasarkan
kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien untuk menjalani
aktifitas "Self Care".
Orem
mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
1) The Wholly compensatory system
Merupakan bantuan secara
keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu mengontrol dan memantau
lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan.
2) The Partly compensantory system
Merupakan bantuan sebagian,
dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak karena sakit atau
kecelakaan.
3) The supportive - Educative system
Merupakan dukungan pendidikan
dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan
perawatan mandiri.
4) Metode bantuan
Perawat membantu klien dengan menggunakan
system dan melalui metode bantuan yang meliputi :acting atau melakukan sesuatu untuk klien, mengajarkan klien, mengarahkan klien, mensupport klien.
3. Keyakinan dan Nilai - Nilai
Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah :
a.
Klien : individu atau kelompok
yang tidak mampu secara terus menerus memperthankan self care untuk hidup dan
sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.
b. Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutan self care yang
berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan
perkembangan.
c. Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhankeperluan
self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
d. Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang
dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam
mempertahankan self care yang mencakup integritas struktural, fungsi dan
perkembangan.
4. Tiga Kategori Self Care
Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang disebutkan
sebagai keperluan self care (self care requisite), yaitu :
a.
Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada pada setiap manusia dan berkaitan
dengan fungsi kemanusiaan dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan
dasar manusia.
1) Pemeliharaan kecukupan intake udara
2) Pemeliharaan kecukupan intake cairan
3) Pemeliharaan kecukupan makanan
4) Pemeliharaan keseimabangan antara aktifitas dan istirahat
5) Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan kesejahteraan
manusia
6) Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi
7) Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam kelompok
sosial sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang dan keinginan
seseorang untuk menjadi normal.
b. Developmental self care requisite : terjadi
berhubungan dengan tingkat perkembangan individu dan lingkungan dimana tempat
mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat
siklus kehidupan.
c. Health deviation self care requisite : timbul
karena kesehatan yang tidak sehat dan merupakan kebutuhan-kebutuhan yang
menjadi nyata karena sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan
dalam perilaku self care.
5. Tujuan Keperawatan Keluarga Menurut Orem’s
Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek keperawatan keluarga adalah :
a.
Menolong klien
dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara terapeutik.
b. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri
c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami
gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan pada praktek keperawtan keluaga adalah sebagai berikut:
a.
Aspek interpersonal : hubungan
didalam kelurga;
b. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya
c. Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi
perubahan yang terjadi
d. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang
dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
Teori Orem tentang perawatan
diri, kurangnya perawatan dari, system perawatan berorientasi pada
individu.individu (klien) dianggap sebagai penerimaan asuhan kepaerawatan yang
utama. Keluarga dipandang sebagai factor syarat dasar bagi anggota keluarga
(klien) atau sebagai kontek utama di mana individu berfungsi. Perawat juga
membantu memberi perawatan yang tidak
mandiri (anggota keluarga dewasa yang merawat individu yang tidak mandiri) dan
dalam melaksanakan tugas ini mereka diaggap sebagai individu dari pada
keluarga atau subsistem keluarga (Orem,
1983).
Orem tidak mengungkapkan
bagaimana konsep teori keluarga dapat di gabungkan ke dalam model praktik
perawatan tersebut. Tadyah 1985, akan tetapi, melaksanakan tugas untuk
menguraikan bagaimana struktur, fungsi dan perkembangan keluarga dapat
diartikulasika dengan model dari Orem. Karena unit analisis membedakan antara
dua teori tersebut, artikulasi yang diuraikan Tadych tersebut bersifat
pelengkap meskipun filosofi perawatan diri cukup relevan dengan keperawatan
keluarga, konsep saat ini dari Orem tidak memberikan konsep mendasar untuk
bekerja dengan keluarga sebagai klien. Chin,1985. mengatakan bahwa satu alasan
mengapa terdapat kekurangan dari kemampuan penerapan model dari orem pada
keluarga sebagai sebuah unit adalah bahwa syarat-syarat perawatan diri bagi
keluarga berbeda dengan untuk individu. Hal ini tentunya merupakan suatu kemajuan
dalam upaya untuk menggunakan syarat-syarat perawatan diri yang berorientasi
pada individu dari Orem untuk mengkaji keluarga. Upaya-upaya selanjutnya
seperti ini sangat diperlukan, seingga teori Orem akan lebih bermanfaat untuk
beerja dengan keluarga sebagai klien.
E.
Model
Pencapaian Tujuan dari Imogene King.
King memandang keluarga
sebagai system social dan konsep utama dalam modelnya.Keluarga diperlukan baik
sebagai kontek maupun klien.
King menjelaskan bahwa teori pencapaian tujuan bermanfaat bagi
perawat bila terpanggil untuk membantu keluarga dalam memelihara kesehatan
mereka atau mengatasi masalah atau keadaan sakit (1983 hal. 1982). King terus
menguraikan modelnya sebagai perawat untuk membantu anggaota keluarga menyusun
tujuan untuk mengatasi masalah dan mengambil keputusan, karena model tersebut
beroriantasi padasistemdan intervensi dengan perluasan isi keluarga yang lebih
jauh, model tersebut cukup bermanfaat dalam keperawatan keluarga.
1. Teori
Pencapaian Tujuan Imogene M. King
Model keperawatan terakhir dari King
memadukan tiga sistem interaksi yang dinamis-personal,interpersonal, dan sosial
yang mengarah pada perkembangan teori pencapaian tujuan . Konsep yang
ditempatkan dalam sistim personal karena mereka terutama berhubungan dengan
individu, sedangkan konsep yang ditempatkan dalam sistim interpersonal karena
menekankan pada interaksi antara dua orang atau lebih. Konsep yang ditempatkan
dalam sistem sosial karena mereka menyediakan pengetahuan untuk perawat agar
berfungsi di dalam sistim yang lebih besar (King, 1995a, p.18 – 19 dalam Tomey
& Alligood,2006). Dalam interpersonal sistem perawat-klien berinteraksi
dalam suatu area (space). Menurut King, intensitas dari interpersonal system
sangat menentukan dalam menetapkan pencapaian tujuan keperawatan.Adapun
beberapa karakteristik teori Imogene King (Christensen &Kenney,1995):
a. Sistem personal adalah individu atau
klien yang dilihat sebagai system terbuka, mampu berinteraksi, mengubah energi,
dan informasi dengan lingkungannya. Individu merupakan anggota masyarakat,
mempunyai perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi,
menerima,mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak
danrespon yang dimilikinya serta berorientasi pada tindakan dan waktu.Sistem
personal dapat dipahami dengan memperhatikan konsep yang berinteraksi yaitu:
persepsi, diri, gambaran diri, pertumbuhan dan perkembangan, waktu dan jarak.
b. Sistem interpersonal adalah dua atau
lebih individu atau grup yang berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami dengan
melihat lebih jauh konsep tentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi,
stress, koping.
c. Sistem sosial merupakan sistem
dinamis yang akan menjaga keselamatanlingkungan. Ada beberapa hal yang dapat
mempengaruhi perilakumasyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Sistem
sosial dapatmengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep
organisasi,kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan.
2.
Konsep Interaksi Imogene M. King
King mempunyai asumsi dasar terhadap
kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya ( Human Being) sebagai sistem terbuka yang secarakonsisten
berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi dasar King tentangmanusia seutuhnya (
Human Being) meliputi sosial,
perasaan, rasional, reaksi,kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi
pada waktu. Dari keyakinannya tentang human
being ini, King telah menderivatasumsi tersebut lebih spesifik terhadap
interaksi perawat – klien:
a. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi
proses interaksi.
b. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan
nilai dari perawat dan klienmempengaruhi interaksi
c. Individu mempunyai hak untuk
mengetahui tentang dirinya sendiri.
d. Individu mempunyai hak untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
e. Profesional kesehatan mempunyai
tanggung jawab terhadap pertukaran informasi.
f. Individu mempunyai hak untuk
menerima atau menolak pelayanan kesehatan.
g. Tujuan dari profesional kesehatan
dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan dapat berbeda.
Dalam interaksi tersebut terjadi
aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan konsep utama, dimana
konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek
keperawatan (Christensen J.P,2009), meliputi:
a. Interaksi, King mendefinisikan
interaksi sebagai suatu proses dari persepsidan komunikasi antara individu
dengan individu, individu dengankelompok, individu dengan lingkungan yang
dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.
b. Persepsi diartikan sebagai gambaran
seseorang tentang realita, persepsi berhubungan dengan pengalaman yang lalu,
konsep diri, sosial ekonomi,genetika dan latarbelakang pendidikan.
c. Komunikasi diartikan sebagai suatu
proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain secara langsung
maupun tidak langsung.
d. Transaksi diartikan sebagai
interaksi yang mempunyai maksud tertentudalam pencapaian tujuan. Yang termasuk
dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan
lingkungannya.
e. Peran merupakan serangkaian perilaku
yang diharapkan dari posisi pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolok ukurnya
adalah hak dankewajiban sesuai dengan posisinya.
f. Stress diartikan sebagai suatu
keadaan dinamis yang terjadi akibatinteraksi manusia dengan lingkungannya.
Stress melibatkan pertukaranenergi dan informasi antara manusia dengan
lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.
g. Tumbuh kembang adalah perubahan yang
kontinue dalam diri individu.Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat
aktivitas perilakuyang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.
h. Waktu diartikan sebagai urutan dari
kejadian/peristiwa kemasa yang akandatang. Waktu adalah perputaran antara satu
peristiwa dengan peristiwayang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap
manusia.
i.
Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun
sama.
Ruang adalah area dimana terjadi
interaksi antara perawat dengan klien.
Konsep hubungan manusia menurut King
terdiri dari komponen :
a.
Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam
berperilaku,dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan
yang digambarkan melalui hubungan perawat dan klien untuk melakukankontrak
untuk pencapaian tujuan.
b.
Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat
adanya aksi danmerupakan respon individu.
c.
Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling
mempengaruhiantara perawat dan klien, yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi.
d.
Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien
terjadisuatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akandilakukan
(Murwani A, 2009).
3.
Asumsi-Asumsi Utama Imogene M.
King
a. Keperawatan : Keperawatan merupakan
suatu proses interaksi antara klien dan perawatyang selama pengkajian ,
pembuatan tujuan, dan menjalankannya, terjaditransaksi dan tujuan dicapai.
b. Klien : King mengatakan bahwa klien
adalah individu (sistem personal) ataukelompok (sistem interpersonal) yang
tidak mampu mengatasi peristiwaatau masalah kesehatan ketika berinteraksi
dengan lingkungan.
c. Kesehatan : Menurut King, Kesehatan
adalah kemampuan individu untuk melakukanaktivitas kehidupan sehari-hari dalam
peran sosial yang lazim; suatu pengalaman hidup yang dinamis dalam penyesuaian
terus-menerusterhadap stresor lingkungan melalui penggunaan sumber-sumber
yangoptimum.
d. Lingkungan : King menyatakan,
lingkungan merupakan setiap sistem sosial dalammasyarakat ; sistem sosial
adalah kekuatan dinamis yang memengaruhi perilaku sosial, integrasi, persepsi,
dan kesehatan, seperti rumah sakit,klinik, lembaga komunitas, dan industri.
Asumsi-Asumsi Teori Imogene King (Meleis, 1997)
secara implicit: klien
ingin berpartisipasi aktif dalam proses perawatan dan klien secara sadar, aktif
dan mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Secara explicit:
a. Fokus dalam keperawatan adalah
interaksi manusia dan lingkungan dengan tujuan kesehatan untuk manusia.
b. Individu merupakan anggota
masyarakat, mempunyai perasaan, rasional,dan kemampuan dalam bereaksi,
menerima, mengontrol, mempunyaimaksud-maksud tertentu sesuai dengan hak dan
respon yang dimilikinyaserta berorientasi pada tindakan dan waktu.
c. Proses interaksi dipengaruhi oleh
persepsi-persepsi, tujuan-tujuan,kebutuhan, dan nilai-nilai antara perawat -
klien.
d. Klien memiliki hak azazi dalam
menerima informasi, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang dipengaruhi
oleh kehidupan, kesehatan, dan pelayanan kesehatan namun klien juga berhak
untuk menolaknya.
e. Pertanggungjawaban dalam pelayanan
keperawatan pada individumencakup semua aspek termasuk dalam keputusan memberi
informasi.
f. Tidak jarang terjadi perbedaan
tujuan antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan.
4.
Aplikasi Teori Imogene M. King
dalam Proses Keperawatan
a.
Pengkajian
1) Terjadi selama interaksi antara
perawat dan pasien/klien. Perawat membawa pengetahuan khusus dan ketrampilan
sedangkan klien membawa pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah yang
menjadi perhatian, untuk interaksi ini.
2) Selama pengkajian perawat
mengumpulkan data tentang klien,diantaranya adalah : Tingkat tumbuh kembang,
Pandangan tentang diri sendiri, Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan
dan interpretasi data terhadap status kesehatan, Pola komunikasi diperlukan
untuk memferivikasi keakuratan persepsi, untuk interaksi dan transaksi. dan
Sosialisasi
b.
Diagnosa Keperawatan
1) Dibuat setelah melakukan
pengkajian.
2) Dibuat sebagai hasil interaksi antara
perawat dengan pasien/klien.
3) Stress merupakan konsep yang penting
dalam hubungannya dengan diagnosa keperawatan.
c.
Perencanaan
1) Dibuat berdasarkan diagnosa
keperawatan.
2) Setelah diagnosis, perencanaan
intervensi untuk memecahkan masalah tersebut dilakukan.
3) Dalam perencanaan pencapaian tujuan
diawali dengan menetapkantujuan dan membuat keputusan.
4) Merupakan bagian dari transaksi dan
partisipasi pasien/klien yang dianjurkan ikut serta dalam pengambilan keputusan
tapi tidak harus bertanggung jawab.
d.
Implementasi
1) Dalam keperawatan melibatkan proses
implementasi kegiatan aktualuntuk mencapai tujuan.
2) Dalam pencapaian tujuan itu adalah
kelanjutan dari transaksi.
e.
Evaluasi
Merupakan gambaran bagaimana
mengenal hasil tujuan yang dicapai danmembahas tentang pencapaian tujuan dan
keefektifan proses keperawatan(Perry & Potter, 2005).
5.
Aplikasi Teori Imogene M. King
dalam Praktik Keperawatan
Teori
King berfokus pada interaksi perawat - klien dengan pendekatan sistem. Kekuatan
pada model ini adalah partisipasi klien dalam menentukan tujuan yang akan
dicapai, mengambil keputusan, dan interaksi dalam menerima tujuan dari klien.
Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara tenaga kesehatan
professional.Teori ini juga dapat digunakan pada individu, keluarga, atau kelompok
dengan penekanan pada psikologi, sosialkultural, dan konsep interpersonal.
Beberapa contoh kasus yang
menggunakan teori King dalam praktik klinik adalah (Meleis, 1997) :
1. Klien lansia dengan kecelakaan
perdarahan pada otak.
2. Klien dengan penyakit ginjal.
3. Caring dalam keluarga.
4. Penyelesaian masalah memfasilitasi
pengembangan kesehatan lingkungankerja.
5. Pelayanan keperawatan kesehatan
masyarakat.
6. Pelayanan keperawatan psikiatri.
7. Caring untuk klien pingsan atau
tidak sadar.
8. Caring untuk klien dewasa dengan
diabetes.
9. Kerangka kerja untuk mengatur
perawatan.
Kesimpulan
model dari Imogene King:
- Teori pencapaian tujuan (Theory
of Goal Attainment) merupakan derivat dari kerangka kerja konseptual
(Conceptual Framework) dan asumsi dasar King tentang Human Being.
- Teori pencapaian tujuan
berfokus pada interpersonal systems dengan berorientasi pada pencapaian
tujuan dengan sembilan konsep utama, yaitu : interaksi, persepsi,
komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu, dan ruang.
- Teori King merupakan
serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat diamati
dalam praktek keperawatan.
- Manfaat dari teori ini adalah:
mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan (Body of
Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek
keperawatan, konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan
juga peneliti. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan,
perkembangan iptek, sosial,ekonomi dan politik.
F.
Model
Adaptasi dari Roy.
Roy menjelaskan bahwa keluarga
dan juga individu, kelompok, organisasi, social, serta komunitas dapat
dijadikan unit analisis dan focus praktik keperawatan, karena para perawat
mengkaji orang sebagai system yang adaptif, meraka perlu mengkaji keluarga bila
keluarga merupakan focus perawatan..Intervensi keperawatan mempertinggi
stimulasi (fokal, konstektual dan residual) untuk meningkatkan adaptasi dari
system keluarga (Roy 1983,hal 275). Perbaikan da perluasan konsep keluarga
lebih lanjut sangat diperlukan,tetapi terdapat kongruensi dan aplikabilitas
yang mendasar dari model ini keperawatan keluarga Karena itu teori
adaptasi dati Roy tampaknya juga tetap
menjanjikan dalam batasan menguraikan atau menjelaskan fenomena keperawatan
keluarga,padahal Roy mengatakan bahwa masalah keperawatan melibatkan mekanisnme
koping yang tidak efektif, yang menyebabkan respon yang tidak efektif, merusak
integritas individu tersebut. Gagasan ini dapat diperluas hingga keunit
keluarga dimana pola koping keluarga yang tidak efektif menimbulkan masalah-masalah
yag berubungan dengan fungsi keluarga (Mc Cubbin dan Figley, 1983). Masalah
teori ini menekankan promosi kesehatan dan pentingnya membantu klien dalam
menipulasi lingkungan mereka, kedua gagasan tersebut memiliki arti yang penting
daam kesehatan.
G.
Model
Proses Kehidupan dari Roger.
Dalam teori Roger, focus dari keperawatan adalah pada proses
kehidupan umat mausia. Tujuan dari keperawatan adalah untuk meningkatkan
interaksi simfonis anatara manusia dan
lingkungannya (Meleis 1985). Dalam-dalam tulisan yang terdahulunya dari
tahun 1970 hingga 1980, roger tidak berbicara tentang keluarga. Tetapi pada
tahun1983 Roger menegaskan bahwa model
konseptualnya dapat diterapkan pada keluarga sama seperti pada induvidu. Bagi
Roger, keluarga dikonseptualisasikan sebagai suatu bidang energi keluarga yang
tidak bisa dikurangi, bersifat empat dimensi,negentropik, yang menjadi
focus studi dalam keperawatan.Wall
(1981) secara jelas memperlihatkan
kongruensi dan aplikabilasi teori Roger untuk pengkajian keluarga yang
mengilustrasikan hal ini dengan menggunakan konsep Roger tentang saing
melengkapi, resonansi dan helicy
untuk meguraikan system keluarga. Peninggalan Roger ini secara jelas dikaitkan
dengan teori sistem umum dan karena orientasi ini maka ada suatu kesesuaian
antara teori keperawatan dari Roger dan keperawatan keluarga.
H.
Model
Lingkungan dari F. Nightingale
Inti
konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara
keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis daan
lingkungan sosial.
1.
Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan
lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor
tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu,
asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara
bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa
sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri.
Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan
pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang
cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posiis pasien ditempat tidur harus
diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
2. Lingkungan
psikologi (psychologi enviroment)
F. Nightingale melihat bahwa kondisi
lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk
terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga
rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan
aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam
mempertahankan emosinya.
Komunikasi
dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh,
komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi
tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan
dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien
atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu
muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
3.
Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial
terutama hubungan yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan
dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan
demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan
dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang
ditunjukkan pasien pada umumnya.
Seperti
juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan
dalam hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak
hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga
keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.
Hubungan
teori Florence Nightingale dengan beberapa konsep
1. Hubungan teori Florence Nightingale
dengan konsep keperawatan :
a. Individu / manusia
b. Memiliki kemampuan besar untuk
perbaikan kondisinya dalam menghadapi penyakit.
c. Keperawatan
Bertujuan membawa / mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
Bertujuan membawa / mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
d. Sehat / sakit
e. Fokus pada perbaikan untuk sehat.
f. Masyarakaat / lingkungan
Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan individu, fokus pada ventilasi, suhuu, bau, suara dan cahaya.
2. Hubungan teori Florence Nightingale
dengan proses keperawatan
a. Pengkajian / pengumpulan data
Data pengkajian Florence N lebih menitik beratkan pada
kondisi lingkungan (lingkungan fisik, psikhis dan sosial). Analisa data: data
dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang berkaitan
dengan kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan keseluruhan. Masalah difokuskan
pada hubungan individu dengan lingkungan misalnya : Kurangnya informasi tentang
kebersihan lingkungan, ventilasi, pembuangan sampah, pencemaran lingkungan, komunikasi
sosial,
b. Diagnosa keperawatan
Berbagai masalah klien yang
berhubungan dengan lingkungan antara lain: : Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
efektivitas asuhan, Penyesuaian terhadap lingkungan, Pengaruh stressor
lingkungan terhadap efektivitas asuhan.
c. Implementasi
Upaya dasar merubah/ mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan, perrtumbuhan dan perkembangan individu.
Upaya dasar merubah/ mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan, perrtumbuhan dan perkembangan individu.
d. Evaluasi
Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu.
Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu.
Gambaran
model konseptual keperawatan Florence Nightingale:
1. Definisi keperawatan adalah profesi
yang bertujuan menemukan dan menggunakan hukum alam dalam pembangunan kesehatan
dan pelayanan kesehatan. Ningtingale menegaskan bahwa keperawatan adalah ilmu
dan kiat yang memerlukan pendidikan formal untuk merawat orang yang sakit.
2. Tujuan tindakan keperawatan meliputi
memelihara, mencegah infeksi, dan cedera, memulihkan dari sakit, melakukan
pendidikan kesehatan serta mengendalikan lingkungan
3. Alasan tindakan keperawatan yaitu menempatkan
manusia pada kondisi yang terbaik secara alami untuk menyembuhkan atau meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit dan luka.
4. Konsep individu merupakan kesatuan
fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual yang lengkap dan
berpotensi.
5. Konsep sehat adalah keadaan bebas
dari penyakit dan dapat menggunakan kekuatannya secara penuh.
6. Konsep lingkungan adalah bagian
eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya seseorang.
Deskripsi
Konsep Sentral
1. Manusia
Manusia terdiri dari komponen fisik,
intelektual, emosional, sosial dan spiritual. Walaupun memang lebih terfokus
pada aspek fisik tetapi tetap saja ide yang dikemukakan Nightingale tentang
seseorang yang sedang sakit mempunyai semangat hidup yang lebih besar daripada
mereka yang sehat, sebenarnya terkait dengan dimensi psikologik dari manusia
2. Lingkungan
Lingkungan menurut Nightingale
merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang mempengaruhi proses penyembuhan
dan kesehatan yang meliputi lima komponen lingkungan terpenting dalam
mempertahankan kesehatan individu yang meliputi: udara bersih, air yang bersih,
pemeliharaan yang efisien, kebersihan, serta penerangan/pencahayaan
Nightingale lebih menekankan pada
lingkungan fisik daripada lingkungan sosial dan psikologis yang dieksplor
secara lebih terperinci dalam tulisannya. Penekanannya terhadap lingkungan sangat
jelas melalui pernyataannnya bahwa jika ingin meramalkan masalah kesehatan,
maka yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan rumah, kondisi dan cara hidup
seseorang daripada mengkaji fisik/tubuhnya.
3. Kesehatan
Nightingale mendefinisikan kesehatan
sebagai merasa sehat dan menggunakan semaksimal mungkin setiap kekuatan yang
dimiliki yang merupakan proses aditif, yaitu hasil kombinasi dari faktor
lingkungan, fisik, dan psikologis. Terutama faktor lingkungan meliputi :kebersihan,
minuman, nutrisi, kelembaban, jalan udara, saluran air , yang mempengaruhi
kesehatan.
Menurut
Nightingale keadaan sehat dapat dicapai melalui pendidikan dan perbaikan
kondisi lingkungan. Penyakit merupakan proses perbaikan, tubuh berusaha untuk
memperbaiki masalah. Juga merupakan suatu kesempatan untuk meningkatkan
pandangan spiritual. Oleh karena itu Nightingale sangat menekankan bahwa
kesehatan tidak hanya berorientasi dalam lingkungan rumah sakit tetapi juga
komunitas.
4.
Keperawatan
Nightingale memandang keperawatan
sebagai ilmu kesehatan dan menguraikan keperawatan sebagai mengarahkan terhadap
peningkatan dan pengelolaan lingkungan fisik sehingga alam akan menyembuhkan
pasien. Oleh karena itu, kegiatan keperawatan termasuk memberikan pendidikan
tentang kebersihan di rumah tangga dan lingkungan untuk membantu wanita
menciptakan atau membuat lingkungan sehat bagi keluarganya dan komunitas yag
pada dasarnya bertujuan untuk mencegah penyakit.
I.
Model Pengkajian Keluarga Friedman
Model pengkajian keluarga Friedman
merupakan pendekatan terpadu dengan menggunakan teori system umum, teori
perkembangan keluarga, teori structural-fungsional dan teori lintas budaya
sebagai landasan teoritis primer model dan alat pengkajian keluarga. Teori
pertengahan lainnya juga dipadukan ke dalam berbagai dimensi structural dan
fungsional yang dikaji, seperti teori komunikasi, teori peran, dan teori stress
keluarga. Bab 7 menguraikan isi pengkajian keluarga dan area prosesnya.
Diagnosis keperawatan keluarga dan strategi intervensinya akan dibahas terkaid
setiap data meliputi identifikasi, sosiokultural, perkembangan, structural,
fungsional dan bidang kajian stress serta kopingnya.
RANGKUMAN
1. Sumber
konsep dan teori keperawatan keluarga berfungsi untuk membedakan , menjelaskan
atau memperkirakan fenomena yang ada dalam keperawatan.
2. Perkembangan model keperawatan dan
teori telah mempengaruhi disiplin keperawatan, mulai naskah Florence
Nightangale kemudian diteruskan dengan karya para ahli teori keperawatan
kontemporer. Model keperawatan secara spesifik disesuaiakan dengan praktik keperawatan
keluarga termasuk model yang dikembangkan oleh Imogene King, calista Roy, Betty
Newman, Dorothea Orem, Martha Rogers, dan Margaret Newman.
3. Florence Nightingale sebenarnya
tidak menyajikan teori keperawatan keluarga, tetapi ia menngatakan keluarga di
berbagai tulisannya dan sebagian besar praktik keperawatan.
4. Imogene King mengembangkan model
system yang saling memepengaruhi danmemasukkan pendekatan keluarga sebagai
ruang lingkup.
5. Betty Newman membahas keluarga
sebagai klien dari awal pengembangan modelnya, dengan keluarga dipandang
sebagai system yang terdiri atas anggota keluarga sebagai subsistemnya.
6. Dorothea Orem menggambarkan keluarga
sebagai unit pengondisisan landasan dan sebagai ruang lingkup bagi klien
individu
7. Model Adaptasi Calistay Roy menjabarkan
konsep individu sebagai suatu system adaptif yang saling mempengaruhi dengan
stimulus melalui empat model respons: fisiologis, konsep diri, fungsi peran,
dan saling ketergantungan. Keluarga dapat menjadi ruang lingkup klien dan
perawatan diarahkan pada peningkatan adaptasi positif terhadap stimulus fokal,
kontekstual dan sisa (residual) melalui proses regulator dan kognator.
8. Martha Rogers menggambarkan keluarga
sebagai system terbuka dalam interaksi yang konstan dengan lingkungan melalui
pertukaran materi dan energy, bahkan perkembangannya menjadai semakin kompleks.
9. Newman berfokus pada pola keluarga
sebagai medan energy yang bergerak melalui
waktu dan ruang menuju kesadaran yang semakin tinggi
10. Tiga model praktik keperawatan
terpadu yang dikutip dan digunakan secara luas dalam keperawatan keluarga
adalah Model system kekuatan –stressor keluarga, Model pengkajian dan
intervensi Calgary dan Model pengkajian keluarga Friedman.
LATIHAN SOAL
1. Ahli teori keperawatan yang
menggambarkan keluarga sebagai system terbuka dalam interaksi yang konstan
dengan lingkungan melalui pertukaran materi dan energy, bahkan perkembangannya
menjadai semakin kompleks yaitu: …
a. Imogene King
b. Dorothea Orem
c. Martha Rogers
d. Calistay Roy
2. Model konseptual dari Neuman
memberikan penekanan pada penurunan stress dengan cara memperkuat garis
pertahanan diri keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan dengan terfokus pada empat intervensi, Intervensi
yang bersifat promosi yaitu:
a. Pendidikan kesehatan dan demonstrasi
tindakan keperawatan dasar dirumah
b. Deteksi dini gangguan kesehatan
c. Imunisasi
d. Konseling pra nikah
3. Teori yang mengacu bagaimana individu
memenuhi kebutuhan dan menolong keperawatannya sendiri dari Orem tentang Self
Care Deficit of Nursing. dijabarkan ke
dalam tiga teori yaitu :
1. Self
Care (Perawatan Diri)
2. Self
Care Deficit (Defisit Perawatan Diri)
3. Nursing system ( Sistem keperawatan)
4. Nursing proses ( Proses keperawatan)
4. Menurut King, intensitas dari
interpersonal system sangat menentukan dalam menetapkan pencapaian tujuan
keperawatan. Berikut beberapa karakteristik teori Imogene King:
1. Sistem personal
2. Sistem interpersonal
3. Sistem sosial
4. Sistem intrapersonal
5. Jelaskan fungsi teori dan model dalam
keperawatan keluarga ?
6. Apa tiga aliran yang banyak berperan
pada pembentukan landasan teoritis keperawatan keluarga?
7. Uraikan pendapat saudara mengenai
beberapa teori keperawatan keluarga, diskusikan pengaruhnya pada implementasi
keperawatan keluarga yang akan datang?
8. Jelaskan model pengkajian
keperawatan keluarga yang disampaikan Friedman?
Daftar pustakanya ??
BalasHapus