Senin, 16 Mei 2016

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA

BAB 9
IMPLEMENTASI  KEPERAWATAN KELUARGA

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu
1.      Menjelaskan pengertian implementasi keperawatan keluarga
2.      Menjelaskan dan menyebutkan tahap implementasi keperawatan keluarga
3.      Menjelaskan cakupan implementasi keperawatan keluarga
4.      Menjelaskan dan menyebukan jenis tindakan keperawatan keluarga
5.      Menjelaskan hambatan implementasi keperawatan keluarga

A.    Pengertian Implementasi Keperawatan Keluarga.
Implementasi/pelaksanaan merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan (Hidayat, 2008). Tujuan dari intervensi keperawatan keluarga adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping (Nursalam, 2008).

B.     Tahap Implementasi Keperawatan Keluarga

Tahap implementasi asuhan keperawatan yaitu dimulai setelah penyusunan rencana intervensi disusun, kemudian dilaksanakan dan terakhir dilakukan pendokumentasian.
1.      Mengkaji kembali klien
Sebelum mengimplementasikan intervensi, perawat harus mengkaji kembali klien untuk memastikan intervensi tersebut masih diperlukan atau tidak. Contohnya diagnosa gangguan  pola tidur yang berhubungan dengan ansietas dan lingkungan yang tidak dikenalinya.
2.      Menentukan kebutuhan perawat terhadap bantuan
Saat mengimplementasikan beberapa intervensi keperawatan, perawat harus memerlukan bantuan dan salah satu alasannya adalah:
a.       Perawat tidak bisa mengimplementasikan keperawatan secara aman sendirian.
b.      Bantuan seorang perawat akan mengurangi stress pada pasien.
3.      Mengimplementasikan intervensi keperawatan
Banyak tindakan keperawatan yang penting untuk memastikan privasi klien, contohnya dengan menutup pintu, menutup tirai atau jendela, menyelimuti klien. Ketika mengimplementasikan intervensi, perawat harus mengikuti:
a.       Perawat harus menyadari rasioanal, ilmiah dan kemungkinan efek samping atau komplikasi semua dari tindakan intervensi.
b.      Dengan memahami program yang akan diimplementasikan dan menanyakan hal-hal yang tidak dipahami. Perawat harus bisa bertanggung jawab dengan rencana asuhan medis secara cerdas.
c.       Mengadaptasikan tindakan dengan klien secara individual. Status kesehatan, kepercayaan, usia, nilai, dan lingkungan klien merupakan faktor yang akan mempengaruhi keberhasilan tindakan keperawtan.
d.      Mendorong klien untuk berpartisipasi aktif dalam mengimplementasikan intervensi keperawatan.
4.      Melakukan superfisi terhadap asuhan yang didelegasikan.
Jika asuhan sudah didelegasikan untuk personal keperawatan kesehatan, perawat yang bertanggungjawab pada asuhan secara keseluruhan harus memastikan bahwa tindakan tersebut diimplementasikan sesuai rencana asuhan. Dokumentasikan tindakan tersebut pada catatan klien dan melaporkan secara verbal atau mengisi formulir tertulis.
5.      Mendokumentasikan tindakan keperawatan
Setelah melaksanakan tindakan keperawatan, perawat harus menyelesaikan fase implementasi untuk mencatat intervensi dan respon klien dalam catatan kemajuan keperawatan. Perawat mencatat tindakan yang rutin atau yang dilakukan berulang pada catatan klien di akhir shif dan tindakan keperawatan dikomunikasikan secara verbal dan tertulis.
6.      Menelaah dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
Modifikasi rencana asuhan yang telah ada mencakup beberapa langkah:
a.    Pertama, data dalam kolom pengkajian direvisi sehingga mencerminkan status kesehatan terbaru klien.
b.   Kedua, diagnosa keperawatan direvisi. Diagnose keperawatan yang tidak relevan dihapuskan, dan diagnose keperawatan yang baru ditambah dan diberi tanggal.
c.    Ketiga, metode implementasi spesifik direvisi untuk menghubungkan dengan diagnose keperawatan yang baru dan tujuan klien yang baru.Akhirnya perawat mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawata. Jika respon klien tidak konsisten dengan hasil yang diharapkan, diperlukan revisi lebih lanjut terhadap rencana asuhan.

C.    Tindakan Keperawatan keluarga

Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal – hal dibawah ini :
1.      Menstimuli kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara :
a.       Memberikan informasi.
b.      Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.
c.       Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
2.      Menstimuli keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara :
a.       Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan.
b.      Mengidentifikasi sumber – sumber yang dimiliki keluarga.
c.       Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.
3.      Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara :
a.       Mendemontrasikan cara perawatan.
b.      Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah.
c.       Mengawasi keluarga melakukan perawatan.
4.      Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat, dengan cara :
a.       Menemukan sumber – sumber yang dapat digunakan keluarga.
b.      Melakukan perubahan lingkungan keluaraga seoptimal mungkin.
5.      Memotifasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatanyang ada, dengan cara.
a.       Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga.
b.      Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

Tindakan keperawatan merupakan seperangkat tindakan/perlakuan yang diberikan kepada keluarga, dimana tindakan bisa bersifat independen, dependen maupun interdependen dalam rangka mengatasi permasalahan keluarga. Tindakan keperawatan keluarga dapat berupa pendidikan kesehatan terapi keluarga, perawatan dengan tindakan keperawatan.
1.         Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan (Azwar dalam Marliana, 2008).
Tujuan pendidikan kesehatan antara lain:
a.       Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
b.      Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
c.       Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan pendidikan kesehatan
1.      Tingkat Pendidikan.
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan  semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya.
2.      Tingkat Sosial Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam menerima informasi baru.
3.      Adat istiadat
Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
4.      Kepercayaan masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang - orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan pemberi informasi.
5.      Ketersediaan waktu dimasyarakat

Metode pendidikan kesehatan menurut Notoadmodjo (2003) pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu, dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilakunya yang dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran.
Suatu metode pembelajaran dalam pendidikan kesehatan dipilih berdasarkan tujuan pendidikan kesehatan, kemampuan perawat sebagai tenaga pengajar, kemampuan individu / keluarga / kelompok dan masyarakat, besarnya kelompok, waktu pelaksanaan pendidikan kesehatan serta ketersediaan fasilitas pendukung. Berikut ini diuraikan bentuk metode pendidikan kesehatan yang membahas pengertian, penggunaan, keunggulan dan kekurangan.
1.      Metode Ceramah
Ceramah ialah pidato yang disampaikan oleh seorang pembicara di depan sekelompok pengunjung. Ceramah pada hakikatnya adalah proses transfer informasi dari pengajar kepada sasaran belajar. Dalam proses transfer informasi ada tiga elemen penting yaitu pengajar, materi dan sasaran belajar.
Keunggulan metode ceramah
a.       Dapat digunakan pada orang dewasa
b.      Penggunaan waktu yang efisien
c.       Dapat dipakai pada kelompok besar
d.      Tidak terlalu banyak menggunakan alat bantu pengajaran
e.       Dapat dipakai untuk memberi pengantar pada pelajaran atau suatu kegiatan
Kekurangan metode ceramah
a.       Menghambat respon dari yang belajar sehingga pembicara sulit menilai reaksinya
b.      Tidak semua pengajar dapat menjadi pembicara yang baik, pembicara harus menguasai pokok pembicaraannya
c.       Dapat menjadi kurang menarik, sulit untuk dipakai pada anak-anak
d.      Membatasi daya ingat dan biasanya hanya satu indra yang dipakai
Langkah – langkah metode ceramah
a.     Rumuskan tujuan khusus yang hendak dipelajari oleh pembelajar.
b.     Setelah menetapkan tujuan, hendaklah diselidiki apakah .metode ceramah benar-benar merupakan metode yang tepat pada kondisinya.
c.     Susunlah bahan / materi ceramah yang benar-benar perlu diceramahkan.
d.    Pengertian yang dapat dijelaskan dengan alat atau dengan uraian yang tertentu harus ditetapkan sebelumnya.
e.     Tangkaplah perhatian peserta dan arahkan pada pokok yang akan diceramahkan.
f.      Kemudian usahakan menanam pengertian yang jelas

2.      Metode Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok adalah percakapan yang direncanakan atau dipersiapkan di antara tiga orang atau lebih tentang topik tertentu dengan seorang pemimpin, percakapan yang responsif yang dijalin oleh pertanyaan-pertanyaan problematik dan diarahkan untuk mernecahkan masalah. Peserta diskusi dituntut untuk selalu aktif berpartisipasi. Peserta dilatih berpikir kritis, siap mengemukakan pendapat dengan tepat, berpikir secara obyektif dan menghargai pendapat orang lain.  Metode diskusi kelompok digunakan bila sasaran pendidikan kesehatan, diharapkan :
a.       Dapat saling mengemukakan pendapat
b.      Dapat mengenal dan mengolah masalah kesehatan yang dihadapi
c.       Mengharapkan suasana informal
d.      Memperluas pandangan atau wawasan
e.       Membantu mengembangkan kepemimpinan
Keunggulan metode diskusi kelompok
a.       Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat
b.      Merupakan pendekatan yang demokratis, mendorong rasa kesatuan
c.       Dapat memperluas pandangan atau wawasan
d.      Membantu mengembangkan rasa kepemimpinan
Kekurangan metode diskusi kelompok
a.       Tidak efektif dipakai untuk kelompok yang lebih besar
b.      Keterbatasan informasi yang didapat oleh peserta
c.       Membutuhkan pemimpin diskusi yang terampil
d.      Kemungkinan di dominasi orang yang suka berbicara
e.       Biasanya sebagian besar orang menghendaki pendekatan formal

2. Terapi Keluarga
          Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga (Gurman, Kniskern & Pinsof, 1986). Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan kepada seluruh anggota keluarga sebagai unit penanganan (treatment unit). Tujuan terapi keluarga adalah agar keluarga mampu melaksanakan fungsinya. Untuk itu sasaran utama terapi jenis ini adalah keluarga yang mengalami disfungsi; tidak bisa melaksanakan fungsi-fungsi yang dituntut oleh anggotanya. Terapi keluarga merupakan pendekatan terapeutik yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga dan menitik beratkan pada proses interpersonal. Tetapi keluarga merupakan intervensi spesifik dengan tujuan membina komunikasi secara terbuka dan teraksi keluarga secara sehat. Tujuan terapi keluarga adalah sebagai berikut:
a.       Menurunkan konflik kecemasan keluarga
b.      Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap kebutuhan masing-masing anggota keluarga.
c.       Meningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis.
d.      Mengembangkan hubungan peran yang sesuai
e.       Membantu keluarga menghadapi tekanan dari dalam maupun dari luar anggota keluarga.
f.       Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan anggota keluarga.
          Penggunaan terapi keluarga untuk mengerti perilaku manusia, khususnya disfungsi manusia. Berikut ini adalah asumsi yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan pendekatan –pendekatan dalam praktek perawatan kesehatan.
a.       Keluarga merupakan unti sosial dasar dalam fungsi manusia.
Keluarga adalah fenomena sosial yang multikultural dan multidimensi.
b.      Keluarga mempengaruhi seluruhnya sistem sosial baik pada perkembangan maupun kelangsungan perilaku seseorang. Sebagai satu sistem sosial dasar keluarga mempunyai fungsi utama untuk mentransfer nilai budaya dan tradisi melalui generasinya. Perkembangan dan peningkatan sistem keluarga melalui organisasi yang kompleks berlangsung melalui tahap –tahap perkembangan. Individu juga berkembang melalui tahap –tahap perkembangan dan perjalanan ini umumnya terjadi dalam konteks keluarga.
c.       Keluarga mengalami transisi dalam peristiwa perkembangan seperti : melahirkan, meninggal, dan menikah. Kejadian ini menimbulkan perubahan pada anggota dan komposisi dari sistem keluarga. Keluarga memproses dan mengembangkan kekuatan dan sumber internal. Diantara sumber –sumber tersebut adalah kemampuan untuk beradaptasi dan berubah dalam respon terhadap kebutuhan internal dan eksternal.

          Perubahan dalam struktur dan proses keluarga menunjukkan perubahan dalam seluruh anggota keluarganya. Perubahan dalam perilaku dan fungsi individu sebagai anggota keluarga berpengaruh terhadap sistem keluarga dan seluruh anggota keluarga lainnya. Keluarga sebagai sistem adalah lebih dari sejumlah fungsi dari tiap –tiap individu dari anggotanya. Perubahan dalam struktur dan fungsi keluarga dapat difasilitasi melalui terapi keluarga. Terapi keluarga didasarkan pada teori system (Van Bertalanffy, 1968) yang terdiri dari 3 prinsip :
a.       Kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan saling bergantung bukan ditentukan dalam sebab satu arah–efek perhubungan.
b.      Ekologi, mengatakan bahwa system hanya dapat dimengerti sebagai pola integrasi, tidak sebagai kumpulan dari bagian komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku salah satu anggota akan mempengaruhi yang lain.
c.       Subjektivitas yang artinya tidak ada pandangan yang objektif terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga.
          Ketika masalah muncul, terapi akan berusaha untuk mengidentifikasi masalah keluarga atau komunikasi keluarga yang salah, untuk mendorong semua anggota keluarga mengintrospeksi diri menyangkut masalah yang muncul. Tujuan umum terapi keluarga adalah meningkatkan komunikasi karena keluarga bermasalah sering percaya pada pemahaman tentang arti penting dari komunikasi (Patterson, 1982).
Terapis keluarga biasa dibutuhkan ketika :
1. Krisis keluarga yang mempengaruhi seluruh anggota keluarga.
2. Ketidak harmonisan seksual atau perkawinan
3. Konflik keluarga dalam hal norma atau keturunan
Ada beberapa teori yang mendasari terapi keluarga, antara lain:
1).    Psychodynamik Family Therapy.
Contoh: Seseorang yang mempunyai harga diri rendah akan menampilkan suatu " False Self " yang ditampilkan pada saat yang sama dia juga takut kecewa dan sulit mempercayai orang lain termasuk pasangan hidupnya. Hal ini menyebabkan kesulitan yang serius dalam perkawinannya.
Tujuan dari terapi keluarga yang berorientasi psikodinamika yaitu untuk menolong anggota keluarga mencapai suatu pengertian tentang dirinya dan caranya beraksi satu sama lain di dalam keluarga. Disini anggota keluarga didorong kearah asosiasi bebas dengan membiarkan pikiran mereka berjalan bebas tanpa sensor alam sadar dan memverbalisasilan pikirannya. Terapist hendaknya dab tudak secara aktif melakukan intervensi juga hindari memberi saran dan memanipulasi keluarga.
2).    Behavioural Family Therapy
Terapi perilaku dalam keluarga diawali dengan mempelajari pola perilaku keluarganya untuk menentukan keadaan yang menimbulkan masalah perilaku itu. Berdasarkan analisis ini, terapist membuat rencana untuk merubah keadaan tersebut dengan cara intervensi langsung dalam keluarga.
Tujuan utamanya adalah meningkatkan perilaku yang positif yang diinginkan dan menghilangkan perilaku negatif. Hal ini dilakukan dengan mengatur keluarga sehingga perilaku yang diinginkan diperkuat dengan memberi " Reward ".
3).    Group Therapy Approaches
Terapi kelompok dapat diterapkan didalam keluarga. Tujuannya adalah menolong anggota keluarga mendapatkan insight melalui proses interaksi didalam kelompok. Peranan terapis adalah sebagai fasilitator.
Terapi keluarga menggunakan teori komunikasi dengan proses komunikasi yang terjadi didalam keluarga dan dijelaskan sebagai berikut :
a)      Komunikasi dan kognisi
Terapist dari kelompok ini menaruh perhatian untuk menolong keluarga dan menjelaskan arti komunikasi yang terjadi diantara mereka. Terapist menyuruh anggota keluarga meneliti apa yang dimaksud oleh anggota keluarga yang lain saat menyatakan sesuatu.
Terapis juga memperhatikan punktuasi dari proses komunikasi yang terjadi pada keluarga dengan tujuan memperjelas kesalah pengertian, juga diperhatikan bahwa non verbal yang digunakan.
b)      Komunikasi dan kekuatan
Haley mengatakan bahwa bila seseorang mengkomunikasikan pesan pada orang lain berati dia sedang membuat siasat untuk menentukan hubungan.
Contoh : orang tua bertanggung jawab terhadap anak anak dan dia punya hak untuk membatasi perilaku anak jika anak sudah besar, dia punya hak sendiri untuk mengambil keputusan. Cara ini sering ditemukan pada terapi struktural dimana tujuan proses, terapi untuk merubah posisi dari batasan diatara sub sistem yang berbeda dalam keluarga.
c)      Komunikasi dan Perasaan.
Virginia safir adalah orang yang banyak memberi penekanan komunikasi dari perasaan. Dikatakan bahwa pasangan perkawinan yang mempunyai kebutuhan emosional diharapkan ditentukan dalam perkawinan jika kita menemukan kebutuhan emosional hari setiap orang maka komunikasi perasaan ini sangat penting artinya : Tujuan dari terapi adalah memperbaiki bila terdapat ketidakpuasan.
4).    Structural Family Therapy.
Dikembangkan oleh Salvador Minuchin. Perlu dinilai 6 aspek dari fungsi keluarga. Struktur keluarga yang terdiri dari susunan yang mengatur transaksi diatara anggota keluarga. Fleksibilitas dari fungsi keluarga dan kemampuannya untuk berubah.
" The Family Resonance " pada anggota keluarga dapat saling terikat atau saling merenggang. Konteks kehidupan keluarga ini merupakan supra sistem yang teridiri dari keluarga besar, tetangga lingkungan kerja, lingkungan sekolah dari anggota keluarga supra sistem bisa merupakan sumber stress atau sumber supprot dari lingkungan.bisa merupakan.
Terapi keluarga merupakan intervensi spesifik dengan tujuan membina komunikasi secara terbuka dan interaksi keluarga secara sehat. Agar tujuan tercapai, maka terapis harus memperhatikan hal-hal dibawah ini:
1).    Ruang Lingkup Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah suatu tindakan berupa modifikasi keadaan sekarang bukan sekedar eksplorasi dan interaksi masa lampau. Adapun sasarannya adalah sistem keluarga. Tetapi bergabung dengan sistem tersebut dan menggunakan dirinya untuk mengubah sistem tadi dengan mengubah posisi anggota keluarga, terapi mengubah pengalaman dan subyektif.
Perubahan di dalam struktur akan memberi paling sedikit satu kemungkinan untuk berubah berikutnya. Sistem keluarga diorganisir sekitar dukungan, aturan, asuhan dan sosialisasi anggota keluarga tadi. Dalam hal ini terapist bergabung dengan keluarga bukan untuk mendidik dan membuatnya sosial tetapi memperbaiki dan memodifikasi fungsi keluarga itu sendiri sehingga dapat menjalankan fungsi dengan baik.
Sistem keluarga mempunyai sifat–sifat pertahanan diri karena itu sekali perubahan terjadi keluarga ini akan mempertahankan dan mengubah umpan balik atau memberi nilai pengalaman pada anggota keluarganya.
2).    Indikasi Pemberian Terapi Keluarga
Terapi keluarga akan sangat bermanfaat jika digunakan pada kasus yang tepat. Indikasi terapi keluarga menurut walrond skinner adalah :
Gejala yang timbul merupakan ekspresi disfungsi dari sistem keluarga dan gejala yang timbul lebih menyebabkan beberapa perubahan dalam hubungan anggota keluargannya dapat merupakan masalah secara individual.
Kesulitan berpisah. Terapi keluarga yang berorientasi psikomaktika menyatakan bahwa terapi keluarga akan berguna pada keluarga–keluarga dapat fungsi yang didasari oleh paranoid Skizoid, hubungan yang " part object " kurangnya " ego goundaries " dan terlalu banyak memakai denial projeksi." Saverely Disorganized Family " dan keadaan sosial ekonomi yang sangat buruk.
3).    Manfaat Pemberian Terapi Keluarga
Secara garis besar manfaat terapi keluarga baik untuk pasien maupun keluarga adalah :
Manfaat untuk pasien :
a)      Mempercepat proses kesembuhan melalui dinamika kelompok / keluarga
b)      Memperbaiki hubungan interpersonal pasien dengan tiap anggota keluarga atau memperbaiki proses sosialisasi yang dibutuhkan dalam upaya rehabilitasinya.
c)      Jika dilakukan pada program rawat jalan diharapkan dapat menurunkan angka kekambuhan.
Manfaat untuk keluarga :
a)      Memperbaiki fungsi dan struktur keluarga sehingga peran masing–masing anggota keluarga labih baik.
b)      Keluarga mampu meningkatkan pengertiannya terhadap pasien sehingga lebih dapat menerima, lebih toleran dan lebih dapat menghargai pasien sebagai manusia maupun terhadap potensi–potensinya masih ada.
c)      Keluarga dapat meningkatkan kemampuannya dalam membantu pasien dalam rehabilitasi.
4).    Teknik Terapi Keluarga
Terapi keluarga dilakukan dengan menggunakan tehnik terapi Keluarga Berstruktur. Terapi keluarnya berstruktur adalah suatu kerangka teori tehnik pendekatan individu dalam konteks sosialnya.
Tujuan adalah mengubah organisasi keluarga. Terapi keluarga berstruktur memepergunakan proses balik antara lingkungan dan orang yang terlibat perubahan perubahan yang ditimbulkan oleh seseorang terhadap sekitarnya dan cara-cara dimana umpan balik terhadap perubahan perubahan tadi mempengaruhi tindakan selanjutnya. Terapi keluarga mempergunakan teknik–teknik dan mengubah konteks orang–orang terdekat sedemikian rupa sehingga posisi mereka berubah dengan mengubah hubungan antara seseorang dengan konteks yang akrab tempat dia berfungsi, kita mengubah pengalaman subyektifnya.
Terapi keluarga salah satu terapi modalitas yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga. Untuk dapat menjalankan terapi keluarga dengan baik diperlukan pendidikan dan latihan dengan dilandasi berbagai teoeri yaitu psikoterapi kelompok, konsep keluarga struktur dan fingsi keluarga,dinamika keluarga, terapi perilaku dan teori komunikasi. Manfaat peran keluarga dalam proses terapi pasien dapat diperbesar melalui terapi keluarga.
Dengan terapi keluarga diharapkan selain bermanfaat untuk terapi dan rehabilitasi pasien juga dapat memperbaiki kesehatan mental dari keluarga, termasuk tiap–tiap anggota keluarga dalam arti memperbaiki peran dan fungsi atau hubungan interpersonal
           Peran Perawat keluarga
a.       Mendidik kembali dan mengorientasikan kembali seluruh anggota keluarga
b.      Memberikan dukungan kepada klien serta sistem yang mendukung klien untuk mencapai tujuan dan usaha untuk berubah
c.       Mengkoordinasi dan mengintegrasikan sumber pelayanan kesehatan.
d.      Memberi penyuluhan, perawatan di rumah, psiko edukasi.

3.      Terapi Komplementer
Terapi komplementer  dan alternatif adalah  terapi  dalam ruang lingkup luas meliputi system kesehatan, modalitas, dan praktek-praktek yang berhubungan dengan teori-teori dan kepercayaan pada suatu daerah dan pada waktu/periode tertentu. Terapi komplementer  adalah terapi  yang digunakan secara bersama-sama dengan terapi lain dan bukan untuk menggantikan terapi medis. Terapi komplementer  dapat digunakan sebagai single therapy ketika digunakan untuk meningkatkan kesehatan
Dalam hal pengobatan atau terapi alternative yang digunakan secara tersendiri menggantikan pengobatan konvensional (kedokteran), maka sebutannya adalah pengobatan alternative. Sedangkan bila cara pengobatan itu dilakukan bersama atau sebagai tambahan terhadap pengobatan konvensional, maka sebutannya menjadi pengobatan komplementer karena kedua cara pengobatan tersebut melengkapi satu sama lainnya. Sebagai contoh, banyak rumah sakit di china menggunakan akupuntur untuk mengurangi rasa nyeri selama operasi, menggantikan anestesi (obat bius). Dalam hal ini akupuntur disebut sebagai penngobatan komplementer.
Alasan yang paling umum orang menggunakan terapi komplementer adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan/wellness. Wellness mencakup kesehatan optimum seseorang, baik secara fisik, emosional, mental dan spiritual.  Fokus  terapi komplementer adalah  kesejahteraan yang berhubungan dengan tubuh,  pikiran dan spirit. Terapi komplementer bertujuan untuk mengurangi stres, meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, menghindari atau meminimalkan efek samping, gejala-gejala, dan atau mengontrol serta menyembuhkanpenyakit.
Jenis–jenis terapi komplementer:
a.        Akupunktur
Praktik akupunktur menurut teori ini, Chi (atau Qi, atau ki, atau energi vital) dan darah bersirkulasi di dalam tubuh melalui system saluran darah yang disebut meridian, dan menghubungkan organ-organ internal dengan organ-organ eksternal atau jaringan. Dengan merangsang titik-titik tertentu pada permukaan tubuh yang terletak di jalur meridian dengan menggunakan jarum akupunktur atau moksibusi, maka aliran Chi dan darah bias diatur, dan dengan demikian penyakit yang mengganggu bisa disingkirkan. Titik yang dirangsang tersebut disebut titik-titik akupunktur atau Acupoints.
Kedudukan titik-titik akupunktur ada pada sejumlah jalur Meridian utama. Ada 12 pasang jalur Meridian yang secara sistematis tersebar pada kedua belahan tubuh (sebelah depan dan belakang), dan 2 jalur meridian tambahan di sepanjang bagian tengan abdomen dan pnggung. Hingga saat ini telah diidentifikasi atau ditemukan adanya lebih dari 300 titik akupunktur, masing-masing dengan fungsi terapeutiknya sendiri. Sebagai contoh, titik Heju yang terletak diantara tulang metacarpal pertama dan kedua, bisa mengurangi rasa nyeri di kepala dan mulut. Sehingga titik Shenmen yang terletak di ujung medial dari pergelangan bisa menimbulkan efek ketenangan.
b.        Masase
Hipocrates pernah menyatakan bahwa “dokter harus berpengalaman dalam banyak hal termasuk dalam memijat”. Pijatan dapat meluruskan sendi yang terlalu lemas dan melemaskan sendi yang terlalu kuat. Minat memijat dianggap telah dipengaruhi oleh Metzeger di Belanda dan di Inggris pada abad ke 19 ahli pijat wanita dipekerjakan untuk memberikan terapi masase di bawah intruksi yang diresepkan oleh dokter. Tahun 1985 perawat dipekerjakan sebagai pemijat medis. Standar praktek diperkenalkan tahun 1920 oleh “Perkumpulan Pemijat Terlatih” dan akhirnya menjadi “The Chartered Society of Massage and Medical Gymnastics” yang dipelopori oleh “Chartered Society of Physiotherapy”. Seni masase digunakan oleh ahli fisioterapi sebagai metode analisis dan terapi namun lebih sering digunakan dalam terapi kecantikan dan pengobatan.
Masase dalam pasien perlu pengkajian secara holistik. Pasien dengan varises vena, kondisi dengan penyakit jantung, hipertensi, kondisi asmatik akut harus diidentifikasi dengan jelas. Lingkungan untuk pemijatan harus tenang, hangat, penerangan memadai, dan alat yang digunakan mudah terjangkau.
Ahli terapi harus berfokus pada diri mereka sendiri dalam perannya memberikan masase sebagai mekanisme penyembuhan. Sentuhan harus menjadi medium komukasi dengan interupsi verbal jika perlu. Masase perlu mengguanakan medium seperti minyak. Gerakan tangan harus tegas dan menyeluruh. Penguabahan arah menuver masase harus terasa seperti pijatan lembut dan halus.
Teknik dasar dalam masase :
ØMengurut
Mengurut adalah gerakan yang lembut, meluncur, dan ritmik yang selalu mengikuti arah drainase vena menuju ke jantung. Tekanan dapat ringan atau dalam tergantung tujuannya dan teknik ini baik untuk meningkatkan drainase vena dan limfatik, meningkatkan sirkulasi, dan fungsi otot. Teknik ini dapat digunakan untuk mengkaji kondisi kulit, tingkat ketegangan atau relaksasi, dan adanya pembengkakan dibawah kulit.
Ø  Meremas
Teknik meremas tangan harus tegas karena untuk menggerakan kulit diatas otot, otot diatas otot atau jaringan diatas jaringan. Tangan diletakan pada posisi datar dan digerakan dengan arah sirkular baik satu atau berlawanan. Teknik ini digunakan untuk menghilangkan tegangan.
Ø  Memijat
Teknik ini menggunakan ujung luar telapak tangan untuk membuat gerakan pendek, tajam, dan gerakan mencincang. Menekan digunakan untuk melemaskan sekresi yang terhambat dari paru sepeti kistik fibrosis. Tangan digerakan secara bergantian dengan cara cepat dan berulang-ulang.
Manfaat dari masase adalah meningkatkan sirkulasi, aktifitas refleks pada sistem saraf pusat, perifer, dan otonom. Pijatan membantu vena balik dan menghilangkan sampah yang terakumulasi dalam jaringan. Mengurut dan meremas menstimulasi sirkulais lokal dan mobilisasi jaringan lunak. Manfaat secara psikologis yaitu berkaitan dengan timbal balik sentuhan dan proses relaksasi yang berkaitan dengan masase.
Masase berguna untuk meningkatkan kesejahteraan individu baik sebagai terapi terpisah atau pelengkap dalam pengobatan ortodoks. Masase secara klinis dapat digunakan untuk mengurangi stress dan meningkatkan perbaikan jaringan dan kerusakan otot. Terapi ini dapat dimasukan dalam aktivitas rutin seperti memandikan ditempat tidur dan perawaatn daerah tekanan. Masase dapat digunakan sebagai teknik tersendiri atau dapat dikombinasikan dengan minyak sari yang memberi lingkup terapeutik.
c.        Akupresure
Pada dasarnya Akupresure  berarti teknik pijat yang dilakukan pada titik-titik tertentu di tubuh, untuk menstimulasi titik-titik energy. Titik-titik tersebut adalah titik-titik akupunktur.Tujuanya adalah agar seluruh tubuh memperoleh jumlah ‘chi’ yang cukup sehingga terjadi keseimbangan chi tubuh. ‘Chi’ adalah energy yang mengalir melalui jaringan diberbagai Meridian tubuh dan cabang-cabangnya.
Akupunktur sering dilakukan dalam perpaduan dengan moksibusi. Moksibusi adalah proses dimana batang moksa yang terbuat dari daun moksa kering dibakar, dan dipegang dalam jarak sekitar 2,5 cm diatas kulit pasien, diatas titik-titik akupunktur tertentu. Tujuan dari prosedur ini adalah untuk menghangatkan Chi dan darah di saluran Meridian.
d.       Brain Gym
Brain gym adalah program yang disusun berdasarkan pola gerak. Latihan-latihannya menggali kembali pola gerak masa pertumbuhan yang dilakukan anak-anak secara alamiah, sebagai bagian dari proses tumbuh kembang mereka ketika masih bebas dari stress. Brain gym dikembangkan berdasarkan himpunan hasil penelitian selama lebih dari 80 tahun, dari para terapis pendidikan, optometris pertumbuhan dan para spesialis lain dalam bidang olah gerak, pendidikan dan pertumbuhan anak-anak.
1)        Konsep dan cara kerja brain gym.
Bayi dilairkan dengan berbagai respons yang berifat refleks, sebagai stimulus yang akan membantu otaknya dalam membentuk jalur neural yang vital. Jika bayi tumbuh menjadi anak atau orang dewasa, akan tetapibayi masih memiliki berbagai refleks, ini pertanda bahwa tahap awal yang penting dalam pertumbuhan otaknya belum terjadi, telah terhambat atau bahkan mengalami kemunduran akibat pengalaman-pengalaman yang penuh stress secara fisik atau pikiran, dan nantinya mengarah ke berbagai masalah yang lebih serius. Penelitian yang baru mengenai kemampuan otak menunjukan bahwa hubungan sel-sel otak bisa diubah. Gerakan atau latihan tubuh tertentu merangsang aspek-aspek tertentu dari fungsi otak. Dua puluh enam teknik brain gym dirancang untuk mengaktifkan berbagai fungsi kognitif termasuk komunikasi, komprehensif dan pengorganisasian informasi.
Manfaat brain gym:
a)      Meningkatkan ketrampilan berbicara, mendengarkan, membaca, menulis dan matematika.
b)      Memperbaiki kemampuan konsentrasi dan daya ingat.
c)      Memperbaiki koordinasi tubu dan gerakan, olahraga, menari dan bermain musik.
d)     Membantu meningkatkan kemampuan dalam menyusun perencanaan dan mencapai tujuan dalam berbagai aspek kehidupan.
e)      Teknik melepas ketegangan dan stress yang mujarab.
f)       Meningkatkan rasa percaya diri.

4.      Konseling atau Bimbingan Keluarga
Bimbingan merupakan suatu alat untuk membantu mengoptimalkan individu dan mendewasakan anak. Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseling mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya. Bimbingan dan konseling adalah suatu proses pemberian bantuan kepada seseorang dan atau sekelompok orang yang bertujuan agar masing-masing individu mampu mengembangkan dirinya secara optimal, sehingga dapat mandiri dan atau mengambil keputusan secara bertanggungjawab.
1.    Pengertian Konseling Keluarga
Family Counseling (konseling keluarga) didefinisikan sebagai suatu proses interaktif yang berupaya membantu keluarga memperoleh keseimbangan homeostasis, sehingga setiap anggota keluarga dapat merasa nyaman (comfortable).
2.    Prinsip-prinsip Konseling Keluarga
a.       Bukan metode baru untuk mengatasi human problem.
b.      Setiap anggota adalah sejajar, tidak ada satu yang lebih penting dari yang lain.
c.       Situasi saat ini merupakan penyebab dari masalah keluarga dan prosesnyalah yang harus diubah.  
d.      Tidak perlu memperhatikan diagnostik dari permasalahan keluarga, karena hal ini hanya membuang waktu saja untuk ditelusuri.
e.       Selama intervensi berlangsung, konselor/terapist merupakan bagian penting dalam dinamika keluarga, jadi melibatkan dirinya sendiri.
f.       Konselor/terapist memberanikan anggota keluarga untuk mengutarakan dan berinteraksi dengan setiap anggota keluarga dan menjadi “intra family involved”.
g.      Relasi antara konselor/terapist merupakan hal yang sementara. Relasi yang permanen merupakan penyelesaian yang buruk.
h.      Supervisi dilakukan secara riil/nyata (conselor/therapist center) (Perez,1979).
3.    Tujuan Konseling Keluarga
a.       Membantu anggota keluarga untuk belajar dan secara emosional menghargai bahwa dinamika kelurga saling bertautan di antara anggota keluarga.
b.      Membantu anggota keluarga agar sadar akan kenyataan bila anggota keluarga mengalami problem, maka ini mungkin merupakan dampak dari satu atau lebih persepsi, harapan, dan interaksi dari anggota keluarga lainnya.
c.       Bertindak terus menerus dalam konseling/terapi sampai dengan keseimbangan homeostasis dapat tercapai, yang akan menumbuhkan dan meningkatkan keutuhan keluarga.
d.      Mengembangkan apresiasi keluarga terhadap dampak relasi parental terhadap anggota keluarga.
4.    Pendekatan dalam Konseling Keluarga
Dalam konseling keluarga banyak pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam membantu permasalahan yang terjadi di dalam keluarga. Hal ini antara lain adalah pendekatan psikodinamik, pendekatan eksistensial, pendekatan bowenian, pendekatan struktural, pendekatan komunikasi dan pendekatan behavioral. Pendekatan-pendekatan tersebut memiliki dasar pemikiran, tujuan serta teknik yang berbeda di dalam penanganannya.
5.      Pendekatan psikodinamik lebih menekankan bagaimana individu memahami diridan memahami emosi, sehingga anggota keluarga nantinya bisa menyelesaikan problem matika sendiri tanpa bantuan lagi dari konselor.
6.      Pendekatan eksperensial atau humanistik didasari oleh masalah-masalah keluarga yang berakar dari perasaan-perasaan negatif seperti tertekan, kekakuan dan lain-lain. Pendekatan ini lebih menekankan pada keluarga agar mampu untuk berusaha mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh individu.
7.      Pendekatan bowen didasarkan dimana anggota keluarga dapat memisahkan anatara fungsi intelektual dan emosionalnya, dimana pendekatan ini menghindarkan triangulasi atau orang ketiga dalam proses penanganannya.
8.      Pendekatan struktural lebih menekankan pada perubahan struktural di dalam keluarga dan bagaimana keluarga dapat mengatur dirinya sendiri dengan pola transaksional di antara anggota keluarga. Peran konselor dalam pendekatan ini harus mampu memberikan instruksi-instruksi yang selayaknya dilakukan oleh anggota keluarga sedang melakukan bimbingan.
9.      Pendekatan strategis atau komunikasi lebih menekankan pada problematika masa sekarang yang bertujuan untuk mengubah segala perilaku-perilaku yang salah. Sedangkan pada pendekatan behavioral, lebih menekankan pada perilaku-perilaku dimana perilaku tersebut dipertahankan atau bahkan dihilangkan. Pada kasus yang telah diungkap sebelumnya, bahwa penolakan orang tua terhadap hadirnya anak berkebutuhan khusus serta sikap orangtua yang frustasi, stress hingga acuh pada anak yang akhirnya membuat keseimbangan kehidupan keluarga tersebut terganggu. Tentunya hal tersebut harus ditangani dengan segera. Jangan sampai masalah di dalam keluarga dapat menghambat potensi serta aktivitas anggota keluarga yang lain. Pendekatan-pendekatan bimbingan keluarga yang telah dijelaskan diatas merupakan acuan bimbingan yang dapat membantu memecahkan persoalan tersebut.
10.  Pendekatan behavioral yang menekankan pada perilaku yang dipertahankan atau dirubah atau dimodifikasi dapat digunakan untuk orang tua bagaimana harus bersikap dan berperilaku terhadap anak berkebutuhan khusus yang hadir dalam keluarganya. Pendekatan eksperiensial atau humanistik dapat digunakan untuk mengembangkan ketertutupan emosional dan mengurangi kekakuan didalam keluarga serta pendekatan-pendekatan lainnya.
11.  Peran konselor dalam membantu klien dalam konseling keluarga dan perkawinan dikemukakan oleh Satir (Cottone, 1992) di antaranya sebagai berikut:
a.       Konselor berperan sebagai “facilitative a comfortable”, membantu klien melihat secara jelas dan objektif dirinya dan tindakan-tindakannya sendiri.
b.      Konselor menggunakan perlakuan atau treatment melalui setting peran interaksi.
c.       Berusaha menghilangkan pembelaan diri dan keluarga.
d.      Membelajarkan klien untuk berbuat secara dewasa dan untuk bertanggung jawab dan melakukan self-control.
e.       Konselor menjadi penengah dari pertentangan atau kesenjangan komunikasi dan menginterpretasi pesan-pesan yang disampaikan klien atau anggota keluarga.
f.       Konselor menolak perbuatan penilaian dan pembantu menjadi congruence dalam respon-respon anggota keluarga

a.      Hambatan Implementasi keperawatan keluarga

Faktor penyulit dari keluarga yang dapat menghambat minat keluarga untuk bekerjasama melakukan tindakan kesehatan:
1.    Keluarga kurang memperoleh informasi yang jelas atau mendapatkan informasi tetapi keliru.
2.    Keluarga mendapatkan informasi tidak lengkap, sehingga mereka melihat masalah hanya sebagian.
3.    Keluarga tidak dapat mengkaitkan antara informasi yang diterima dengan situasi yang dihadapi.
4.    Keluarga tidak mau menghadapi situasi.
5.    Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluarga atau sosial.
6.    Keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingkah laku.
7.    Keluarga gagal mengkaitkan tindakan dengan sasaran atau tujuan upaya keperawatan.
8.    Kurang percaya dengan tindakan yang diusulkan perawat.
Kesulitan dalam tahap pelaksanaan dapat pula diakibatkan oleh faktor–faktor yang berasal dari petugas, antara lain:
a.       Petugas cenderung menggunakan satu pola pendekatan atau petugas kaku dan kurang fleksibel.
b.      Petugas kurang memberikan penghargaan atau perhatian terhadap faktor–faktor sosial budaya.
c.       Petugas kurang mampu dalam mengambil tindakan atau menggunakan bermacam – macam tehnik dalam mengatasi masalah yang rumit.

RANGKUMAN
1.      Implementasi/pelaksanaan keperawatan keluarga merupakan tahap proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan
2.      Tahap implementasi asuhan keperawatan keluarga dimulai dengan mengkaji kembali klien, menentukan kebutuhan perawat terhadap bantuan, mengimplementasikan intervensi keperawatan, melakukan superfisi terhadap asuhan yang didelegasikan, mendokumentasikan tindakan keperawatan, menelaah dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
3.      Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup kegiatan yang dapat:   a. Menstimuli kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah

b.      Menstimuli keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
c.       Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit
d.      Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat
e.       Memotifasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatanyang ada
4.  Tindakan keperawatan keluarga dapat berupa pendidikan kesehatan terapi keluarga, perawatan dengan tindakan keperawatan.
5.  Terapi keluarga merupakan pendekatan terapeutik yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga dan menitik beratkan pada proses interpersonal. Tetapi keluarga merupakan intervensi spesifik dengan tujuan membina komunikasi secara terbuka dan teraksi keluarga secara sehat.
6.  Peran perawat keluarga: mendidik dan mengorientasikan kembali seluruh anggota keluarga, memberikan dukungan kepada klien serta sistem yang mendukung klien untuk mencapai tujuan dan usaha untuk berubah, m engkoordinasi dan mengintegrasikan sumber pelayanan kesehatan, memberi penyuluhan, perawatan di rumah, psiko edukasi.
7.  Faktor penyulit dari keluarga yang dapat menghambat minat keluarga untuk bekerjasama melakukan tindakan kesehatan: keluarga kurang memperoleh informasi yang jelas dan lengkap, keluarga tidak dapat mengkaitkan antara informasi yang diterima dengan situasi yang dihadapi, keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingkah laku, kurang percaya dengan tindakan yang diusulkan perawat.
8.  Kesulitan dalam tahap pelaksanaan dapat diakibatkan oleh faktor–faktor yang berasal dari perawat antara lain: cenderung menggunakan satu pola pendekatan,  kurang memberikan penghargaan atau perhatian terhadap faktor–faktor sosial budaya, kurang mampu dalam mengambil tindakan atau menggunakan bermacam – macam tehnik dalam mengatasi masalah yang rumit.
LATIHAN
1.      Tahap implementasi asuhan keperawatan keluarga yang tepat adalah sebagai berikut:
a.  Mengkaji kembali klien
b.  Mengimplementasikan intervensi keperawatan
c.  Melakukan superfisi terhadap asuhan yang didelegasikan, mendokumentasikan tindakan keperawatan
d. Menelaah dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
2.      Tindakan keperawatan yang menstimuli keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara :
1.      Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan.
2.      Mengidentifikasi sumber – sumber yang dimiliki keluarga.
3.      Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.
4.      Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin

3.  Faktor penyulit petugas yang dapat menghambat minat keluarga untuk bekerjasama melakukan tindakan kesehatan adalah:...
a.       Keluarga kurang memperoleh informasi yang jelas dan lengkap
b.      Keluarga tidak dapat mengkaitkan antara informasi yang diterima dengan situasi yang dihadapi
c.       Keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingkah laku
d.      Perawat cenderung menggunakan satu pola pendekatan atau petugas kaku .

4.      Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian merupakan salah satu tujuan tindakan keperawatan….
a.       Pendidikan Kesehatan.
b.      Terapi Keluarga
c.       Perawatan Kesehatan
d.      Perawatan keluarga


5.      Jelaskan tindakan keperawatan keluarga yang dapat diterapkan pada keluarga yang mengalami masalah kesehatan, berikan alasannya masing-masing tindakan diskusikan dengan teman anda.

1 komentar: