Senin, 16 Mei 2016

DOKUMENTASI ASKEP KELUARGA

BAB 11
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A.    Pengkajian
1.      Data umum
a.       Identitas klien
Pengkajian dilakukan tanggal 24 Mei 2014 dengan sumber pasien, keluarga, masyarakat dan lingkungannya. Data yang didapatkan sebagai berikut: nama Kepala Keluarga (KK) Tn. C, nama Ny. T, umur 63 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan SD, pekerjaan ibu rumah tangga, alamat: dukuh Tiyaran, Desa Tiyaran, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo.
b.      Tipe keluarga
Keluarga Tn. C merupakan tipe keluarga usila yang terdiri dari suami istri yang sudah tua, dengan anak yang sudah memisahkan diri.
c.       Suku bangsa
Keluarga Tn. C mengatakan bersuku Jawa. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Jawa. Keluarga Tn. C mengatakan setiap bangun tidur biasanya minum air putih.
d.      Agama
Keluarga Tn. C beragama Islam, keluarga Tn. C menjalankan sholat 5 waktu di rumah. Keluarga Tn. C tidak percaya terhadap dukun maupun paranormal, jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya diperiksakan ke pelayanan kesehatan.
e.       Status ekonomi sosial agama
Tn. C mengatakan bekerja sebagai petani dan Ny. T sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga). Pendapatan keluarga diperoleh dari Tn. C yang bekerja sebagai petani dan dari pemberian anaknya yang merantau. Pendapatan per bulan sekitar Rp 500.000,-, digunakan untuk membayar listrik Rp 50.000,-, untuk makan sehari-hari Rp 300.000,- per bulan, untuk keperluan lain-lain Rp 100.000,- per bulan dan sisanya ditabung.
f.       Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn. C jarang melakukan rekreasi ke tempat rekreasi, apabila ada waktu luang Tn. C memanfaatkan berkumpul dengan istrinya di ruang keluarga sambil menonton televisi.
2.      Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a.       Riwayat dan perkembangan keluarga saat ini
Ny. T mengatakan mempunyai 4 orang anak, anak pertama berumur 43 tahun, anak kedua berumur 39 tahun, anak ketiga berumur 35 tahun, anak keempat 21 tahun. Anak yang pertama sampai ketiga sudah menikah, sudah memisahkan diri dan tinggal dengan keluarganya masing-masing. Anak yang keempat sedang kuliah di Yogyakarta. Tahap perkembangan keluarga Tn. C adalah keluarga usia lanjut.
b.      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga Tn. C berada pada tahap perkembangan dengan keluarga lanjut usia. Ny. T mengatakan tahap perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi adalah mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan, adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik, dan pendapatan, mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat, mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
Ny. T mengatakan tahap perkembangan kelurga yang belum terpenuhi adalah melakukan file review dan menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan kematian.
c.       Riwayat keluarga inti
Ny. T mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit menular, jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya diperiksakan ke dokter atau rumah sakit. Ny. T mengatakan menderita DM sudah sejak 13 tahun yang lalu, Ny. T mengatakan badannya lemas, Ny. T mengatakan kadang-kadang mengontrol gula darahnya ke dokter jika anaknya pulang atau berkunjung ke rumah.
d.      Riwayat keluarga sebelumnya
Ny. T mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti DM dan hipertensi, dan tidak ada yang memiliki penyakit menular seperti TBC.

3.      Pengkajian lingkungan
a.       Karakteristik rumah
Tn. C mengatakan luas rumah kurang lebih 144 m2, tipe rumah permanen, rumah Tn. C terdapat 9 ruangan, pembagian ruangan di rumah Tn. C ada jendela di ruang tamu, di kamar dan di dapur, pemanfaatan ruangan sesuai dengan fungsinya, peletakan perabot rumah tangga tertata rapi, jenis septic tank leher angsa, jarak septic tank dengan sumber air kurang lebih 10m, sumber air yang digunakan adalah air sumur. Kebiasaan membuang sampah di lubang sampah buatan sendiri, jika sudah kering sampah dibakar.
b.      Karakteristik tetangga dan komunikasi Rukun Warga (RW)
      Ny. T mengatakan rumahnya terletak di perkampungan, jarak rumah yang satu dengan yang lain berdekatan, banyak warga di sekitar rumah yang merantau. Lingkungan rumah Ny. T bersih dan jauh dari perindustrian. Kebiasaan yang dilakukan warga adalah setiap ada hajatan warga yang merantau pulang ke rumah.
c.       Mobilitas geografi keluarga
Keluarga Tn. C mengatakan untuk saat ini bertempat tinggal di Tiyaran, tidak pernah pindah rumah dan tidak mempunyai rencana untuk pindah rumah.
d.      Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny. T mengatakan masih sering dikunjungi oleh anak-anaknya. Hubungan keluarga Ny. T dengan tetangga tampak baik dan   harmonis. Tn. C dan Ny. T masih aktif mengikuti kegiatan yang ada di lingkungan tempat tinggalnya, waktu yang digunakan untuk berkumpul dengan keluarga sehabis maghrib. Tn. C ikut dalam perkumpulan arisan bapak-bapak di Tiyaran setiap hari Minggu Legi.
e.       Sistem pendukung keluarga
Ny. T mengatakan di rumahnya tidak ada obat-obatan khusus. Saat ini anggota keluarga yang sehat ada 1 orang yaitu Tn. C, Ny. T menderita DM dan mengeluhkan badannya lemas. Keluarga Tn. C mengatakan apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit maka anggota keluarga yang lain memberikan dorongan serta mengantar untuk berobat ke pelayanan kesehatan dengan menggunakan sepeda motor milik Tn. C, keluarga Tn. C tidak mempunyai BPJS.
4.      Sruktur keluarga
a.       Pola komunikasi keluarga
Tn. C mengatakan dalam berkomunikasi antar anggota keluarga terjalin baik, apabila mempunyai masalah selalu dipecahkan bersama secara musyawarah, bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa.
b.      Sruktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga Tn. C yang berperan penting dalam mengambil keputusan adalah Tn. C. Keputusan dalam keluarga diambil dengan cara musyawarah.

c.       Struktur peran
Tn. C berperan sebagai kepala keluarga, Ny. T berperan sebagai Ibu Rumah Tangga.
d.      Nilai dan peran keluarga
Keluarga Tn. C mempunyai persepsi bahwa kesehatan itu penting jika ada anggota keluarga yang sakit segera diperiksakan ke dokter atau rumah sakit bukan ke dukun atau paranormal.
5.      Fungsi keluarga
a.       Fungsi afektif
Tn. C mengatakan kalau keluarganya merupakan keluarga yang harmonis, memiliki rasa saling menghargai dan saling memiliki apabila ada anggota keluarga yang sakit yang lain saling mendukung demi terciptanya rasa kasih sayang.
b.      Fungsi sosialisasi
Interaksi antar anggota keluarga Tn. C terjalin dengan baik, seluruh anggota keluarga diajarkan bersikap dan berbicara sopan terhadap orang lain.
c.       Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga Tn. C mengatakan makan 3 kali sehari, pada pagi, siang dan sore. Dengan menu nasi, sayur dan lauk, keluarga Tn. C dalam menggunakan pakaian tidak terlalu mewah ataupun sederhana. Keluarga Tn. C mengatakan sedikit dapat mengenali masalah kesehatan dan mengambil keputusan untuk melaksanakan tindakan.
1)      Kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan
Keluarga Tn. C mengatakan DM adalah penyakit gula, keluarga Tn. C mengatakan belum tahu penyebab DM, keluarga Ny. T mengatakan tanda gejala DM adalah badannya lemas dan sering kencing, keluarga Ny. T mengatakan belum tahu komplikasi DM, keluarga Ny. T mengatakan penatalaksanaan DM adalah membatasi konsumsi gula berlebih dan melakukan aktivitas.
2)      Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga Tn. C mengatakan mengerti kalau sakit DM yang dideritanya sudah diderita 13 tahun dan sulit disembuhkan, keluarga Tn. C mengatakan masalah sakit DM dirasakan, namun keluarga Tn. C tidak merasa berat, keluarga Tn. C mengatakan tidak menyerah dalam mengobati sakit DM walaupun sudah diderita selama 13 tahun, keluarga Ny. T mengatakan tidak takut karena sakit DM yang dideritanya sudah diobati, keluarga Ny. T tidak mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan, keluarga Ny. T dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang terdekat yaitu praktek dokter swasta, keluarga Ny. T percaya terhadap tenaga kesehatan, keluarga Ny. T mengatakan tidak pernah mendapat informasi yang salah dari tenaga kesehatan.
3)      Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Ny. T mengatakan bahwa sakit DM yang dideritanya sulit disembuhkan, belum mengetahui komplikasi penyakit DM dan cara perawatan sakit DM dengan cara membatasi konsumsi gula berlebih dan melakukan aktivitas, keluarga Ny. T mengatakan mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan yaitu dokter praktek swasta, keluarga Ny. T mengatakan anggota keluarga yang bertanggungjawab dalam menangani masalah kesehatan adalah Tn. C, sumber keuangan dari Tn. C dan anak-anak Tn. C, sumber keuangan cukup, fasilitas yang digunakan untuk Ny. T periksa adalah sepeda motor milik Tn. C, jika Ny. T sakit biasanya dijenguk oleh keluarga dan tetangga, sikap keluarga Ny. T terhadap anggota keluarga yang sakit sangat baik dan merawat dengan penuh perhatian dan kasih sayang.
4)      Kemampuan keluarga memelihara lingkungan sehat
Keluarga Tn. C mengatakan anggota keluarga yang bertanggungjawab adalah Tn. C, fasilitas fisik yang dimiliki adalah sepeda motor, biaya untuk berobat dari Tn. C dan anak-anak Tn. C, keluarga mengatakan jika ada yang sakit akan dirawat dengan penuh perhatian dan kasih sayang, keluarga Tn. C mengatakan keuntungan memelihara lingkungan yang bersih adalah anggota keluarganya sehat, keluarga Tn. C mengatakan upaya pencegahan penyakit dengan makan makanan bergizi, olahraga teratur dan istirahat cukup, keluarga Tn. C mengatakan membersihkan lingkungan rumahnya setiap hari dengan menyapu, keluarga Tn. C mengatakan anggota keluarga saling membantu dalam menjaga kebersihan rumah.
5)      Kemampuan keluarga dalam pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga Tn. C mengatakan keuntungan berobat di praktek dokter swasta adalah jaraknya dekat kurang lebih 1 km dari rumah, puskesmas kurang lebih 2 km dari rumah, RSUD jaraknya kurang lebih 15 km dari rumah, keluarga Ny. T mengatakan keuntungan berobat di praktek dokter swasta adalah jaraknya dekat namun biayanya agak mahal, keuntungan berobat di puskesmas adalah biayanya murah namun alatnya kurang lengkap, keuntungan berobat di rumah sakit adalah alatnya lengkap namun jaraknya jauh, keluarga Ny. T mengatakan percaya terhadap dokter dan perawat dan percaya terhadap fasilitas kesehatan yang ada baik puskesmas atau rumah sakit, keluarga Ny. T mengatakan tidak pernah mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap tenaga kesehatan, keluarga Ny. T mengatakan dapat menjangkau fasilitas kesehatan terdekat yaitu praktek dokter swasta.
d.      Fungsi reproduksi
Tn. C mengatakan mempunyai 4 orang anak, Ny. T mengatakan tidak menggunakan Keluarga Berencana (KB) apapun karena sudah lanjut usia.

e.       Fungsi Ekonomi
Tn. C mengatakan dalam memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan diperoleh dari Tn. C dan pemberian anak-anaknya. Keluarga Tn. C tidak memiliki asuransi kesehatan.
6.        Stress dan koping keluarga
a.       Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Stress jangka pendek yang dialami Ny. T yaitu jika merasakan lemas dan ada kenaikan kadar gula darah.
Stress jangka panjang yang dialami Ny. T yaitu takut karena penyakitnya sudah lama diobati namun belum sembuh.
b.      Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
      Ny. T mengatakan tidak akan menyerah untuk kesembuhan penyakit yang diderita, Ny. T sekarang masih sering kontrol mengecek kadar gula darahnya.
c.       Strategi dan koping yang digunakan
Ny. T mengatakan bila ada masalah selalu dimusyawarahkan dengan suaminya supaya masalah dapat teratasi.
d.      Srategi adaptasi disfungsional
Ny. T mengatakan apabila ada masalah, cara menyelesaikan dengan cara musyawarah bersama suaminya.
7.      Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada Ny. T dan Tn. C, Tekanan Darah (TD) 150/90 mmHg (Ny. T ), 130/80 mmHg (Tn. C), nadi 80x/menit (Ny. T), 88x/menit (Tn. C), respirasi 22x/menit (Ny. T), 24x/menit (Tn. C), rambut bersih, panjang, berwarna hitam dan sedikit beruban, kulit rambut bersih dan tidak ada ketombe, bentuk kepala mesochepal, bersih, tidak ada ketombe, fungsi penglihatan menurun, konjungtiva ananemis dan sklera putih, fungsi pendengaran baik tidak ada serumen dan tidak menggunakan alat bantu pendengaran, pada hidung terdapat bulu hidung, bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan dan polip, lidah bersih mukosa bibir lembab dan tidak ada pendarahan di gusi, pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, letak trakea tepat berada di tengah dan tidak ada pembesaran vena jugularis.
Dada Inspeksi (I): bentuk simetris, tidak terlihat retraksi dada, tidak ada lesi, Palpasi (P): tidak terdapat nyeri tekan, pengembangan paru kanan dan kiri sama, bentuk simetris dan tidak ada nyeri tekan, Perkusi (P): terdengar sonor, Auskultasi (A): terdengar bunyi vesikuler. Jantung    I: terdapat pulsasi jantung di intercosta (ICS) 5 dan 6, P: tidak ada nyeri tekan, P: bunyi pekak, A: terdengar bunyi jantung (BJ) 1 dan BJ 2 tidak terdapat bunyi tambahan, abdoment I: simetris antara kanan dan kiri,       A: bising usus 10x/menit (Ny. T), 8x/menit (Tn. C), P: bunyi tympani,     P: tidak terdapat nyeri tekan, ekstremitas kekuatan otot baik, ekstremitas atas baik, dapat digunakan baik/maksimal tidak tremor dan tidak terdapat edema, ekstremitas bawah dapat digerakkan dengan baik tidak ada tremor ataupun edema, kekuatan otot ekstremitas atas kanan dan kiri, ekstremitas bawah kanan dan kiri sama masing-masing nilainya 5 (Ny. T dan Tn. C).
8.      Harapan keluarga
Keluarga Tn. C berharap perawat dapat membantu dan menambah pengetahuan tentang penyakit diabetes mellitus. Keluarga Tn. C berharap petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi warga sekitar dan dapat memberikan solusi mengenai masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
9.      Data Fokus
              Dari hasil pengkajian didapatkan data fokus dengan data subjektif: keluarga Ny. T mengatakan DM adalah penyakit gula, keluarga Ny. T mengatakan belum tahu penyebab dan komplikasi DM, keluarga Ny. T mengatakan tanda gejala DM adalah badannya lemas dan sering kencing, keluarga Ny. T mengatakan penatalaksanaan DM adalah membatasi konsumsi gula berlebih dan melakukan aktivitas, keluarga    Ny. T mengatakan sakit DM yang dideritanya sulit disembuhkan, keluarga    Ny. T mengatakan mengontrol gula darahnya jika anaknya datang berkunjung ke rumah, Ny. T mengatakan fungsi penglihatannya menurun, keluarga Ny. T mengatakan sudah menderita DM sejak 13 tahun.
     Data objektifnya: pendidikan terakhir Tn. C dan Ny. T adalah SD, GDS Ny. T saat dikaji adalah 390 mg/dl, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 36,5 oC, keluarga Ny. T tampak bingung saat ditanya tentang penyakit DM, penglihatan Ny. T menurun, sistem pendukung keluarga adalah fasilitas yang digunakan untuk periksa adalah sepeda motor milik Tn. C, biaya periksa dari Tn. C dan pemberian anak-anaknya, yang bertanggungjawab mengantar Ny. T periksa adalah Tn. C, jika Ny. T sakit keluarga merawat dengan penuh perhatian dan kasih sayang.
10.  Analisa Data
             Analisa data yang diperoleh dari hasil pengkajian yaitu:
Data subjektif: keluarga Ny. T mengatakan DM adalah penyakit gula, keluarga Ny. T mengatakan belum tahu penyebab dan komplikasi DM, keluarga Ny. T mengatakan tanda gejala DM adalah badannya lemas dan sering kencing, keluarga Ny. T mengatakan penatalaksanaan DM adalah membatasi konsumsi gula berlebih dan melakukan aktivitas.
Data objektif: pendidikan terakhir Tn. C dan Ny. T adalah SD, keluarga Ny. T tampak bingung saat ditanya tentang penyakit DM. Penyebab: ketidakmampuan keluarga mengenal masalah DM. Masalah: kurangnya pengetahuan tentang penyakit DM pada keluarga Tn. C terutama Ny. T.
             Data subjektif: keluarga Ny. T mengatakan sakit DM yang diseritanya sulit disembuhkan, keluarga Ny. T mengatakan mengontrol gula darahnya jika anaknya datang berkunjung ke rumah, Ny. T mengatakan fungsi penglihatannya menurun, keluarga Ny. T mengatakan sudah menderita DM sejak 13 tahun, keluarga Ny. T mengatakan belum tahu komplikasi DM.
Data objektif: GDS Ny. T saat dikaji adalah 390 mg/dl, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 36,5 oC, penglihatan Ny. T menurun. Penyebab: ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit DM. Masalah: risiko terjadinya komplikasi gangguan persepsi sensori: penglihatan (retinopati diabetic) pada keluarga Tn. C terutama Ny. T.

B.     Diagnosa Keperawatan
1.      Diagnosa keperawatan keluarga dan scoring
a.       Kurang pengetahuan keluarga Tn. C terutama Ny. T  tentang DM berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah DM
1)      Sifat masalah: kurang sehat, score: 3, bobot: 1, total: 3/3 x 1=1, pembenaran: masalah sudah ada dan perlu ditangani, apabila tidak ditangani masalah tidak akan terselesaikan.
2)      Kemungkinan masalah dapat diubah: sebagian, score: 1, bobot: 2, total: ½ x 2= 1, pembenaran: pendidikan Ny. T dan Tn. C adalah SD, tindakan yang dilakukan dengan bertanya pada petugas kesehatan, fasilitas yang digunakan untuk berobat adalah sepeda motor Tn. C, biaya dari Tn. C dan pemberian anak-anaknya, yang mengantar berobat adalah Tn. C, informasi dari perawat belum sampai ke keluarga, tenaga kesehatan sekitar belum memberikan informasi, dana sosial masyarakat belum ada, belum ada ambulans desa, keluarga Tn. C tidak memiliki asuransi kesehatan.
3)      Potensial masalah dapat dicegah: cukup, score: 2, bobot: 1, total: 2/3 x 1= 2/3, pembenaran: masalah pelik, masalah sudah dirasakan selama 13 tahun, tindakan yang sudah dilakukan adalah bertanya pada tenaga kesehatan, ada kelompok risiko tinggi yaitu Tn. C yang sudah berusia 70 tahun.
4)      Menonjolnya masalah: masalah berat, harus segera ditangani, score: 2, bobot: 1, total: 2/2 x 1= 1, pembenaran: masalah berat dan harus segera ditangani, apabila tidak segera ditangani maka akan timbul komplikasi lebih lanjut.
Jumlah total scoring: 3 2/3
b.      Risiko terjadinya komplikasi gangguan persepsi sensori: penglihatan (retinopati diabetic) pada keluarga Tn. C terutama Ny. T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit DM
1)      Sifat masalah: ancaman kesehatan, score 2, bobot: 1, total: 2/3 x 1=2/3, pembenaran: masalah belum terjadi tetapi perlu tindakan keperawatan sehingga tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.
2)      Kemungkinan masalah dapat diubah: sebagian, score: 1, bobot: 2, total: ½ x 2= 1, pembenaran: pendidikan Ny. T dan Tn. C adalah SD, tindakan yang dilakukan dengan bertanya pada petugas kesehatan, fasilitas yang digunakan untuk berobat adalah sepeda motor Tn. C, biaya dari Tn. C dan pemberian anak-anaknya, yang mengantar berobat adalah Tn. C, informasi dari perawat belum sampai ke keluarga, tenaga kesehatan sekitar belum memberikan informasi, dana sosial masyarakat belum ada, belum ada ambulans desa, keluarga Tn. C tidak memiliki asuransi kesehatan.
3)      Potensial masalah dapat dicegah: cukup, score: 2, bobot: 1, total: 2/3 x 1= 2/3, pembenaran: masalah pelik, masalah belum terjadi, tindakan yang sudah dilakukan belum ada, ada kelompok risiko tinggi yaitu Tn. C yang sudah berusia 70 tahun.
4)      Menonjolnya masalah: masalah berat, harus segera ditangani, score: 2, bobot: 1, total: 2/2 x 1= 1, pembenaran: masalah belum terjadi, tetapi harus segera ditangani agar tidak timbul komplikasi lebih lanjut.
Jumlah total scoring: 3 1/3
2.      Prioritas masalah/ Diagnosa Keperawatan
a.       Kurang pengetahuan keluarga Tn. C terutama Ny. T  tentang DM berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah DM
b.      Risiko terjadinya komplikasi gangguan persepsi sensori: penglihatan (retinopati diabetic) pada keluarga Tn. C terutama  Ny. T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit DM

C.     Perencanaan
Perencanaan keperawatan yang dilakukan pada keluarga Tn. C khususnya Ny. T adalah sebagai berikut:
1.      Perencanaan untuk diagnosa 1:
Kurang pengetahuan keluarga Tn. C tentang DM berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah DM yaitu:
a.       Tujuan umum (TUM)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dua minggu/tiga kali kunjungan keluarga Tn. C  pengetahuannya meningkat.
b.      Tujuan khusus (TUK)
1)      TUK 1:  setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dua minggu/tiga kali kunjungan, keluarga Tn. C dapat mengenal masalah kesehatan DM dengan:
a)      Keluarga Tn. C dapat menjelaskan pengertian DM, kriteria: respon verbal, standar: pengertian DM adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah (Smeltzer dan Bare, 2001).
b)      Keluarga Tn. C dapat menyebutkan penyebab DM, kriteria: respon kognitif, standar: faktor penyebab DM adalah genetik, imunologi, lingkungan, usia, obesitas (Smeltzer & Bare, 2001).
c)      Keluarga Tn. C dapat menyebutkan tanda dan gejala DM, kriteria: respon kognitif, standar: tanda dan gejala DM adalah glukosuria, poliuria, polidipsia, polifagi, penurunan BB (Smeltzer dan Bare, 2001).
Perencanaan:
a)      Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang pengertian, penyebab, dan tanda gejala dari DM
b)      Berikan penjelasan pada keluarga tentang pengertian, penyebab, dan tanda gejala dari DM
c)      Diskusikan dengan keluarga pengertian, penyebab, dan tanda gejala dari DM
d)     Beri kesempatan pada keluarga untuk menjelaskan kembali tentang pengertian, penyebab, dan tanda gejala dari DM
e)      Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang benar
2)      TUK 2: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dua minggu/tiga kali kunjungan maka keluarga Tn. C dapat mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi DM dengan:
a)      Keluarga Tn. C dapat menyebutkan komplikasi DM, kriteria: respon kognitif, standar: komplikasi dari DM akut adalah hiperglikemi, hipoglikemi, DM ketoasidosis. Komplikasi dari DM kronik adalah mikroangiopati: retinopati dan neuropati, makroangiopati: mengenai pembuluh darah yang besar (Baradero et all, 2009)
b)      Keluarga Tn. C dapat mengambil keputusan yang tepat untuk mencegah komplikasi dari DM, kriteria: respon afektif, standar: mengungkapkan kesanggupan keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat dengan: program latihan fisik, pemeriksaan gula darah teratur, pola makan teratur, dan minum obat
Perencanaan:
a)      Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi DM
b)      Berikan penjelasan pada keluarga tentang komplikasi DM
c)      Diskusikan dengan keluarga tentang komplikasi DM
d)     Beri kesempatan pada keluarga untuk menjelaskan kembali tentang komplikasi DM
e)      Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang benar dan kesanggupan keluarga untuk mengontrolkan gula darah setiap bulan sekali
3)      TUK 3: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dua minggu/tiga kali kunjungan maka keluarga Tn. C dapat merawat Ny. T dengan:
a)      Menjelaskan cara penatalaksanan DM, kriteria: respon verbal, standar: penatalaksanaan DM meliputi: diet DM, pemantauan kadar gula darah, latihan fisik teratur, obat. (Smeltzer dan Bare, 2001)
b)      Keluarga Tn, C mampu merawat anggota keluarga yang sakit terutama Ny. T, kriteria: respon psikomotor, standar:
mengungkapkan kesanggupan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit DM
                             Perencanaan:
a)      Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang penatalaksanaan DM
b)      Berikan penjelasan pada keluarga tentang penatalaksanaan DM
c)      Diskusikan dengan keluarga tentang penatalaksanaan DM
d)     Beri kesempatan pada keluarga untuk menjelaskan kembali tentang penatalaksanaan DM
e)      Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang benar
4)      TUK 4: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dua minggu/tiga kali kunjungan maka keluarga Tn. C dapat memelihara lingkungan rumah yamg sehat bagi penderita DM dengan:
a)Keluarga dapat menjelaskan lingkungan yang sehat, kriteria: respon kognitif, standar: manfaat lingkungan yang sehat: dapat meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarga
b)    Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang sehat bagi penderita DM, kriteria: respon kognitif, standar: lingkungan yang sehat bagi penderita DM adalah lingkungan bersih, lantai yang tidak menimbulkan cidera, lingkungan rumah yang anggota keluarganya rajin berolahraga.
                        Perencanaan:
a)Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang manfaat lingkungan sehat serta modifikasinya
b)      Berikan penjelasan pada keluarga tentang manfaat lingkungan sehat
c)Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat lingkungan sehat dan modifikasinya
d)     Beri kesempatan pada keluarga untuk menjelaskan kembali tentang manfaat lingkungan sehat dan modifikasinya
e)Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang benar dan kesanggupan keluarga memodifikasi lingkungan
5)      TUK 5: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama satu minggu/tiga kali kunjungan keluarga Tn. C dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada untuk mengontrol gula darah secara teratur dengan:
a)      Keluarga dapat menyebutkan macam-macam pelayanan kesehatan, kriteria: respon kognitif, standar: macam-macam palayanan kesehatan adalah: puskesmas, posyandu, rumah sakit, dan praktek dokter swasta
b)      Keluarga Tn. C dapat menjelaskan manfaat pelayanan kesehatan, kriteria: respon kognitif, standar: manfaat pelayanan kesehatan bagi Ny. T yang menderita DM yaitu dapat mengontrol gula darah secara teratur
                        Perencanaan:
a)Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang macam-macam pelayanan kesehatan serta manfaatnya
b)      Berikan penjelasan pada keluarga tentang macam-macam pelayanan kesehatan serta manfaatnya
c)Diskusikan dengan keluarga tentang macam-macam pelayanan kesehatan serta manfaatnya
d)     Beri kesempatan pada keluarga untuk menjelaskan kembali tentang macam-macam pelayanan kesehatan serta manfaatnya
e)Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang benar
2.      Perencanaan untuk diagnosa 2:
Risiko terjadi komplikasi gangguan persepsi sensori penglihatan (retinopati diabetic) pada keluarga Tn. C terutama Ny. T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit DM.

a.       Tujuan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dua minggu/tiga kali kunjungan komplikasi tidak terjadi.
b.      Tujuan khusus
1)      TUK 1: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dua minggu/tiga kali kunjungan keluarga Tn. C dapat mengenal masalah komplikasi DM dengan:
a)      Keluarga Tn. C dapat menjelaskan pengertian gangguan penglihatan retinopati diabetic, kriteria: respon kognitif, standar: retinopati diabetic adalah sekelompok penyakit pada retina yang ditandai dengan gejala penurunan tajam penglihatan dan terusan serta sumbatan-sumbatan pembuluh halus pada retina.
b)      Keluarga Tn. C dapat menyebutkan tanda dan gejala gangguan penglihatan, kriteria: respon kognitif, standar: tanda dan gejala gangguan penglihatan adalah: kesulitan membaca, penglihatan kabur, penglihatan tiba-tiba menurun pada satu mata.
                           Perencanaan:
a)      Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang pengertian, penyebab, dan tanda gejala dari gangguan penglihatan
b)      Berikan penjelasan pada keluarga tentang pengertian, penyebab, dan tanda gejala dari gangguan penglihatan
c)      Diskusikan dengan keluarga pengertian, penyebab, dan tanda gejala dari gangguan penglihatan
d)     Beri kesempatan pada keluarga untuk menjelaskan kembali tentang pengertian, penyebab, dan tanda gejala dari gangguan penglihatan
e)      Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang benar
2)      TUK 2: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dua minggu/tiga kali kunjungan maka keluarga Tn. C dapat mengambil keputusan yang tepat untuk mencegah komplikasi gangguan penglihatan retinopati diabetic dengan:
a)      Keluarga Tn. C dapat menyebutkan cara mencegah komplikasi gangguan penglihatan, kriteria: respon kognitif, standar: cara mencegah komplikasi gangguan penglihatan dengan cara pemeriksaan oftalmoskopik (deteksi dini), kontrol dengan ahli oftalmoskopik spesialis retina, menjaga gula darah tetap normal dan kontrol dengan teratur.
b)      Keluarga Tn. C dapat mengambil keputusan yang tepat untuk mencegah komplikasi gangguan penglihatan, kriteria: respon afektif, standar: ungkapan kesanggupan keluarga Tn. C untuk mengambil keputusan yang tepat untuk mencegah komplikasi gangguan penglihatan dengan cara menjaga gula darah tetap normal.
                             Perencanaan:
a)      Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang cara mencegah komplikasi gangguan penglihatan
b)      Berikan penjelasan pada keluarga tentang cara mencegah komplikasi gangguan penglihatan
c)      Diskusikan dengan keluarga tentang cara mencegah komplikasi gangguan penglihatan
d)     Beri kesempatan pada keluarga untuk menjelaskan kembali tentang tentang cara mencegah komplikasi gangguan penglihatan
e)      Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang benar
3)      TUK 3: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dua minggu/tiga kali kunjungan maka keluarga Tn. C dapat merawat anggota keluarga yang mengalami DM untuk mencegah terjadinya gangguan penglihatan dengan:
a)      Keluarga dapat menjelaskan cara merawat penderita DM agar tidak terjadi komplikasi, kriteria: respon kognitif, standar: cara perawatan dengan cara menjaga kadar gula darah tetap normal dan menjaga pola makan dan deteksi dini pada mata.
b)      Keluarga Tn. C dapat mendemonstrasikan cara pembuatan obat tradisional untuk penderita DM yang berkhasiat untuk menurunkan kadar gula darah, kriteria: respon psikomotor. Standar: cara membuat obat tradisional DM yaitu blender pare 2 buah (200gram) dengan 1 gelas air matang kemudian diminum 1 kali sehari.
                          Perencanaan:
a)      Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang cara perawatan DM agar tidak terjadi komplikasi gangguan penglihatan
b)      Berikan penjelasan pada keluarga tentang cara perawatan DM dan pembuatan obat tradisional
c)      Diskusikan dengan keluarga tentang cara perawatan DM dan pembuatan obat tradisional
d)     Beri kesempatan pada keluarga untuk menjelaskan kembali tentang tentang perawatan DM dan pembuatan obat tradisional
e)      Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang benar
4)      TUK 4: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dua minggu/tiga kali kunjungan maka keluarga Tn. C dapat menciptakan atau memodifikasi lingkungan yang tepat untuk risiko gangguan penglihatan dengan:
a)      Keluarga Tn. C dapat menyebutkan lingkungan yang tepat untuk gangguan penglihatan, kriteria: respon kognitif, standar: lingkungan yang tepat adalah penerangan cukup dan lantai rumah tidak licin
b)      Keluarga Tn. C dapat menciptakan lingkungan yang tepat untuk risiko gangguan penglihatan, kriteria: respon afektif, standar: ungkapan kesanggupan keluarga Tn. C untuk menciptakan lingkungan yang aman untuk risiko gangguan penglihatan
                             Perencanaan:
a)      Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang lingkungan yang tepat untuk gangguan penglihatan
b)      Berikan penjelasan pada keluarga tentang lingkungan yang tepat untuk gangguan penglihatan
c)      Diskusikan dengan keluarga tentang lingkungan yang tepat untuk gangguan penglihatan dan modifikasi lingkungan
d)     Beri kesempatan pada keluarga untuk menjelaskan kembali tentang gangguan penglihatan dan modifikasi lingkungan
e)      Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang benar
5)      TUK 5: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dua minggu/tiga kali kunjungan keluarga Tn. C dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada untuk mengontrolkan gula darah secara teratur dan untuk konsultasi kesehatan dengan:
a)      Keluarga Tn. C dapat menyebutkan macam-macam pelayanan kesehatan, kriteria: respon kognitif, standar: macam-macam pelayanan kesehatan yaitu puskesmas, posyandu, rumah sakit dan praktek dokter swasta.
b)      Keluarga Tn. C dapat menjelaskan manfaat pelayanan kesehatan, kriteria: respon kognitif, standar: manfaat pelayanan kesehatan adalah untuk mengontrolkan kadar gula darahnya secara teratur dan dapat mendeteksi secara dini risiko komplikasi gangguan penglihatan
c)      Keluarga Tn. C bersedia memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada, kriteria: respon afektif, standar: ungkapan kesanggupan keluarga Tn. C untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan mengontrolkan gula darah Ny. T secara teratur serta mendeteksi dini risiko komplikasi gangguan penglihatan.
                        Perencanaan:
a)Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang macam-macam  pelayanan kesehatan serta manfaatnya
b)      Berikan penjelasan pada keluarga tentang macam-macam pelayanan kesehatan serta manfaatnya
c)Diskusikan dengan keluarga tentang macam-macam pelayanan kesehatan serta manfaatnya
d)     Beri kesempatan pada keluarga untuk menjelaskan kembali tentang macam-macam pelayanan kesehatan serta manfaatnya
e)Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang benar dan ungkapan kesanggupan untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan.

D.    Implementasi
Implementasi keperawatan keluarga dilakukan pada:
1.      Hari Sabtu, 24 Mei 2014
            Diagnosa 1: pukul 15.00: mengkaji keluhan pasien, respon subjektif: Ny. T mengatakan badannya lemas setelah banyak beraktivitas, respon objektif: Ny. T terlihat lemas. Pukul 15.10: mengkaji tanda-tanda vital, respon subjektif: Ny. T mengatakan sudah menderita DM selama 13 tahun, respon objektif: TD= 150/90 mmHg, N=80x/menit, RR= 22x/menit, S=36,50C, GDS= 390 mg/dl. Pukul 15.20: mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit DM, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan DM adalah penyakit gula, respon objektif: keluarga Ny. T belum tahu. Pukul 15.30: menanyakan pada keluarga Ny. T tentang cara perawatan DM, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan cara perawatan DM dengan cara mengurangi konsumsi gula berlebih dan melakukan aktivitas, respon objektif: keluarga Ny. T menjawab perawatan DM dengan cara mengurangi konsumsi gula berlebih dan melakukan aktivitas. Pukul 15.45: memberikan informasi kepada keluarga tentang sarana pelayanan kesehatan, respon subjektif: keluarga Ny. T menyebutkan sarana pelayanan kesehatan meliputi puskesmas, rumah sakit dan praktek dokter swasta, respon objektif: keluarga Ny. T menjawab sarana pelayanan kesehatan meliputi puskesmas, rumah sakit, dan praktek dokter swasta.
            Diagnosa 2: pukul 16.00: mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi DM gangguan penglihatan, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan belum tahu komplikasi DM gangguan penglihatan, respon objektif: keluarga Ny. T belum tahu. Pukul 16.05: mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang cara mencegah DM gangguan penglihatan, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan belum tahu cara mencegah komplikasi DM gangguan penglihatan, respon objektif: keluarga Ny. T mengatakan belum tahu.
2.      Hari Rabu, 28 Mei 2014
            Diagnosa 1: pukul 15.30: mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang cara mencegah komplikasi DM, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan belum tahu cara mencegah komplikasi DM, respon objektif: keluarga Ny. T belum tahu. Pukul 15.45: mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang manfaat lingkungan yang sehat dan modifikasinya, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan manfaat lingkungan yang sehat yaitu agar terbebas dari penyakit, respon objektif: keluarga Ny. T mengetahui manfaat lingkungan yang sehat.
            Diagnosa 2: pukul 15.50: memberikan penjelasan pada keluarga tentang manfaat lingkungan yang sehat, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan sudah paham manfaat lingkungan yang sehat yaitu meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarga, respon objektif: keluarga Ny. T mendengarkan dan memperhatikan. Pukul 15.55: mendiskusikan dengan keluarga tentang manfaat lingkungan yang sehat, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan manfaat lingkungan yang sehat yaitu meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarga, respon objektif: keluarga Ny. T tidak ada yang bertanya. Pukul 16.00: memberikan kesempatan keluarga untuk menjelaskan ulang manfaat lingkungan yang sehat, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan manfaat lingkungan yang sehat yaitu meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarga, respon objektif: keluarga Ny. T dapat menjelaskan manfaat lingkungan yang sehat.
3.      Hari Rabu, 4 Juni 2014
            Diagnosa 1: pukul 10.00 mengkaji tingkat pengetahuan keluarga Ny. T tentang pengertian, penyebab dan tanda gejala DM, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan DM adalah penyakit gula dan tanda gejalanya adalah badannya lemas dan sering kencing, respon objektif: keluarga Ny. T menjawab sesuai pengetahuan yang dimiliki. Pukul 10.05: memberikan penjelasan pada keluarga Ny. T tentang pengertian, penyebab dan tanda gejala DM, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan DM adalah peningkatan gula darah, penyebabnya adalah keturunan dan  pola makan, tanda gejala DM adalah lemas, mudah lapar, mudah haus, sering kencing dan luka sukar sembuh, respon objektif: keluarga Ny. T sudah paham tentang pengertian, penyebab dan tanda gejala DM. Memberikan penjelasan pada keluarga tentang komplikasi DM, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan komplikasi DM adalah stroke, serangan jantung, gangguan mata dan gangguan syaraf, respon objektif: keluarga Ny. T sudah paham komplikasi DM. Pukul 10.10: memberikan penjelasan pada keluarga tentang cara perawatan DM, respon subjektif: keluarga    Ny. T mengatakan cara perawatan DM dengan cara mengurangi konsumsi gula berlebih, olahraga dan kontrol gula darah secara teratur dan minum obat, respon objektif:  keluarga Ny. T sudah paham cara perawatan DM. Pukul 10.35: mendemonstrasikan makanan yang dianjurkan dan dibatasi untuk penderita DM, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan makanan yang dibatasi adalah makanan yang manis, respon objektif: keluarga Ny. T dapat memilih atau membedakan makanan yang dianjurkan dan dibatasi untuk penderita DM.
            Diagnosa 2: pukul 10.30: mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang sarana pelayanan kesehatan, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan biasanya mengontrol gula darahnya ke praktek dokter swasta, respon objektif: keluarga Ny. T belum memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat yaitu posyandu lansia. Pukul 16.00: mengkaji TTV, respon subjektif: Ny. T mengatakan badannya sudah tidak lemas, respon objektif: TD= 150/90 mmHg, N=84x/menit, RR=22x/menit, S=36,20C, GDS= 250 mg/dl. Pukul 16.15: menganjurkan keluarga Ny. T untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdekat untuk mengontrol gula darahnya, respon subjektif: keluarga Ny. T mengatakan akan mengontrol gula darahnya secara teratur tiap bulan ke posyandu, respon objektif: keluarga Ny. T bersedia untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat.

E.     Evaluasi
1.      Hari Sabtu, 24 Mei 2014
            Diagnosa 1: pukul 16.15: subjektif: TUK 1: keluarga Ny. T mengatakan DM adalah penyakit gula, keluarga Ny. T mengatakan belum mengetahui penyebab DM, keluarga Ny. T mengatakan tanda gejala DM adalah badannya lemas dan sering kencing, TUK 2: keluarga Ny. T mengatakan belum tahu komplikasi DM, keluarga Ny. T mengatakan belum bisa mengambil keputusan untuk mencegah komplikasi DM, TUK 3: keluarga Ny. T mengatakan cara merawat anggota keluarga yang sakit DM dengan cara mengurangi konsumsi gula berlebih dan melakukan aktivitas, TUK 4:  keluarga Ny. T mengatakan belum bisa memodifikasi lingkungan yang sehat untuk penderita DM, TUK 5: keluarga Ny. T mengatakan jika periksa gula darah ke praktek dokter swasta. Objektif: TUK 1: keluarga Ny. T menjawab sepengetahuannya, pendidikan keluarga Ny. T SD, TUK 2: keluarga Ny. T belum tahu komplikasi DM, keluarga Ny. T belum bisa mengambil keputusan untuk mencegah komplikasi DM, TUK 3: keluarga Ny. T sudah bisa merawat anggota keluarga yang sakit DM dengan cara mengurangi konsumsi gula berlebih dan melakukan aktivitas, TUK 4: keluarga Ny. T belum bisa memodifikasi lingkungan yang sehat untuk penderita DM, TUK 5: keluarga Ny. T belum memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdekat yaitu puskesmas dan posyandu. Analisa: masalah belum teratasi. Planning: intervensi dilanjutkan: TUK 1: intervensi nomor 2-5, TUK 2: intervensi nomor 1-5, TUK 3: intervensi nomor 2-5, TUK 4: intervensi nomor 1-5, TUK 5: intervensi nomor 1, 3, 4 dan 5.
            Diagnosa 2: pukul 16.30: subjektif: TUK 1: keluarga Ny. T mengatakan belum mengetahui komplikasi DM gangguan penglihatan, TUK 2: keluarga Ny. T mengatakan belum mengetahui komplikasi gangguan penglihatan dan belum bisa mengambil keputusan untuk mencegah komplikasi gangguan penglihatan, TUK 3: keluarga Ny. T mengatakan belum tahu cara merawat anggota keluarga yang menderita komplikasi DM gangguan penglihatan, TUK 4: keluarga Ny. T mengatakan belum bisa memodifikasi lingkungan yang sehat untuk gangguan penglihatan, TUK 5: keluarga Ny. T mengatakan jika periksa gula darah ke praktek dokter swasta. Objektif: TUK 1: keluarga Ny. T belum mengetahui komplikasi DM gangguan penglihatan, TUK 2: keluarga Ny. T belum mengetahui komplikasi gangguan penglihatan dan belum bisa mengambil keputusan untuk mencegah komplikasi gangguan penglihatan, TUK 3: keluarga Ny. T belum tahu cara merawat anggota keluarga yang menderita komplikasi DM gangguan penglihatan, TUK 4: keluarga Ny. T belum bisa memodifikasi lingkungan yang sehat untuk gangguan penglihatan, TUK 5: keluarga Ny. T belum bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat yaitu puskesmas dan posyandu. Analisa: masalah belum teratasi. Planning: intervensi dilanjutkan: TUK 1: intervensi nomor 2-5, TUK 2: intervensi nomor 2-5, TUK 3: intervensi nomor 1-5, TUK 4: intervensi nomor 1-5, TUK 5: intervensi nomor 1-5.
2.      Hari Rabu, 28 Mei 2014
            Diagnosa 1: pukul 16.10: subjektif: TUK 1: keluarga Ny. T mengatakan DM adalah penyakit gula, keluarga Ny. T mengatakan belum mengetahui penyebab DM, keluarga Ny. T mengatakan tanda gejala DM adalah badannya lemas dan sering kencing, TUK 2: keluarga Ny. T mengatakan belum tahu komplikasi DM, keluarga Ny. T mengatakan belum bisa mengambil keputusan untuk mencegah komplikasi DM, TUK 3: keluarga Ny. T mengatakan cara merawat anggota keluarga yang sakit DM dengan cara mengurangi konsumsi gula berlebih dan melakukan aktivitas, TUK 4:  keluarga Ny. T mengatakan manfaat lingkungan yang sehat dapat meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarga, TUK 5: keluarga Ny. T mengatakan jika periksa gula darah ke praktek dokter swasta. Objektif: TUK 1: keluarga Ny. T menjawab sepengetahuannya, pendidikan keluarga Ny. T SD, TUK 2: keluarga Ny. T belum tahu komplikasi DM, keluarga Ny. T belum bisa mengambil keputusan untuk mencegah komplikasi DM, TUK 3: keluarga Ny. T sudah bisa merawat anggota keluarga yang sakit DM dengan cara mengurangi konsumsi gula berlebih dan melakukan aktivitas, TUK 4: keluarga Ny. T dapat menyebutkan manfaat lingkungan sehat yaitu meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarga, TUK 5: keluarga Ny. T belum memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdekat yaitu puskesmas dan posyandu. Analisa: masalah teratasi sebagian. Planning: intervensi dilanjutkan: TUK 1: intervensi nomor 2-5, TUK 2: intervensi nomor 2-5, TUK 3: intervensi nomor 2-5, TUK 4: intervensi nomor 5, TUK 5: intervensi nomor 1, 3, 4 dan 5.
            Diagnosa 2: pukul 16.30: subjektif: TUK 1: keluarga Ny. T mengatakan belum mengetahui komplikasi DM gangguan penglihatan, TUK 2: keluarga Ny. T mengatakan belum mengetahui komplikasi gangguan penglihatan dan belum bisa mengambil keputusan untuk mencegah komplikasi gangguan penglihatan, TUK 3: keluarga Ny. T mengatakan belum tahu cara merawat anggota keluarga yang menderita komplikasi DM gangguan penglihatan, TUK 4: keluarga Ny. T mengatakan manfaat lingkungan yang sehat adalah meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarga, TUK 5: keluarga Ny. T mengatakan jika periksa gula darah ke praktek dokter swasta. Objektif: TUK 1: keluarga Ny. T belum mengetahui komplikasi DM gangguan penglihatan, TUK 2: keluarga Ny. T belum mengetahui komplikasi gangguan penglihatan dan belum bisa mengambil keputusan untuk mencegah komplikasi gangguan penglihatan, TUK 3: keluarga Ny. T belum tahu cara merawat anggota keluarga yang menderita komplikasi DM gangguan penglihatan, TUK 4: keluarga Ny. T menyebutkan manfaat lingkungan yang sehat adalah meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarga, TUK 5: keluarga Ny. T belum bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat yaitu puskesmas dan posyandu. Analisa: masalah teratasi sebagian. Planning: intervensi dilanjutkan: TUK 1: intervensi nomor 2-5, TUK 2: intervensi nomor 2-5, TUK 3: intervensi nomor 1-5, TUK 4: intervensi nomor 5, TUK 5: intervensi nomor 1-5.
3.      Hari Rabu, 4 Juni 2014
            Diagnosa 1: pukul 17.00: subjektif: TUK 1: keluarga Ny. T mengatakan DM adalah peningkatan gula darah, penyebabnya adalah keturunan dan  pola makan, tanda gejala DM adalah lemas, mudah lapar, mudah haus, sering kencing dan luka sukar sembuh, TUK 2: keluarga Ny. T mengatakan komplikasi DM adalah stroke, serangan jantung, gangguan mata dan gangguan syaraf, TUK 3: keluarga Ny. T mengatakan cara perawatan DM dengan cara mengurangi konsumsi gula berlebih, olahraga dan kontrol gula darah secara teratur dan minum obat, TUK 4: keluarga Ny. T mengatakan manfaat lingkungan yang sehat adalah meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarga, TUK 5: keluarga Ny. T mengatakan akan mengontrol gula darahnya secara teratur tiap bulan ke posyandu. Objektif: TUK 1: keluarga Ny. T menyebutkan pengertian, penyebab, dan tanda gejala DM, TUK 2: keluarga Ny. T dapat menyebutkan komplikasi DM, TUK 3: keluarga Ny. T dapat merawat anggota keluarga yang sakit DM, TUK 4: keluarga Ny. T menyebutkan manfaat lingkungan yang sehat adalah meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarga, TUK 5: keluarga Ny. T sudah bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat yaitu posyandu lansia. Analisa: masalah teratasi. Planning: intervensi dihentikan.

            Diagnosa 2: pukul 17.15: subjektif: TUK 1: keluarga Ny. T mengatakan gangguan penglihatan adalah pandangan kabur dan fungsi penglihatan menurun, TUK 2: keluarga Ny. T mengatakan komplikasi gangguan penglihatan adalah kebutaan, TUK 3: keluarga Ny. T mengatakan belum bisa merawat anggota keluarga yang sakit gangguan penglihatan, TUK 4: keluarga Ny. T mengatakan manfaat lingkungan yang sehat adalah meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarga, TUK 5: keluarga Ny. T mengatakan periksa gula darah ke fasilitas kesehatan terdekat yaitu posyandu lansia. Objektif: TUK 1: keluarga Ny. T sudah tahu gangguan penglihatan, TUK 2: keluarga Ny. T sudah tahu komplikasi gangguan penglihatan, TUK 3: keluarga Ny. T belum bisa merawat anggota keluarga yang sakit gangguan penglihatan, TUK 4: keluarga     Ny. T dapat menyebutkan manfaat lingkungan sehat yaitu meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarga, TUK 5: keluarga Ny. T dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat yaitu posyandu lansia. Analisa: masalah teratasi sebagian. Planning: intervensi dilanjutkan: TUK 3: intervensi nomor 1-5.