BAB
11
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian
1. Data
umum
a. Identitas
klien
Pengkajian
dilakukan tanggal 24 Mei 2014
dengan sumber pasien, keluarga, masyarakat dan lingkungannya. Data yang
didapatkan sebagai berikut: nama Kepala Keluarga (KK) Tn. C, nama Ny. T, umur 63 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan SD,
pekerjaan ibu rumah
tangga, alamat: dukuh Tiyaran, Desa Tiyaran, Kecamatan Bulu,
Kabupaten Sukoharjo.
b. Tipe
keluarga
Keluarga Tn. C merupakan tipe keluarga usila yang
terdiri dari suami istri yang sudah tua, dengan anak yang sudah memisahkan diri.
c. Suku
bangsa
Keluarga Tn. C mengatakan bersuku Jawa. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Jawa.
Keluarga Tn. C mengatakan setiap bangun tidur biasanya minum air putih.
d. Agama
Keluarga Tn. C beragama Islam, keluarga Tn. C menjalankan sholat 5 waktu di rumah.
Keluarga Tn. C tidak percaya terhadap dukun maupun paranormal, jika ada anggota
keluarga yang sakit biasanya diperiksakan ke pelayanan kesehatan.
e. Status
ekonomi sosial agama
Tn. C mengatakan bekerja sebagai petani
dan Ny. T sebagai
IRT (Ibu Rumah Tangga). Pendapatan
keluarga diperoleh dari Tn. C yang bekerja sebagai petani dan dari pemberian
anaknya yang merantau. Pendapatan per bulan sekitar Rp 500.000,-, digunakan
untuk membayar listrik Rp 50.000,-, untuk makan sehari-hari Rp 300.000,- per
bulan, untuk keperluan lain-lain Rp 100.000,- per bulan dan sisanya ditabung.
f. Aktivitas
rekreasi keluarga
Keluarga Tn. C jarang melakukan rekreasi ke
tempat rekreasi, apabila ada waktu luang Tn. C memanfaatkan berkumpul dengan
istrinya di ruang keluarga sambil
menonton televisi.
2.
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Riwayat
dan perkembangan keluarga saat ini
Ny. T mengatakan mempunyai 4 orang anak, anak pertama berumur
43 tahun, anak kedua berumur 39
tahun, anak ketiga berumur 35
tahun, anak keempat 21
tahun. Anak yang
pertama sampai ketiga sudah menikah, sudah memisahkan diri dan tinggal
dengan keluarganya masing-masing.
Anak yang keempat sedang kuliah di Yogyakarta. Tahap
perkembangan keluarga Tn. C
adalah keluarga usia lanjut.
b. Tahap
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga Tn. C berada pada tahap perkembangan dengan
keluarga lanjut usia. Ny. T mengatakan tahap perkembangan keluarga yang
sudah terpenuhi adalah mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan, adaptasi
dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik, dan pendapatan,
mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat, mempertahankan
hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
Ny. T mengatakan tahap perkembangan kelurga yang belum
terpenuhi adalah melakukan file review
dan menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan kematian.
c. Riwayat
keluarga inti
Ny. T mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit
menular, jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya diperiksakan ke dokter
atau rumah sakit. Ny. T mengatakan menderita DM sudah sejak 13 tahun yang lalu,
Ny. T mengatakan badannya lemas, Ny. T mengatakan kadang-kadang mengontrol gula
darahnya ke dokter jika anaknya pulang atau berkunjung ke rumah.
d. Riwayat
keluarga sebelumnya
Ny. T mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang
mempunyai penyakit keturunan seperti DM dan hipertensi, dan tidak ada yang
memiliki penyakit menular seperti TBC.
3.
Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik
rumah
Tn. C mengatakan luas rumah kurang lebih 144 m2, tipe rumah permanen, rumah Tn. C terdapat 9 ruangan,
pembagian ruangan di rumah Tn. C ada jendela di ruang tamu, di kamar dan di
dapur, pemanfaatan ruangan sesuai dengan fungsinya, peletakan perabot rumah
tangga tertata rapi, jenis septic tank
leher angsa, jarak septic tank dengan
sumber air kurang lebih 10m, sumber air yang digunakan adalah air sumur.
Kebiasaan membuang sampah di lubang sampah buatan sendiri, jika sudah kering
sampah dibakar.
b. Karakteristik
tetangga dan komunikasi Rukun Warga (RW)
Ny. T
mengatakan rumahnya terletak di perkampungan, jarak rumah yang satu dengan yang
lain berdekatan, banyak warga di sekitar rumah yang merantau. Lingkungan rumah
Ny. T bersih dan jauh dari perindustrian. Kebiasaan yang dilakukan warga adalah
setiap ada hajatan warga yang merantau pulang ke rumah.
c. Mobilitas
geografi keluarga
Keluarga Tn. C mengatakan untuk saat ini
bertempat tinggal di Tiyaran,
tidak pernah pindah rumah dan tidak mempunyai rencana untuk pindah rumah.
d. Perkumpulan
keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny. T mengatakan masih sering dikunjungi oleh
anak-anaknya. Hubungan keluarga Ny. T dengan tetangga tampak baik dan harmonis. Tn. C dan Ny. T masih aktif
mengikuti kegiatan yang ada di lingkungan tempat tinggalnya, waktu yang
digunakan untuk berkumpul dengan keluarga sehabis maghrib. Tn. C ikut dalam
perkumpulan arisan bapak-bapak di Tiyaran setiap hari Minggu Legi.
e. Sistem
pendukung keluarga
Ny. T mengatakan di rumahnya tidak ada obat-obatan khusus. Saat ini
anggota keluarga yang sehat ada 1 orang yaitu Tn. C, Ny. T menderita DM dan
mengeluhkan badannya lemas. Keluarga Tn. C mengatakan apabila ada salah satu
anggota keluarga yang sakit maka anggota keluarga yang lain memberikan dorongan
serta mengantar untuk berobat ke pelayanan kesehatan dengan menggunakan sepeda
motor milik Tn. C, keluarga Tn. C tidak mempunyai BPJS.
4.
Sruktur keluarga
a. Pola
komunikasi keluarga
Tn. C mengatakan dalam berkomunikasi
antar anggota keluarga terjalin baik, apabila mempunyai masalah selalu
dipecahkan bersama secara musyawarah, bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa.
b. Sruktur
kekuatan keluarga
Dalam keluarga
Tn. C
yang berperan penting dalam mengambil keputusan adalah Tn. C. Keputusan dalam keluarga diambil dengan cara
musyawarah.
c. Struktur
peran
Tn. C berperan sebagai kepala keluarga,
Ny. T
berperan sebagai Ibu Rumah Tangga.
d. Nilai
dan peran keluarga
Keluarga Tn. C mempunyai persepsi bahwa kesehatan
itu penting jika ada anggota keluarga yang sakit segera diperiksakan ke dokter atau rumah sakit bukan ke dukun atau paranormal.
5.
Fungsi keluarga
a. Fungsi
afektif
Tn. C mengatakan kalau keluarganya
merupakan keluarga yang harmonis, memiliki rasa saling menghargai dan saling
memiliki apabila ada anggota keluarga yang sakit yang lain saling mendukung
demi terciptanya rasa kasih sayang.
b. Fungsi
sosialisasi
Interaksi antar anggota keluarga
Tn. C terjalin
dengan baik, seluruh anggota keluarga diajarkan bersikap dan
berbicara sopan terhadap orang lain.
c. Fungsi
perawatan kesehatan
Keluarga Tn. C mengatakan makan 3 kali sehari, pada pagi, siang dan sore.
Dengan menu nasi, sayur dan lauk, keluarga Tn. C dalam menggunakan pakaian tidak
terlalu mewah ataupun sederhana. Keluarga Tn. C mengatakan sedikit dapat mengenali
masalah kesehatan dan mengambil keputusan untuk melaksanakan tindakan.
1) Kemampuan
keluarga untuk mengenal masalah
kesehatan
Keluarga Tn. C mengatakan DM adalah penyakit gula, keluarga Tn. C mengatakan
belum tahu penyebab DM, keluarga Ny. T mengatakan tanda gejala DM adalah
badannya lemas dan sering kencing, keluarga Ny. T mengatakan belum tahu
komplikasi DM, keluarga Ny. T mengatakan penatalaksanaan DM adalah membatasi
konsumsi gula berlebih dan melakukan aktivitas.
2)
Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga Tn. C mengatakan mengerti kalau sakit DM
yang dideritanya sudah
diderita 13 tahun dan sulit disembuhkan, keluarga Tn. C mengatakan masalah
sakit DM dirasakan, namun keluarga Tn. C tidak merasa berat, keluarga Tn. C
mengatakan tidak menyerah dalam mengobati sakit DM walaupun sudah diderita
selama 13 tahun, keluarga Ny. T mengatakan tidak takut karena sakit DM yang dideritanya
sudah diobati, keluarga Ny. T tidak mempunyai sikap negatif terhadap masalah
kesehatan, keluarga Ny. T dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang terdekat
yaitu praktek dokter swasta, keluarga Ny. T percaya terhadap tenaga kesehatan,
keluarga Ny. T mengatakan tidak pernah mendapat informasi yang salah dari
tenaga kesehatan.
3) Kemampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Ny. T mengatakan bahwa sakit DM yang
dideritanya sulit disembuhkan, belum mengetahui komplikasi penyakit DM dan cara
perawatan sakit DM dengan cara membatasi konsumsi gula berlebih dan melakukan
aktivitas, keluarga Ny. T mengatakan mengetahui keberadaan fasilitas yang
diperlukan untuk perawatan yaitu dokter praktek swasta, keluarga Ny. T
mengatakan anggota keluarga yang bertanggungjawab dalam menangani masalah
kesehatan adalah Tn. C, sumber keuangan dari Tn. C dan anak-anak Tn. C, sumber
keuangan cukup, fasilitas yang digunakan untuk Ny. T periksa adalah sepeda
motor milik Tn. C, jika Ny. T sakit biasanya dijenguk oleh keluarga dan
tetangga, sikap keluarga Ny. T terhadap anggota keluarga yang sakit sangat baik
dan merawat dengan penuh perhatian dan kasih sayang.
4) Kemampuan
keluarga memelihara lingkungan sehat
Keluarga Tn. C
mengatakan anggota keluarga yang bertanggungjawab adalah Tn. C, fasilitas fisik
yang dimiliki adalah sepeda motor, biaya untuk berobat dari Tn. C dan anak-anak
Tn. C, keluarga
mengatakan jika ada yang sakit akan dirawat dengan penuh perhatian dan kasih
sayang, keluarga Tn. C mengatakan keuntungan memelihara lingkungan yang bersih
adalah anggota keluarganya sehat, keluarga Tn. C mengatakan upaya pencegahan
penyakit dengan makan makanan bergizi, olahraga teratur dan istirahat cukup,
keluarga Tn. C mengatakan membersihkan lingkungan rumahnya setiap hari dengan
menyapu, keluarga Tn. C mengatakan anggota keluarga saling membantu dalam
menjaga kebersihan rumah.
5) Kemampuan keluarga dalam pemanfaatan
fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga Tn. C mengatakan keuntungan berobat di
praktek dokter swasta adalah jaraknya dekat kurang lebih 1 km dari rumah,
puskesmas kurang lebih 2 km dari rumah, RSUD jaraknya kurang lebih 15 km dari
rumah, keluarga Ny. T mengatakan keuntungan berobat di praktek dokter swasta
adalah jaraknya dekat namun biayanya agak mahal, keuntungan berobat di
puskesmas adalah biayanya murah namun alatnya kurang lengkap, keuntungan
berobat di rumah sakit adalah alatnya lengkap namun jaraknya jauh, keluarga Ny.
T mengatakan percaya terhadap dokter dan perawat dan percaya terhadap fasilitas
kesehatan yang ada baik puskesmas atau rumah sakit, keluarga Ny. T mengatakan
tidak pernah mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap tenaga kesehatan,
keluarga Ny. T mengatakan dapat menjangkau fasilitas kesehatan terdekat yaitu
praktek dokter swasta.
d. Fungsi
reproduksi
Tn. C mengatakan mempunyai 4 orang anak, Ny. T mengatakan tidak menggunakan Keluarga
Berencana (KB) apapun
karena sudah lanjut usia.
e. Fungsi
Ekonomi
Tn. C mengatakan dalam memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan
diperoleh dari Tn. C dan pemberian anak-anaknya. Keluarga Tn. C tidak memiliki
asuransi kesehatan.
6.
Stress dan koping keluarga
a. Stressor
jangka pendek dan jangka panjang
Stress jangka
pendek yang dialami Ny. T yaitu
jika merasakan lemas dan ada kenaikan kadar gula darah.
Stress jangka
panjang yang dialami Ny.
T yaitu takut karena penyakitnya sudah lama diobati namun belum sembuh.
b. Kemampuan
keluarga
berespon terhadap situasi/stressor
Ny. T
mengatakan tidak akan menyerah untuk kesembuhan penyakit yang diderita, Ny. T
sekarang masih sering kontrol mengecek kadar gula darahnya.
c. Strategi
dan koping yang digunakan
Ny. T mengatakan bila ada masalah selalu
dimusyawarahkan dengan suaminya supaya masalah dapat teratasi.
d. Srategi
adaptasi disfungsional
Ny. T mengatakan apabila ada masalah, cara menyelesaikan
dengan cara musyawarah bersama suaminya.
7.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
fisik pada Ny. T
dan Tn. C, Tekanan Darah (TD) 150/90 mmHg (Ny. T ), 130/80 mmHg (Tn. C), nadi 80x/menit (Ny. T), 88x/menit (Tn. C), respirasi 22x/menit (Ny. T), 24x/menit (Tn. C), rambut bersih, panjang, berwarna
hitam dan sedikit beruban, kulit rambut bersih dan tidak ada ketombe, bentuk
kepala mesochepal, bersih, tidak ada ketombe,
fungsi penglihatan menurun,
konjungtiva ananemis dan sklera
putih, fungsi pendengaran baik tidak ada serumen dan tidak menggunakan alat
bantu pendengaran, pada hidung terdapat bulu hidung, bentuk simetris, tidak ada
nyeri tekan dan polip, lidah bersih
mukosa bibir lembab dan tidak ada pendarahan di gusi, pada leher tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, letak
trakea tepat berada di tengah
dan tidak ada pembesaran vena jugularis.
Dada
Inspeksi (I): bentuk simetris, tidak
terlihat retraksi dada, tidak ada
lesi, Palpasi (P): tidak terdapat
nyeri tekan, pengembangan paru kanan dan kiri sama, bentuk simetris dan tidak
ada nyeri tekan, Perkusi (P):
terdengar sonor, Auskultasi (A):
terdengar bunyi vesikuler. Jantung I:
terdapat pulsasi jantung di intercosta
(ICS) 5 dan 6, P: tidak ada nyeri tekan, P: bunyi pekak, A: terdengar bunyi
jantung (BJ) 1 dan BJ 2
tidak terdapat bunyi tambahan, abdoment
I: simetris antara kanan dan kiri, A:
bising usus 10x/menit (Ny. T), 8x/menit (Tn. C),
P: bunyi tympani, P:
tidak terdapat nyeri tekan, ekstremitas kekuatan otot baik, ekstremitas atas baik, dapat digunakan
baik/maksimal tidak tremor dan tidak
terdapat edema, ekstremitas bawah dapat digerakkan dengan baik tidak ada tremor ataupun edema, kekuatan
otot ekstremitas atas kanan dan kiri, ekstremitas bawah kanan dan kiri sama
masing-masing nilainya 5 (Ny. T
dan Tn. C).
8.
Harapan keluarga
Keluarga
Tn. C
berharap perawat dapat
membantu dan menambah pengetahuan tentang penyakit diabetes mellitus. Keluarga Tn. C berharap petugas kesehatan dapat
memberikan pelayanan yang terbaik bagi warga sekitar dan dapat memberikan
solusi mengenai masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
9.
Data
Fokus
Dari hasil pengkajian
didapatkan data fokus dengan data subjektif: keluarga Ny. T mengatakan DM adalah penyakit gula,
keluarga Ny. T mengatakan belum tahu penyebab dan komplikasi DM, keluarga Ny. T
mengatakan tanda gejala DM adalah badannya lemas dan sering kencing, keluarga
Ny. T mengatakan penatalaksanaan DM adalah membatasi konsumsi gula berlebih dan
melakukan aktivitas, keluarga Ny. T
mengatakan sakit DM yang dideritanya sulit disembuhkan, keluarga Ny. T mengatakan mengontrol gula darahnya
jika anaknya datang berkunjung ke rumah, Ny. T mengatakan fungsi penglihatannya
menurun, keluarga Ny. T mengatakan sudah menderita DM sejak 13 tahun.
Data objektifnya: pendidikan terakhir Tn. C dan Ny. T adalah
SD, GDS Ny. T saat dikaji adalah 390 mg/dl, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi
80x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 36,5 oC, keluarga Ny. T tampak
bingung saat ditanya tentang penyakit DM, penglihatan Ny. T menurun, sistem
pendukung keluarga adalah fasilitas yang digunakan untuk periksa adalah sepeda
motor milik Tn. C, biaya periksa dari Tn. C dan pemberian anak-anaknya, yang
bertanggungjawab mengantar Ny. T periksa adalah Tn. C, jika Ny. T sakit
keluarga merawat dengan penuh perhatian dan kasih sayang.
10. Analisa Data
Analisa data yang diperoleh dari hasil
pengkajian yaitu:
Data subjektif: keluarga Ny. T mengatakan DM adalah penyakit
gula, keluarga Ny. T mengatakan belum tahu penyebab dan komplikasi DM, keluarga
Ny. T mengatakan tanda gejala DM adalah badannya lemas dan sering kencing,
keluarga Ny. T mengatakan penatalaksanaan DM adalah membatasi konsumsi gula
berlebih dan melakukan aktivitas.
Data objektif: pendidikan terakhir Tn. C dan Ny. T adalah SD,
keluarga Ny. T tampak bingung saat ditanya tentang penyakit DM. Penyebab:
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah DM. Masalah: kurangnya pengetahuan
tentang penyakit DM pada keluarga Tn. C terutama Ny. T.
Data subjektif: keluarga Ny. T mengatakan sakit DM yang
diseritanya sulit disembuhkan, keluarga Ny. T mengatakan mengontrol gula
darahnya jika anaknya datang berkunjung ke rumah, Ny. T mengatakan fungsi
penglihatannya menurun, keluarga Ny. T mengatakan sudah menderita DM sejak 13
tahun, keluarga Ny. T mengatakan belum tahu komplikasi DM.
Data objektif: GDS Ny. T saat dikaji adalah 390 mg/dl, tekanan
darah 150/90 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 36,5 oC,
penglihatan Ny. T menurun. Penyebab: ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit DM. Masalah: risiko terjadinya komplikasi gangguan
persepsi sensori: penglihatan (retinopati
diabetic) pada keluarga Tn. C terutama Ny. T.
B. Diagnosa
Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan keluarga dan scoring
a.
Kurang pengetahuan keluarga Tn. C terutama Ny. T tentang DM berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah DM
1)
Sifat
masalah: kurang sehat, score: 3,
bobot: 1, total: 3/3 x 1=1, pembenaran: masalah sudah ada dan perlu ditangani,
apabila tidak ditangani masalah tidak akan terselesaikan.
2)
Kemungkinan
masalah dapat diubah: sebagian, score:
1, bobot: 2, total: ½ x 2= 1, pembenaran: pendidikan Ny. T dan Tn. C adalah SD,
tindakan yang dilakukan dengan bertanya pada petugas kesehatan, fasilitas yang
digunakan untuk berobat adalah sepeda motor Tn. C, biaya dari Tn. C dan
pemberian anak-anaknya, yang mengantar berobat adalah Tn. C, informasi dari
perawat belum sampai ke keluarga, tenaga kesehatan sekitar belum memberikan
informasi, dana sosial masyarakat belum ada, belum ada ambulans desa, keluarga
Tn. C tidak memiliki asuransi kesehatan.
3)
Potensial
masalah dapat dicegah: cukup, score:
2, bobot: 1, total: 2/3 x 1= 2/3, pembenaran: masalah pelik, masalah sudah
dirasakan selama 13 tahun, tindakan yang sudah dilakukan adalah bertanya pada
tenaga kesehatan, ada kelompok risiko tinggi yaitu Tn. C yang sudah berusia 70
tahun.
4)
Menonjolnya
masalah: masalah berat, harus segera ditangani, score: 2, bobot: 1, total: 2/2 x 1= 1, pembenaran: masalah berat
dan harus segera ditangani, apabila tidak segera ditangani maka akan timbul
komplikasi lebih lanjut.
Jumlah total scoring:
3 2/3
b.
Risiko
terjadinya komplikasi gangguan persepsi sensori: penglihatan (retinopati diabetic) pada keluarga Tn. C
terutama Ny. T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit DM
1)
Sifat
masalah: ancaman kesehatan, score 2,
bobot: 1, total: 2/3 x 1=2/3, pembenaran: masalah belum terjadi tetapi perlu tindakan
keperawatan sehingga tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.
2)
Kemungkinan
masalah dapat diubah: sebagian, score:
1, bobot: 2, total: ½ x 2= 1, pembenaran: pendidikan Ny. T dan Tn. C adalah SD,
tindakan yang dilakukan dengan bertanya pada petugas kesehatan, fasilitas yang
digunakan untuk berobat adalah sepeda motor Tn. C, biaya dari Tn. C dan
pemberian anak-anaknya, yang mengantar berobat adalah Tn. C, informasi dari
perawat belum sampai ke keluarga, tenaga kesehatan sekitar belum memberikan
informasi, dana sosial masyarakat belum ada, belum ada ambulans desa, keluarga Tn.
C tidak memiliki asuransi kesehatan.
3)
Potensial
masalah dapat dicegah: cukup, score:
2, bobot: 1, total: 2/3 x 1= 2/3, pembenaran: masalah pelik, masalah belum
terjadi, tindakan yang sudah dilakukan belum ada, ada kelompok risiko tinggi
yaitu Tn. C yang sudah berusia 70 tahun.
4)
Menonjolnya
masalah: masalah berat, harus segera ditangani, score: 2, bobot: 1, total: 2/2 x 1= 1, pembenaran: masalah belum
terjadi, tetapi harus segera ditangani agar tidak timbul komplikasi lebih
lanjut.
Jumlah total scoring:
3 1/3
2. Prioritas masalah/ Diagnosa Keperawatan
a.
Kurang pengetahuan keluarga Tn. C terutama Ny. T tentang DM berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah DM
b.
Risiko
terjadinya komplikasi gangguan persepsi sensori: penglihatan (retinopati diabetic) pada keluarga Tn.
C terutama Ny. T berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit DM
C. Perencanaan
Perencanaan
keperawatan yang dilakukan pada keluarga Tn. C khususnya Ny. T adalah sebagai berikut:
1.
Perencanaan untuk diagnosa 1:
Kurang pengetahuan
keluarga Tn. C
tentang DM berhubungan
dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah DM
yaitu:
a. Tujuan
umum (TUM)
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama dua minggu/tiga kali kunjungan keluarga Tn. C pengetahuannya meningkat.
b. Tujuan
khusus (TUK)
1) TUK
1: setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama dua
minggu/tiga kali kunjungan, keluarga Tn. C dapat mengenal masalah kesehatan DM dengan:
a) Keluarga Tn. C dapat menjelaskan pengertian DM, kriteria:
respon verbal, standar: pengertian DM adalah sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah (Smeltzer dan Bare, 2001).
b) Keluarga Tn. C dapat menyebutkan penyebab DM, kriteria:
respon kognitif, standar: faktor penyebab DM adalah genetik, imunologi, lingkungan, usia, obesitas (Smeltzer &
Bare, 2001).
c) Keluarga Tn. C dapat menyebutkan tanda dan gejala DM, kriteria:
respon kognitif, standar: tanda dan gejala DM adalah glukosuria, poliuria,
polidipsia, polifagi, penurunan BB (Smeltzer dan Bare, 2001).
Perencanaan:
a) Kaji
tingkat pengetahuan
keluarga tentang pengertian,
penyebab, dan tanda gejala dari DM
b) Berikan
penjelasan pada keluarga tentang
pengertian, penyebab, dan
tanda gejala dari DM
c) Diskusikan
dengan keluarga pengertian,
penyebab, dan tanda gejala dari DM
d) Beri kesempatan pada keluarga untuk menjelaskan
kembali tentang pengertian, penyebab, dan tanda gejala dari DM
e) Beri reinforcement
positif pada keluarga atas jawaban yang benar
2)
TUK 2: setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama dua
minggu/tiga kali kunjungan
maka keluarga Tn. C dapat mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi
DM dengan:
a)
Keluarga
Tn. C dapat menyebutkan komplikasi DM, kriteria: respon kognitif, standar: komplikasi
dari DM akut adalah hiperglikemi,
hipoglikemi, DM ketoasidosis.
Komplikasi dari DM kronik adalah mikroangiopati: retinopati dan neuropati,
makroangiopati: mengenai pembuluh darah yang besar (Baradero et all, 2009)
b)
Keluarga
Tn. C dapat mengambil keputusan yang tepat untuk mencegah komplikasi dari DM, kriteria:
respon afektif, standar: mengungkapkan
kesanggupan keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat dengan: program
latihan fisik, pemeriksaan gula darah teratur, pola makan teratur, dan minum
obat
Perencanaan:
a) Kaji
tingkat pengetahuan
keluarga tentang komplikasi
DM
b) Berikan
penjelasan pada keluarga tentang
komplikasi DM
c) Diskusikan
dengan keluarga tentang
komplikasi DM
d) Beri kesempatan pada keluarga untuk menjelaskan
kembali tentang komplikasi DM
e) Beri reinforcement
positif pada keluarga atas jawaban yang benar dan kesanggupan keluarga
untuk mengontrolkan gula darah setiap bulan sekali
3) TUK
3: setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama dua minggu/tiga kali kunjungan maka keluarga Tn.
C dapat
merawat Ny. T
dengan:
a) Menjelaskan cara penatalaksanan DM, kriteria: respon
verbal, standar: penatalaksanaan DM
meliputi: diet DM, pemantauan kadar gula darah, latihan fisik teratur, obat.
(Smeltzer dan Bare, 2001)
b) Keluarga Tn, C mampu merawat anggota keluarga yang
sakit terutama Ny. T, kriteria: respon psikomotor, standar:
mengungkapkan
kesanggupan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit DM
Perencanaan:
a)
Kaji tingkat pengetahuan keluarga
tentang penatalaksanaan DM
b) Berikan
penjelasan pada keluarga tentang
penatalaksanaan DM
c) Diskusikan
dengan keluarga tentang
penatalaksanaan DM
d) Beri kesempatan pada keluarga untuk menjelaskan
kembali tentang penatalaksanaan DM
e) Beri reinforcement
positif pada keluarga atas jawaban yang benar
4) TUK
4: setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama dua minggu/tiga kali kunjungan maka keluarga Tn.
C dapat
memelihara lingkungan rumah yamg sehat bagi penderita DM dengan:
a)Keluarga dapat menjelaskan lingkungan yang sehat, kriteria:
respon kognitif, standar: manfaat lingkungan yang sehat: dapat meningkatkan
derajat kesehatan anggota keluarga
b)
Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang
sehat bagi penderita DM, kriteria: respon kognitif, standar: lingkungan yang
sehat bagi penderita DM adalah lingkungan bersih, lantai yang tidak menimbulkan
cidera, lingkungan rumah yang anggota keluarganya rajin berolahraga.
Perencanaan:
a)Kaji tingkat pengetahuan keluarga
tentang manfaat lingkungan
sehat serta modifikasinya
b)
Berikan penjelasan pada keluarga tentang
manfaat lingkungan sehat
c)Diskusikan dengan
keluarga tentang manfaat
lingkungan sehat dan modifikasinya
d)
Beri
kesempatan pada keluarga untuk menjelaskan kembali tentang manfaat lingkungan
sehat dan modifikasinya
e)Beri
reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang benar dan kesanggupan
keluarga memodifikasi lingkungan
5)
TUK 5: setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama satu minggu/tiga kali kunjungan keluarga Tn. C dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada untuk mengontrol gula darah secara teratur
dengan:
a)
Keluarga
dapat menyebutkan macam-macam pelayanan kesehatan, kriteria: respon kognitif, standar:
macam-macam palayanan kesehatan adalah: puskesmas, posyandu, rumah sakit, dan
praktek dokter swasta
b)
Keluarga
Tn. C dapat menjelaskan manfaat pelayanan kesehatan, kriteria: respon kognitif,
standar: manfaat pelayanan kesehatan bagi Ny. T yang menderita DM yaitu dapat
mengontrol gula darah secara teratur
Perencanaan:
a)Kaji tingkat pengetahuan keluarga
tentang macam-macam
pelayanan kesehatan serta manfaatnya
b)
Berikan penjelasan pada keluarga tentang
macam-macam pelayanan
kesehatan serta manfaatnya
c)Diskusikan dengan
keluarga tentang macam-macam
pelayanan kesehatan serta manfaatnya
d)
Beri
kesempatan pada keluarga untuk menjelaskan kembali tentang macam-macam
pelayanan kesehatan serta manfaatnya
e)Beri reinforcement
positif pada keluarga atas jawaban yang benar
2.
Perencanaan untuk diagnosa 2:
Risiko terjadi komplikasi gangguan persepsi sensori penglihatan (retinopati diabetic)
pada
keluarga Tn. C
terutama Ny. T
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit DM.
a. Tujuan
umum
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama dua minggu/tiga kali kunjungan komplikasi tidak
terjadi.
b. Tujuan
khusus
1) TUK
1: setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama dua minggu/tiga kali kunjungan keluarga Tn. C dapat mengenal masalah komplikasi DM dengan:
a)
Keluarga
Tn. C dapat menjelaskan pengertian gangguan penglihatan retinopati diabetic, kriteria: respon kognitif, standar: retinopati
diabetic adalah sekelompok penyakit pada retina yang ditandai dengan gejala
penurunan tajam penglihatan dan terusan serta sumbatan-sumbatan pembuluh halus
pada retina.
b)
Keluarga
Tn. C dapat menyebutkan tanda dan gejala gangguan penglihatan, kriteria: respon
kognitif, standar: tanda dan gejala gangguan penglihatan adalah: kesulitan
membaca, penglihatan kabur, penglihatan tiba-tiba menurun pada satu mata.
Perencanaan:
a) Kaji
tingkat pengetahuan
keluarga tentang pengertian,
penyebab, dan tanda gejala dari gangguan penglihatan
b) Berikan
penjelasan pada keluarga tentang
pengertian, penyebab, dan
tanda gejala dari gangguan penglihatan
c) Diskusikan
dengan keluarga pengertian,
penyebab, dan tanda gejala dari gangguan penglihatan
d) Beri kesempatan pada keluarga untuk menjelaskan
kembali tentang pengertian, penyebab, dan tanda gejala dari gangguan
penglihatan
e) Beri reinforcement
positif pada keluarga atas jawaban yang benar
2) TUK
2: setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama dua minggu/tiga kali kunjungan maka keluarga Tn.
C dapat mengambil keputusan
yang tepat untuk mencegah komplikasi gangguan penglihatan retinopati
diabetic dengan:
a)
Keluarga
Tn. C dapat menyebutkan cara mencegah komplikasi gangguan penglihatan, kriteria:
respon kognitif, standar: cara mencegah komplikasi gangguan penglihatan dengan
cara pemeriksaan oftalmoskopik (deteksi dini), kontrol dengan ahli
oftalmoskopik spesialis retina, menjaga gula darah tetap normal dan kontrol
dengan teratur.
b)
Keluarga
Tn. C dapat mengambil keputusan yang tepat untuk mencegah komplikasi gangguan
penglihatan, kriteria: respon afektif, standar: ungkapan kesanggupan keluarga Tn.
C untuk mengambil keputusan yang tepat untuk mencegah komplikasi gangguan
penglihatan dengan cara menjaga gula darah tetap normal.
Perencanaan:
a) Kaji
tingkat pengetahuan
keluarga tentang cara
mencegah komplikasi gangguan penglihatan
b) Berikan
penjelasan pada keluarga tentang
cara mencegah komplikasi
gangguan penglihatan
c) Diskusikan
dengan keluarga tentang cara
mencegah komplikasi gangguan penglihatan
d) Beri kesempatan pada keluarga untuk menjelaskan
kembali tentang tentang cara mencegah komplikasi gangguan penglihatan
e) Beri reinforcement
positif pada keluarga atas jawaban yang benar
3) TUK
3: setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama dua minggu/tiga kali kunjungan maka keluarga Tn.
C dapat merawat anggota
keluarga yang mengalami DM untuk mencegah terjadinya gangguan penglihatan
dengan:
a) Keluarga dapat menjelaskan cara merawat penderita DM
agar tidak terjadi komplikasi, kriteria: respon kognitif, standar: cara
perawatan dengan cara menjaga kadar gula darah tetap normal dan menjaga pola
makan dan deteksi dini pada mata.
b) Keluarga Tn. C dapat mendemonstrasikan cara pembuatan
obat tradisional untuk penderita DM yang berkhasiat untuk menurunkan kadar gula
darah, kriteria: respon psikomotor. Standar: cara membuat obat tradisional DM
yaitu blender pare 2 buah (200gram) dengan 1 gelas air matang kemudian diminum
1 kali sehari.
Perencanaan:
a) Kaji
tingkat pengetahuan
keluarga tentang cara perawatan
DM agar tidak terjadi komplikasi gangguan penglihatan
b) Berikan
penjelasan pada keluarga tentang
cara perawatan DM dan pembuatan
obat tradisional
c) Diskusikan
dengan keluarga tentang cara
perawatan DM dan pembuatan obat tradisional
d) Beri kesempatan pada keluarga untuk menjelaskan
kembali tentang tentang perawatan DM dan pembuatan obat tradisional
e) Beri reinforcement
positif pada keluarga atas jawaban yang benar
4)
TUK 4: setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama dua
minggu/tiga kali kunjungan
maka keluarga Tn. C dapat menciptakan atau memodifikasi lingkungan yang tepat
untuk risiko gangguan penglihatan dengan:
a)
Keluarga
Tn. C dapat menyebutkan lingkungan yang tepat untuk gangguan penglihatan, kriteria:
respon kognitif, standar: lingkungan yang tepat adalah penerangan cukup dan
lantai rumah tidak licin
b)
Keluarga
Tn. C dapat menciptakan lingkungan yang tepat untuk risiko gangguan
penglihatan, kriteria: respon afektif, standar: ungkapan kesanggupan keluarga Tn.
C untuk menciptakan lingkungan yang aman untuk risiko gangguan penglihatan
Perencanaan:
a) Kaji
tingkat pengetahuan
keluarga tentang lingkungan
yang tepat untuk gangguan penglihatan
b) Berikan
penjelasan pada keluarga tentang
lingkungan yang tepat untuk
gangguan penglihatan
c) Diskusikan
dengan keluarga tentang lingkungan
yang tepat untuk gangguan penglihatan dan modifikasi lingkungan
d) Beri kesempatan pada keluarga untuk menjelaskan
kembali tentang gangguan penglihatan dan modifikasi lingkungan
e) Beri reinforcement
positif pada keluarga atas jawaban yang benar
5)
TUK 5: setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama dua
minggu/tiga kali kunjungan
keluarga Tn. C dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada untuk mengontrolkan gula darah secara teratur
dan untuk konsultasi kesehatan dengan:
a) Keluarga Tn. C dapat menyebutkan macam-macam pelayanan
kesehatan, kriteria: respon kognitif, standar: macam-macam pelayanan kesehatan
yaitu puskesmas, posyandu, rumah sakit dan praktek dokter swasta.
b) Keluarga Tn. C dapat menjelaskan manfaat pelayanan
kesehatan, kriteria: respon kognitif, standar: manfaat pelayanan kesehatan
adalah untuk mengontrolkan kadar gula darahnya secara teratur dan dapat
mendeteksi secara dini risiko komplikasi gangguan penglihatan
c) Keluarga Tn. C bersedia memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada, kriteria: respon afektif, standar: ungkapan
kesanggupan keluarga Tn. C untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan
mengontrolkan gula darah Ny. T secara teratur serta mendeteksi dini risiko
komplikasi gangguan penglihatan.
Perencanaan:
a)Kaji tingkat pengetahuan keluarga
tentang macam-macam pelayanan kesehatan serta manfaatnya
b)
Berikan penjelasan pada keluarga tentang
macam-macam pelayanan
kesehatan serta manfaatnya
c)Diskusikan dengan
keluarga tentang macam-macam
pelayanan kesehatan serta manfaatnya
d)
Beri
kesempatan pada keluarga untuk menjelaskan kembali tentang macam-macam
pelayanan kesehatan serta manfaatnya
e)Beri reinforcement
positif pada keluarga atas jawaban yang benar dan ungkapan kesanggupan untuk
memanfaatkan fasilitas kesehatan.
D. Implementasi
Implementasi keperawatan
keluarga dilakukan pada:
1.
Hari
Sabtu, 24 Mei 2014
Diagnosa
1: pukul 15.00: mengkaji keluhan pasien, respon subjektif: Ny. T mengatakan badannya lemas setelah banyak
beraktivitas, respon objektif: Ny. T terlihat lemas. Pukul 15.10: mengkaji
tanda-tanda vital, respon subjektif: Ny. T mengatakan sudah menderita DM selama 13
tahun, respon objektif: TD= 150/90 mmHg, N=80x/menit, RR= 22x/menit,
S=36,50C, GDS= 390 mg/dl. Pukul 15.20: mengkaji tingkat pengetahuan
keluarga tentang penyakit DM, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan DM adalah penyakit
gula, respon objektif: keluarga Ny. T belum tahu. Pukul 15.30: menanyakan
pada keluarga Ny. T tentang cara perawatan DM, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan cara perawatan DM
dengan cara mengurangi konsumsi gula berlebih dan melakukan aktivitas, respon
objektif: keluarga Ny. T menjawab perawatan DM dengan
cara mengurangi konsumsi gula berlebih dan melakukan aktivitas. Pukul 15.45:
memberikan informasi kepada keluarga tentang sarana pelayanan kesehatan, respon
subjektif: keluarga Ny. T menyebutkan sarana pelayanan
kesehatan meliputi puskesmas, rumah sakit dan praktek dokter swasta, respon objektif: keluarga Ny. T menjawab sarana pelayanan
kesehatan meliputi puskesmas, rumah sakit, dan praktek dokter swasta.
Diagnosa
2: pukul 16.00: mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi DM gangguan
penglihatan, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan belum tahu komplikasi
DM gangguan penglihatan, respon objektif: keluarga Ny. T belum tahu. Pukul 16.05:
mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang cara mencegah DM gangguan
penglihatan, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan belum tahu cara
mencegah komplikasi DM gangguan penglihatan, respon objektif: keluarga Ny. T mengatakan belum tahu.
2.
Hari
Rabu, 28 Mei 2014
Diagnosa
1: pukul 15.30: mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang cara mencegah
komplikasi DM, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan belum tahu cara
mencegah komplikasi DM, respon objektif: keluarga Ny. T belum tahu. Pukul 15.45:
mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang manfaat lingkungan yang sehat dan
modifikasinya, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan manfaat lingkungan
yang sehat yaitu agar terbebas dari penyakit, respon objektif: keluarga Ny. T mengetahui manfaat lingkungan
yang sehat.
Diagnosa
2: pukul 15.50: memberikan penjelasan pada keluarga tentang manfaat lingkungan
yang sehat, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan sudah paham manfaat
lingkungan yang sehat yaitu meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarga,
respon objektif:
keluarga Ny. T mendengarkan dan memperhatikan. Pukul 15.55: mendiskusikan
dengan keluarga tentang manfaat lingkungan yang sehat, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan manfaat lingkungan
yang sehat yaitu meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarga, respon objektif: keluarga Ny. T tidak ada yang bertanya. Pukul
16.00: memberikan kesempatan keluarga untuk menjelaskan ulang manfaat
lingkungan yang sehat, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan manfaat lingkungan
yang sehat yaitu meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarga, respon objektif: keluarga Ny. T dapat menjelaskan manfaat
lingkungan yang sehat.
3.
Hari
Rabu, 4 Juni 2014
Diagnosa
1: pukul 10.00 mengkaji tingkat pengetahuan keluarga Ny. T tentang pengertian,
penyebab dan tanda gejala DM, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan DM adalah penyakit
gula dan tanda gejalanya adalah badannya lemas dan sering kencing, respon objektif: keluarga Ny. T menjawab sesuai pengetahuan yang
dimiliki. Pukul 10.05: memberikan penjelasan pada keluarga Ny. T tentang
pengertian, penyebab dan tanda gejala DM, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan DM adalah peningkatan
gula darah, penyebabnya adalah keturunan dan
pola makan, tanda gejala DM adalah lemas, mudah lapar, mudah haus,
sering kencing dan luka sukar sembuh, respon objektif: keluarga Ny. T sudah paham tentang pengertian,
penyebab dan tanda gejala DM. Memberikan penjelasan pada keluarga tentang
komplikasi DM, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan komplikasi DM adalah
stroke, serangan jantung, gangguan mata dan gangguan syaraf, respon objektif: keluarga Ny. T sudah paham komplikasi DM. Pukul
10.10: memberikan penjelasan pada keluarga tentang cara perawatan DM, respon
subjektif: keluarga
Ny. T mengatakan cara perawatan DM dengan cara mengurangi konsumsi gula
berlebih, olahraga dan kontrol gula darah secara teratur dan minum obat, respon
objektif: keluarga
Ny. T sudah paham cara perawatan DM. Pukul 10.35: mendemonstrasikan makanan
yang dianjurkan dan dibatasi untuk penderita DM, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan makanan yang dibatasi
adalah makanan yang manis, respon objektif: keluarga Ny. T dapat memilih atau membedakan
makanan yang dianjurkan dan dibatasi untuk penderita DM.
Diagnosa
2: pukul 10.30: mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang sarana pelayanan
kesehatan, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan biasanya mengontrol
gula darahnya ke praktek dokter swasta, respon objektif: keluarga Ny. T belum memanfaatkan fasilitas
kesehatan terdekat yaitu posyandu lansia. Pukul 16.00: mengkaji TTV, respon subjektif: Ny. T mengatakan badannya sudah tidak lemas,
respon objektif:
TD= 150/90 mmHg, N=84x/menit, RR=22x/menit, S=36,20C, GDS= 250
mg/dl. Pukul 16.15: menganjurkan keluarga Ny. T untuk memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang terdekat untuk mengontrol gula darahnya, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan akan mengontrol gula
darahnya secara teratur tiap bulan ke posyandu, respon objektif: keluarga Ny. T bersedia untuk memanfaatkan
fasilitas kesehatan terdekat.
E. Evaluasi
1.
Hari
Sabtu, 24 Mei 2014
Diagnosa
1: pukul 16.15: subjektif: TUK 1: keluarga Ny. T mengatakan DM adalah
penyakit gula, keluarga Ny. T mengatakan belum mengetahui penyebab DM, keluarga
Ny. T mengatakan tanda gejala DM adalah badannya lemas dan sering kencing, TUK
2: keluarga Ny. T mengatakan belum tahu komplikasi DM, keluarga Ny. T
mengatakan belum bisa mengambil keputusan untuk mencegah komplikasi DM, TUK 3:
keluarga Ny. T mengatakan cara merawat anggota keluarga yang sakit DM dengan
cara mengurangi konsumsi gula berlebih dan melakukan aktivitas, TUK 4: keluarga Ny. T mengatakan belum bisa
memodifikasi lingkungan yang sehat untuk penderita DM, TUK 5: keluarga Ny. T
mengatakan jika periksa gula darah ke praktek dokter swasta. Objektif: TUK 1: keluarga Ny. T menjawab
sepengetahuannya, pendidikan keluarga Ny. T SD, TUK 2: keluarga Ny. T belum
tahu komplikasi DM, keluarga Ny. T belum bisa mengambil keputusan untuk
mencegah komplikasi DM, TUK 3: keluarga Ny. T sudah bisa merawat anggota
keluarga yang sakit DM dengan cara mengurangi konsumsi gula berlebih dan
melakukan aktivitas, TUK 4: keluarga Ny. T belum bisa memodifikasi lingkungan
yang sehat untuk penderita DM, TUK 5: keluarga Ny. T belum memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terdekat yaitu puskesmas dan posyandu. Analisa:
masalah belum teratasi. Planning:
intervensi dilanjutkan: TUK 1: intervensi nomor 2-5, TUK 2: intervensi nomor
1-5, TUK 3: intervensi nomor 2-5, TUK 4: intervensi nomor 1-5, TUK 5:
intervensi nomor 1, 3, 4 dan 5.
Diagnosa
2: pukul 16.30: subjektif: TUK 1: keluarga Ny. T mengatakan belum
mengetahui komplikasi DM gangguan penglihatan, TUK 2: keluarga Ny. T mengatakan
belum mengetahui komplikasi gangguan penglihatan dan belum bisa mengambil
keputusan untuk mencegah komplikasi gangguan penglihatan, TUK 3: keluarga Ny. T
mengatakan belum tahu cara merawat anggota keluarga yang menderita komplikasi
DM gangguan penglihatan, TUK 4: keluarga Ny. T mengatakan belum bisa
memodifikasi lingkungan yang sehat untuk gangguan penglihatan, TUK 5: keluarga
Ny. T mengatakan jika periksa gula darah ke praktek dokter swasta. Objektif: TUK 1: keluarga Ny. T belum mengetahui
komplikasi DM gangguan penglihatan, TUK 2: keluarga Ny. T belum mengetahui
komplikasi gangguan penglihatan dan belum bisa mengambil keputusan untuk
mencegah komplikasi gangguan penglihatan, TUK 3: keluarga Ny. T belum tahu cara
merawat anggota keluarga yang menderita komplikasi DM gangguan penglihatan, TUK
4: keluarga Ny. T belum bisa memodifikasi lingkungan yang sehat untuk gangguan
penglihatan, TUK 5: keluarga Ny. T belum bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan
terdekat yaitu puskesmas dan posyandu. Analisa: masalah belum teratasi. Planning: intervensi dilanjutkan: TUK 1:
intervensi nomor 2-5, TUK 2: intervensi nomor 2-5, TUK 3: intervensi nomor 1-5,
TUK 4: intervensi nomor 1-5, TUK 5: intervensi nomor 1-5.
2.
Hari
Rabu, 28 Mei 2014
Diagnosa
1: pukul 16.10: subjektif: TUK 1: keluarga Ny. T mengatakan DM adalah
penyakit gula, keluarga Ny. T mengatakan belum mengetahui penyebab DM, keluarga
Ny. T mengatakan tanda gejala DM adalah badannya lemas dan sering kencing, TUK
2: keluarga Ny. T mengatakan belum tahu komplikasi DM, keluarga Ny. T
mengatakan belum bisa mengambil keputusan untuk mencegah komplikasi DM, TUK 3:
keluarga Ny. T mengatakan cara merawat anggota keluarga yang sakit DM dengan
cara mengurangi konsumsi gula berlebih dan melakukan aktivitas, TUK 4: keluarga Ny. T mengatakan manfaat lingkungan
yang sehat dapat meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarga, TUK 5: keluarga
Ny. T mengatakan jika periksa gula darah ke praktek dokter swasta. Objektif: TUK 1: keluarga Ny. T menjawab
sepengetahuannya, pendidikan keluarga Ny. T SD, TUK 2: keluarga Ny. T belum
tahu komplikasi DM, keluarga Ny. T belum bisa mengambil keputusan untuk
mencegah komplikasi DM, TUK 3: keluarga Ny. T sudah bisa merawat anggota
keluarga yang sakit DM dengan cara mengurangi konsumsi gula berlebih dan
melakukan aktivitas, TUK 4: keluarga Ny. T dapat menyebutkan manfaat lingkungan
sehat yaitu meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarga, TUK 5: keluarga
Ny. T belum memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdekat yaitu puskesmas dan
posyandu. Analisa: masalah teratasi sebagian. Planning: intervensi dilanjutkan: TUK 1: intervensi nomor 2-5, TUK
2: intervensi nomor 2-5, TUK 3: intervensi nomor 2-5, TUK 4: intervensi nomor
5, TUK 5: intervensi nomor 1, 3, 4 dan 5.
Diagnosa
2: pukul 16.30: subjektif: TUK 1: keluarga Ny. T mengatakan belum
mengetahui komplikasi DM gangguan penglihatan, TUK 2: keluarga Ny. T mengatakan
belum mengetahui komplikasi gangguan penglihatan dan belum bisa mengambil
keputusan untuk mencegah komplikasi gangguan penglihatan, TUK 3: keluarga Ny. T
mengatakan belum tahu cara merawat anggota keluarga yang menderita komplikasi
DM gangguan penglihatan, TUK 4: keluarga Ny. T mengatakan manfaat lingkungan
yang sehat adalah meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarga, TUK 5:
keluarga Ny. T mengatakan jika periksa gula darah ke praktek dokter swasta. Objektif: TUK 1: keluarga Ny. T belum mengetahui
komplikasi DM gangguan penglihatan, TUK 2: keluarga Ny. T belum mengetahui
komplikasi gangguan penglihatan dan belum bisa mengambil keputusan untuk
mencegah komplikasi gangguan penglihatan, TUK 3: keluarga Ny. T belum tahu cara
merawat anggota keluarga yang menderita komplikasi DM gangguan penglihatan, TUK
4: keluarga Ny. T menyebutkan manfaat lingkungan yang sehat adalah meningkatkan
derajat kesehatan anggota keluarga, TUK 5: keluarga Ny. T belum bisa
memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat yaitu puskesmas dan posyandu.
Analisa: masalah teratasi sebagian. Planning:
intervensi dilanjutkan: TUK 1: intervensi nomor 2-5, TUK 2: intervensi nomor
2-5, TUK 3: intervensi nomor 1-5, TUK 4: intervensi nomor 5, TUK 5: intervensi
nomor 1-5.
3.
Hari
Rabu, 4 Juni 2014
Diagnosa
1: pukul 17.00: subjektif: TUK 1: keluarga Ny. T mengatakan DM adalah
peningkatan gula darah, penyebabnya adalah keturunan dan pola makan, tanda gejala DM adalah lemas,
mudah lapar, mudah haus, sering kencing dan luka sukar sembuh, TUK 2: keluarga
Ny. T mengatakan komplikasi DM adalah stroke, serangan jantung, gangguan mata
dan gangguan syaraf, TUK 3: keluarga Ny. T mengatakan cara perawatan DM dengan
cara mengurangi konsumsi gula berlebih, olahraga dan kontrol gula darah secara
teratur dan minum obat, TUK 4: keluarga Ny. T mengatakan manfaat lingkungan
yang sehat adalah meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarga, TUK 5:
keluarga Ny. T mengatakan akan mengontrol gula darahnya secara teratur tiap
bulan ke posyandu. Objektif: TUK 1: keluarga Ny. T menyebutkan pengertian,
penyebab, dan tanda gejala DM, TUK 2: keluarga Ny. T dapat menyebutkan
komplikasi DM, TUK 3: keluarga Ny. T dapat merawat anggota keluarga yang sakit
DM, TUK 4: keluarga Ny. T menyebutkan manfaat lingkungan yang sehat adalah
meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarga, TUK 5: keluarga Ny. T sudah
bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat yaitu posyandu lansia. Analisa:
masalah teratasi. Planning:
intervensi dihentikan.
Diagnosa
2: pukul 17.15: subjektif: TUK 1: keluarga Ny. T mengatakan gangguan
penglihatan adalah pandangan kabur dan fungsi penglihatan menurun, TUK 2:
keluarga Ny. T mengatakan komplikasi gangguan penglihatan adalah kebutaan, TUK
3: keluarga Ny. T mengatakan belum bisa merawat anggota keluarga yang sakit
gangguan penglihatan, TUK 4: keluarga Ny. T mengatakan manfaat lingkungan yang
sehat adalah meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarga, TUK 5: keluarga
Ny. T mengatakan periksa gula darah ke fasilitas kesehatan terdekat yaitu
posyandu lansia. Objektif: TUK 1: keluarga Ny. T sudah tahu gangguan
penglihatan, TUK 2: keluarga Ny. T sudah tahu komplikasi gangguan penglihatan,
TUK 3: keluarga Ny. T belum bisa merawat anggota keluarga yang sakit gangguan
penglihatan, TUK 4: keluarga Ny. T
dapat menyebutkan manfaat lingkungan sehat yaitu meningkatkan derajat kesehatan
anggota keluarga, TUK 5: keluarga Ny. T dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan
terdekat yaitu posyandu lansia. Analisa: masalah teratasi sebagian. Planning: intervensi dilanjutkan: TUK 3:
intervensi nomor 1-5.