Senin, 16 Mei 2016

PENGKAJIAN KELUARGA

BAB 6
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu
1.      Menjelaskan pengkajian keperawatan keluarga
2.      Menjelaskan dan mengidentifikasi data umum keluarga
3.      Menjelaskan pengkajian riwayat dan tahap perkembangan keluarga
4.      Menjelaskan dan mengidentifikasi pengkajian mengenai data lingkungan dalam keluarga
5.      Menjelaskan dan menyebutkan struktur keluarga dan fungsi keluarga
6.      Menjelaskan pengkajian stress dan koping keluarga
7.      Menjelaskan dan melakukan pemeriksaan fisik tiap anggota keluarga
8.      Menjelaskan pengkajian tentang harapan keluarga

A.    Pengkajian Keperawatan Keluarga

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tujuan dari pengkajian adalah untuk mengumpulkan, mengorganisir dan mencatat data yang telah menjelaskan respon manusia yang mempengaruhi pola-pola kesehatan klien (Handayaningsih, 2007).
Pengkajian berupa data subyektif dan data obyektif. Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian, data subjektif diperoleh dari riwayat keperawatan termasuk persepsi klien, perasaan, dan ide tentang status kesehatannya. Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh perawat, data ini diperoleh melalui kepekaan perawat (senses) selama melakukan pemeriksaan fisik melalui 2S (sight, smell) dan HT (hearing, touch/taste) (Nursalam, 2008).
Pengkajian keluarga adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus – menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode : wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga ( dari ujung rambut sampai ujung   kaki ), Data sekunder, contoh : hasil laboratoroum,hasil X-Ray, pap smear dll. Wawancara adalah mengadakan tanya jawab pada pihak yang terkait yaitu pasien, keluarga pasien maupun petugas pelayanan kesehatan yang ada. Metode ini dilakukan langsung pada saat proses pengkajian keluarga. Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati perubahan perilaku klien dan keluarga selama proses berlangsungnya pengkajian.
Pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe yaitu pemeriksaan yang dilakukan dari ujung rambut hingga ujung kaki, mulai dari keadaan umum pasien, kesadaran, tanda-tanda vital, pemeriksaan kulit sampai ekstermitas. Pemeriksaan fisik bermanfaat dalam hal mendapatkan data yang lebih akurat melalui cara langsung melihat, mendengar atau meraba bagian yang sakit,klien lebih yakin dan percaya bahwa dia diperiksa dengan baik segera mendapatkan tindaklanjut jika ditemukan ada permasalahan. Kegiatan pemeriksaan fisik antara lain:
1.    Inspeksi yaitu melakukan pemeriksaan fisik klien dengan cara melihat bagian-bagian tubuh yang diperiksa guna menentukan apakah ada kelainan atau tidak.
2.    Palpasi yaitu pemeriksaan fisik dengan perabaan bagian tubuh tertentu, misalnya: perabaan tubuh yang diduga ada tumor, radang, abses, pembengkakan, palpasi untuk menetukan usia kehamilan, dan lain-lain.
3.    Auskultasi yaitu pemeriksaan fisik dengan cara mendengarkan bagian tubuh tertentu. Auskultasi biasa menggunakan stetoskope  untuk memdengarkan denyut jantung, suara paru-paru dan bising usus.
4.    Perkusi yaitu pemeriksaan fisik dengan cara mengetuk bagian-bagian tubuh tertentu dengan tangan atau alat bantu lain misalnya: untuk mengetahui reflek patella dengan hammer.
Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data kualitatif dengan berpedoman pada buku panduan sehingga membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang benar dan tepat (Handayaningsih, 2007).
Hal – hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :data umum keluarga, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, data lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga, pemeriksaan fisik anggota.

B.     Data Umum Keluarga

         Pengkajan terhadap data umum keluarga meliputi :

1.      Nama kepala keluarga (KK)

Identifikasi siapa nama KK sebagai penanggungjawab penuh terhadap keberlangsungan keluarga

2.      Alamat dan telepon.

Identifikasi alamat dan nomor telepon yang bisa dihubungi sehingga memudahkan dalam pemberian asuhan keperawatan

1.      Pekerjaan kepala keluarga

Identifikasi pekerjaan kepala keluarga dan anggota keluarga yang lainnya berkaitan dengan status kesehatan keluarga

2.      Pendidikan kepala keluarga

Identifikasi latarbelakang pendidikan kepala keluarga dan anggota keluarga lainnya sebagai dasar dalam menentukan asuhan keperawatan.

3.      Komposisi keluarga

Komposisi keluarga menyatakan anggota keluarga yang diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Komposisi boleh jadi tidak hanya penghuni rumah tangga, tetapi juga keluarga besar lain atau anggota keluarga fiktif yang menjadi bagian keluarga tersebut, tapi tidak tinggal dalam rumah tangga yang sama.

No.
Nama
JK
Hubungan
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Ketr









Cara pengisian: anggota keluarga yang sudah dewasa (orangtua) dicatat pertama, diikuti anak-anak dengan susunan kelahiran mulai yang paling tua. Termasuk anggota keluarga yang lain yang masih terhitung keluarga langsung ataupun tidak langsung. Jika ada anggota besar atau teman-teman yang bertindak sebagai anggota keluarga, meskipun tidak tinggal dalamm rumah tersebut, perlu dimasukkan dalam bagian akhir dari daftar tersebut. Hubungan setiap anggota keluarga tersebut, dan juga tempat dan tanggal lahir, pekerjaan dan pendidikan juga perlu diidentifikasikan.

4.      Genogram

Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang menggabarkan konstelasi keluarga atau pohon keluarga dan genogram merupakan alat pengkajian informative yang digunakan untuk mengetahui keluarga dan riwayat serta sumber-sumber keluarga. Diagram ini menggambarkan hubungan vertical (lintas generasi) dan horizontal ( dalam generasi yang sama).
Cara membuat genogram: Wright dan Leahay (1984) menjelaskan metode dasar termasuk mencatat data tentang genogram keluarga, yaitu anggota keluarga yang ditempatkan dalam barisan horizontal menggambarkan garis generasi. Misalnya, perkawinan dan hubungan hokum adat digambarkan dengan garis horizontal. Anak-anak digambarkan garis vertical, disusun berdasarkan urutan dari kanan ke kiri dimulai dari anak tertua. Laki-laki digambarkan dengan kotak, sedangkjan wanita dengan lingkaran. Garis horizontal terputus-putus menunjukkan berpisah atau bercerai. Anggota rumah tanggal/keluarga diidentifikasikan dengan melingkari semua anggota rumah tangga dengan garis terputus-putus.
Berdasarkan konvensi yang digunakan dalam mendiagramkan pohon keluarga atau bagan genealogis dan genetika, genogram keluarga memuat informasi tentang tiga generasi keluarga ( keluarga inti dan keluarga asal masing-masing orang tua). Tidak hanya keluarga inti dan keluarga besar yang dimasukkan ke dalam genogram tetapi juga anggota keluarga di luar keluarga yang telah tinggal dan mempunyai peranan penting (misalnya: kelahiran, perkawinan, dan perceraian); status sehat/sakit, kelas sosial, etnis, agama, pekerjaan dan tempat tinggal.


5.      Tipe keluarga.

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah – masalah yang terjadi dengan tipe keluarga tersebut.

6.      Suku bangsa.

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.

7.      Agama.

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.

8.      Status ekonomi social keluarga

Status social ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status social ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan – kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang – barang yang dimiliki oleh keluarga.

9.      Aktifitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama – sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktifitas rekreasi.

C.    Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

10.  Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti. Contoh :keluarga Tn.A mempunyai 2 orang anak, anak pertama berumur 7 tahun dan anak kedua berumur 4 tahun, maka keluarga Tn. A berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan usia anak sekolah

11.  Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi

12.  Riwayat keluarga inti.

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit ( status imunisasi ), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman – pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

13.  Riwayat keluarga sebelumnya.

Dijelaskan mengenai riwayat keluarga sebelumnya pada keluarga dari pihak suami  dan istri.
D.    Pengkajian lingkungan.
1.      Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasikan dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan,jumlah jendela,pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
2.      Karakteristik tetangga dan komunitas RW.
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan / kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3.      Mobilitas geografis keluarga.
Mobilitas geografi keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
4.      Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauhmana interaksi keluarga dengan masyarakat.
5.      System pendukung keluarga.
Yang termasuk pada system pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas social atau dukungan dari masyarakat setempat.

E.     Struktur keluarga.
1.      Pola komunikasi keluarga.
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
2.      Struktur kekuatan keluarga.
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
3.      Struktur peran.
Menjelaskan peran dari masing – masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
4.      Nilai atau peran keluarga.
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yangberhubungan dengan kesehatan.

F.     Fungsi keluarga

1.      Fungsi efektif.
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
2.      Fungsi sosialisasi.
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
3.      Fungsi perawatan kesehatan.
Menjelaskan sejauhmana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenai sehat – sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan  perawatan kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melaksanakan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat.
Hal – hal yang dikaji sejauhmana keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu :
a.       Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan. Yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga mengetahui mengenai fakta – fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b.      Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat. Hal yang perlu dikaji adalah :
1.      Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah.
2.      Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga.
3.      Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami.
4.      Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit.
5.      Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
6.      Apakah keluarga  dapat menjangkau fasilitas kesehatan.
7.      Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
8.      Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.
c.       Untuk mengetahui sejauhmana keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Yang perlu dikaji adalah :
1.      Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya ( sifat, penyebaran, komplikasi, prognosa dan cara perawatannya).
2.      Sejauhmana keluarga mengetahui tentang sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
3.      Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.
4.      Sejauhmana keluarga mengetahui sumber – sumber yang ada dalam keluarga ( anggota keluarga yang  bertanggungjawab, sumber keuangan / financial, fasilitas fisik, psikososial )
5.      Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.
d.      Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat. Hal yang perlu dikaji :
1.      Sejauhmana keluarga mengetahui sumber – sumber keluarga yang dimiliki.
2.      Sejauhmana keluarga melihat keuntungan / manfaat pemeliharaan lingkungan.
3.      Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit.
4.      Sejauhmana sikap / pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi.
5.      Sejauhmana kekompakan antar anggota keluarga.
e.       Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan / pelayanan kesehatan di masyarakat. Hal yang perlu dikaji :
1.      Sejauhmana keluaraga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan.
2.      Sejauhmana keluarga memahami keuntungan – keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan.
3.      Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan.
4.      Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan.
5.      Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.

4.      Fungsi reproduksi.
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
a.              Berapa  jumlah anak.
b.              Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga.
c.              Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga.

14.  Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
a.              Sejauhmana  keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan.
b.              Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada dimasyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.

G.    Stres dan koping keluarga

1.      Stressor jangka pendek dan jangka panjang.
a.       Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan.
b.      Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2.      Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor.
Hal yang perlu dikaji sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi / stressor.
a.       Strategi koping yang digunakan.
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
b.      Strategi adaptasi disfungsional.
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

H.    Pemeriksaan Fisik.
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik sama dengan pemeriksaan fisik di klinik.
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap seluruh bagian tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki (head to toe examination), dan dilakukan dengan cara : Inspeksi, Auskultasi, Palpasi dan Perkusi.
                               a.      Keadaan umum : ( amati perubahan fisik, perilaku dan sikap pasien
                               b.      Kesadaran          : Compos mentis ( CM ), apatis, somnolent, stupor, koma. Glasgow Coma Scale ( GCS ):
E ( Eye )                         : ……………..
M ( Motorik )                 : ……………..
V ( Verbal )                    : ……………..
                               c.      TTV                               : TD : ….. mmHg, R : … x/menit, N : …. x/menit, S : …. 0 C.
                              d.      Kulit                   :Inspeksi          : kemerahan, benjolan, nyeri, gatal – gatal, kering, perubahan warna, perubahan pada rambut dan kuku.
                               e.      Kepala    : rambut : kuantitas, penyebaran, tekstur, kulit kepala : benjolan atau lesi, tulang tengkorak : ukuran dan kontur
                                f.      Muka / wajah     : simetri dan ekspresi wajah
                               g.      Mata                   :
Inspeksi              : posisi dan kesejajaran mata, kelopak mata, apparatus lakrimalis : berlebihan / tidak, sclera dan konjungtiva, kornea, iris dan lensa. Pupil : ( ukuran, bentuk dan simetris, reaksi terhadap cahaya ), pemakaian kaca mata / lensa kontak, fungsi penglihatan.
                               h.      Telinga   : Bentuk, ukuran, lubang telinga : serumen / otitis, katajaman pendengaran : uji weber ( kehilangan pendengaran sensorineural )
                                 i.      Hidung   :
Inspeksi  : mukosa : warna / pembengkakan, septum nasal : defiasi, perforasi,
Perkusi    : nyeri tekan pada sinus
                                 j.      Mulut dan Tenggorokan :
Bibir : warna, mukosa bibir
Rongga mulut : gigi ( karang gigi, karies, gigi tanggal, perdarahan gusi, gigi palsu, radang gusi)
Lidah     : kebersihan, warna, fungsi pengecapan
                               k.      Leher                  : Inspeksi / Palpasi : posisi trakea, kelenjar tyroid, peningkatan vena jugularis
                                 l.      Dada ( anterior/posterior ) :
Inspeksi              : bentuk ( normal / tong-barrel chest ), frequensi, irama, kedalaman dan upaya bernafas, deformitas, gerakan pernafasan,
Palpasi   : nyeri tekan, ekspansi dada, taktil fremitus,
Perkusi  : Pekak ( cairan / jaringan padat ),
Auskultasi          : bunyi nafas : vesikuler, bronkovesikuler, penurunan bunyi nafas, krakres, mengi, ronki
                             m.      Payudara           
Inspeksi              : ukuran, kontur, penampilan kulit, putting : ukuran, bentuk dan arah putting, perhatikan kemerahan, ulkus atau raba putting,
Palpasi                : konsistensi, nyeri tekan
                               n.      Jantung :
Inspeksi:Pulsasi denyut jantung
Palpasi : Arteri radialis : frequensi denyut jantung, irama, Arteri. Karotis : amplitudo, kontur, getaran ( thrill ), pulsasi.
Perkusi: Pekak
Auskultasi : murmur jantung, bunyi jantung,  Tekanan Darah
                               o.      Abdoment          :
Inspeksi: kulit abdomen, umbilicus, kontur, simetri, gelombang peristaltic,
Auskultasi : bising usus, desiran,
Perkusi   : proporsi dan pola tympani serta pekak,
Palpasi    : kekakuan / nyeri tekan, massa.
                               p.      Genetalia           
Laki – laki ;
Inspeksi              : Perkembangan penis dan kulit serta rambut, prepusium, gland penis, meatus uretral, Skrotum : (kontur dari skrotum, kulit skrotum)
Palpasi    : adanya lesi atau korpus penis, testis : (benjolan, nyeri tekan).
Perempuan :
Inspeksi : rambut pubis, mukosa vaginal,
Palpasi    : nyeri / pembesaran kel. Bartholin’s
                               q.      Ekstremitas        : jelaskan fungsi normal, kelainan atau masalah pada ekstremitas .

I.       Harapan keluarga.
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

RANGKUMAN

1.      Pengkajian keluarga adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus – menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :Wawancara keluarga, Observasi fasilitas rumah, Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga ( dari ujung rambut sampai ujung   kaki ), Data sekunder, contoh : hasil laboratoroum,hasil X-Ray, pap smear.

2.      Pengkajan terhadap data umum keluarga meliputi :nama kepala keluarga, Alamat dan telepon, Pekerjaan kepala keluarga, Pendidikan kepala keluarga, Komposisi keluarga, Genogram , Tipe keluarga, Suku bangsa, Agama, Status ekonomi social keluarga, Aktifitas rekreasi keluarga.

3.      Pengkajian riwayat dan tahap perkembangan keluargameliputi: tahap perkembangan keluarga saat ini,  tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi riwayat keluarga inti dan riwayat keluarga sebelumnya.

5.      Pengkajian lingkungan meliputi: karakteristik rumah, karakteristik tetangga dan komunitas RW,  mbilitas geografis keluarga, perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat, system pendukung keluarga.

6.      Pengkajian struktur keluarga meliputi: pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan keluarga, struktur peran, nilai atau peran keluarga.

7.      Pengkajian mengenai fungsi keluarga: fungsi efektif, fungsi sosialisasi, Fungsi perawatan kesehatanyaitu kemampuan keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melaksanakan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat, fungsi reproduksi dan fungsi ekonomi.

8.      Pengkajian mengenai stres dan koping keluarga meliputi: Stressor jangka pendek dan jangka panjang, Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor (strategi koping yang digunakan dan strategi adaptasi disfungsional).

9.      Pengkajian keluarga disertakan pemeriksaan fisik masing-masing anggota keluarga, dilakukan lengkap head to toe. Pengkajian pemeriksaan fisik dilakukan secara lengkap dari mulai kepala sampai dengan ujung kaki, dimulai dari pengkajian keadaan umum, kesadaran, pengukuran tanda-tanda vital, pemeriksaan kulit, kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher, dada, payudara, jantung, abdomen, genetalia dan ekstremitas.

LATIHAN SOAL
1.      Lakukan pengkajian pada keluarga anda atau dengan menggunakan konsep pengkajian keluarga secara lengkap yang telah dikemukakan pada bahasan diatas?

2.      Hasil pengkajian yang telah anda lakukan, diskusikan dengan teman kelompok lain?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar